KOMUNITAS
KASKUS
51
244
https://www.kaskus.co.id/thread/6072f79d5e06dd480f1fa5eb/jodoh-untuk-mantan

Jodoh Untuk Mantan

Jodoh Untuk Mantan



Quote:


Kisah ini terinspirasi dari seorang teman yang memiliki mantan terindah, bukan terindah kali, kalau terindah ya mestinya nggak akan putus. Setelah sama-sama membina rumah tangga sekian tahun, mantan Rayyan kembali ke kota asalnya, kalau Rayyan dan istrinya hidup bahagia dengan putri cantiknya, berbeda dengan Chacha mantannya yang bahtera rumah tangganya harus karam diterjang ombak, Chacha kembali dan statusnya adalah janda tanpa anak. Chacha ingin bertemu dengan Rayyan, dia ingin berbagi cerita sedihnya dengan sang mantan, pada saat itu Sheryn istri Rayyan sedang keluar kota bersama Sisi putrinya, menjenguk Kakeknya di Rumah Sakit tanpa Rayyan yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.

Rayyan merasa tidak enak hati untuk menolak pertemuan dengan sang mantan. Ada apa sebenarnya? Apakah sebenarnya Rayyan masih mencintai Chacha? Lalu bagaimana dengan Sheryn? Apakah hatinya tidak akan terluka ketika suami yang dicintainya bertemu dengan sang mantan yang ternyata sudah menjadi janda? Apakah Chaha adalah ancaman terbesar bagi keluarga kecil Sheryn? Mengingat orang tua Chacha mempercayakan Rayyan untuk mencarikan jodoh buat Chacha. Ketika ditanya sang Papa, Chacha sendiri menginginkan calon suami yang seperti Rayyan.

Temukan jawabannya di "Jodoh Untuk Mantan."

Bab 1. Pertemuan Dengan Sang Mantan

Sebenarnya Chacha ingin bertemu dengan Rayyan di Cafe Kenez, di mana tempat itu adalah tempat di saat Rayyan dulu mengungkapkan perasaannya pada wanita itu, saat pertama kali Rayyan menggenggam tangannya, dengan mata menatap penuh harap agar cintanya tidak mendapat penolakan, bayangan kenangan manis itu berkelebat di mata bening Chacha, hatinya gerimis mengingat peristiwa bersejarah dalam hidup wanita itu, tapi dengan cara halus Rayyan menolak. Awalnya sih Rayyan oke-oke saja dengan usul Chaca tapi begitu Laki-laki bermata sipit itu mengutarakan niatnya pada sang Ibu wanita itu, melarangnya.

Ibunya tahu kalau Chacha adalah cinta masa lalu Rayyan, walaupun di lubuk hati ibunya masih tetap menyayangi Chacha, wanita itu takut masih ada benih-benih cinta antara anak lelakinya dengan sang mantan, ada Sheryn sekarang diantara mereka.

"Ibu, ayolah jangan kuno, aku dan Chacha nggak akan ngapa-ngapain, kami cuma akan ketemu dan ngobrol-ngobrol saja," nego Rayyan pada ibunya.
Wanita yang sudah mengenal asam garam kehidupan itu, menarik sudut bibirnya, melengkungkan senyum pada sang anak, senyum yang tanpa basa-basi, sebuah senyuman yang terdapat ketidakpercayaan pada anak lelakinya.

"Ibu tidak percaya padaku?" tanya lelaki itu lagi.

"Apakah ibu harus mempercayai mantan berandalan ini?" tanya ibunya sambil menjewer telinga sebelah kanan anak lelakinya itu.

"Aduh Bu, sakit tahu." Rayyan mengaduh sambil mengusap telinganya. Ia tidak habis pikir, ibunya masih saja menganggap sebagai anak kemarin sore, padahal Rayyan sudah menjadi seorang ayah.

"Tidak ada Cafe Kenez, yang ada ruang tamu di rumah ibu!"

Selesai berkata begitu wanita yang telah melahirkan Rayyan itu meninggalkannya sendirian di ruang tengah. Maksud hati ingin meminta pendapat ibunya agar direstui bertemu dengan Chacha, perjalanan satu jam dari rumahnya ternyata tidak membawa hasil. Bagaimanapun Rayyan tidak mungkin menemui Chacha tanpa memberitahu Ibunya, karena Sheryn sedang tidak ada di rumah. Walaupun sebelum Sheryn pergi hubungannya sedang tidak baik-baik saja dengan sang istri, semua itu karena istrinya sudah melanggar larangannya.

Rayyan marah ketika tahu putri kecilnya diikutkan lomba fashion, berlenggak-lenggok di atas panggung dengan dandanan yang seperti gadis remaja, padahal Sisi baru berumur lima tahun. Sedangkan Sheryn merasa tidak bersalah karena Sisi memiliki bakat, apalagi didukung dengan kecantikan gadis kecil itu yang mewarisi wajah putih bersih sang mama. Sampai pada akhirnya Sisi meraih juara dan pulang membawa piala. Itu membuat Rayyan murka, begitu melihat piala itu dadanya bergemuruh, menahan marah yang melanda seketika, tapi demi tidak bertengkar di hadapan putrinya Rayyan hanya bisa diam meredam amarahnya.

