yg jelas ketauan cara main polisi, yg penting gebukin dulu, benar salah urusan belakangan, yg penting ada atasan yg ngurusin :batabig
RK cuma menyampaikan aspirasi masyarakat jabar yg melakukan unjuk rasa, bukan menolak.. ini hal yg sudah seharusnya, mengingat fungsi DPR untuk menyampaikan suara masyarakat di Dapilnya sudah tdk berjalan, krn kewajiban mengikuti suara partai (Dewan Perwakilan Partai)
klo memang demo/unjuk rasa dianggap tidak mewakili keinginan rakyat, lantas harus dgn cara apalagi rakyat menyerukan suaranya?
wajar mereka menyampaikan aspirasi rakyat, krn mereka dipilih oleh rakyat, bukan plesiden. hal yg sama harusnya berlaku untuk DPR, seharusnya setiap keputusan yg diambil berdasarkan aspirasi pemilihnya di wilayah pemilihannya masing2, sayangnya skrg DPR bukan lagi Dewan Perwakilan Rakyat, tapi Dewa
kalo masyarakat yg nolak disebut hoax krn blm baca draft final nya, apa Pak Polisi ini ga hoax krn udah baca draft finalnya? denger2 anggota dpr aja blm dpt tu draft finalnya, jangan2 semua berita yg beredar dari yg nolak sampe yg dukung hoax semua krn sama2 blm ada yg baca draft finalnya...
Gentayaumal Mamien90 a.dirnt tenaga kerja ber-skill tidak layak dibayar upah minimum krn sudah masuk golongan tenaga ahli/terampil kakak
No. 1 pesangon memang ada tapi yg diatur malah jumlah maksimalny, bukan minimalnya. pasal 156 ayat 2 mengatur jumlah maksimal pesangon, bukan mengatur jumlah minimal. jadi ga ada batas bawah, mau dikasih serebu jg ga menyalahi aturan.
pasal 156 ayat 2 (pesangon) dan ayat 3 (uang penghargaan masa kerja) mengatur jumlah maksimal nya, bukan mengatur jumlah minimal. jadi ga ada batas bawah, mau dikasih serebu jg ga menyalahi aturan.