Ting!

Sebuah pesan masuk melalui ponselnya, Rayyan menggeser layar, ada pesan dari Chacha.

"Ray, bentar lagi aku jalan."
"Oke, hati-hati di jalan."

Rayyan membaca pesan dari Chacha bibirnya menyungging senyum, dibaca sekali lagi pesan itu, kemudian terdengar dia tertawa kecil.

Chacha ... benar kamu mau jalan ke sini? Emang kaki jenjangmu itu nggak bakalan capek apa hehehehe.

Rayyan benar-benar aneh, mana mungkin Chacha mau jalan kaki menemuinya ada-ada saja. Rayyan membalas pesan Chacha, kalau pertemuan di Cafe Kenez terpaksa dibatalkan karena tidak mendapat ijin dari ibunya. Saking jujurnya Rayyan dia menceritakan kejadian barusan pada wanita itu.

Chacha memakluminya, dan wanita itu setuju untuk bertemu di rumah orang tua Rayyan, dia juga kangen dengan wanita yang telah gagal menjadi mertuanya, ya kegagalannya karena putusnya hubungan Chacha dan Rayyan.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil berhenti di halaman, Rayyan langsung membuka pintu sebelum tamunya mengetuk pintu itu, sebagai lelaki ternyata sigap juga dia, yaiyalah sigap karena mau bertemu dengan mantannya.

Rayyan mundur beberapa langkah begitu melihat penampilan Chacha, wanita itu masih cantik seperti saat sepuluh tahun diputuskannya, wajahnya sedikit tirus, mungkin karena berbagai masalah yang dihadapinya, sebenarnya dia ingin memeluk wanita itu tapi suara batuk dari belakangnya mengingatkan Rayyan, untuk tidak berbuat macam-macam.


Bersambung
profile-picture
profile-picture
profile-picture
ayyaayu dan 18 lainnya memberi reputasi
Diubah oleh trifatoyah
17
Bab 2. Kehadiran Chacha

Setelah berbasa-basi sebentar Chacha dipersilakan masuk, wanita itu menjabat Ibu Rayyan, mencium punggung tangannya, menarik nafasnya dalam, matanya mengembun, rasa kangen sudah bertahun lamanya tidak bertemu.

"Ibu, apa kabar?" bertanya Chacha kemudian memeluk wanita itu.

Ibu Rayyan membalas pelukannya, mengusap rambut sebahu milik Chacha, wanita tua itu tahu, kalau Chacha baru saja mengalami beberapa masalah, sampai rumah tangganya runtuh, tak bisa dipertahankan lagi.

"Alhamdulillah baik, Nak."

Ibu Rayyan tidak menanyakan kabar Chacha karena dia sudah tahu sedikit cerita tentangnya dari anak lelakinya. Rayyan menatap datar ke arah Chacha, menarik nafasnya dalam-dalam, entah apa yang berkecamuk di pikirannya. Yang jelas dia mulai berfikir, apa kurangnya kehidupan Chacha sampai rumah tangganya karam?

Mereka bertiga duduk di ruang makan, Ibu Rayyan telah masak spesial untuk menyambut kehadiran Chacha, ada beberapa makanan kesukaan wanita itu gulai kambing dengan santan encer, sambal kecap, acar mentimun yang dipadukan dengan wortel dan juga krupuk bawang, tidak ketinggalan udang tepung. Dan Fiks semua makanan yang dihidangkan untuk wanita cantik di depab Rayyan adalah makanan yang tidak disukai anak lelakinya, makanan yang bisa membuat badannya gatal-gatal karena alergi.

Rayyan memanyunkan bibirnya, bagaimana mungkin ibunya menyediakan menu masakan yang jelas-jelas tidak disukainya? Hanya tersedia beberapa potong tempe goreng untuknya, ini tidak adil, teriak hati laki-laki itu.

"Bu, apa hari ini ibu baik-baik saja?" tanya Rayyan dengan sedikit kesal.

"Ya, ibu baik-baik saja "

"Bu, mengapa ibu hanya memasak, masakan kesukaan Chacha? Ibu benar-benar ..."

Belum sempat Rayyan melanjutkan kata-katanya ibunya berdiri, membuka pintu lemari di dekat meja makan, dan mengeluarkan Ayam saus tomat kesukaannya, tidak pedas dan sedikit ada rasa manis-manisnya. Rayyan mengulum senyum di bibirnya, dari sorotan matanya dia mengucapkan ribuan kata terima kasih.

Mereka bertiga makan dengan pikiran masing-masing, Ibu Rayyan tidak menyangka jalinan cinta antara anak lelakinya dan wanita cantik di hadapannya ini bakalan putus di tengah jalan, dia ingat sekali kalau Chacha adalah wanita yang baik, rajin dan pintar memasak, teringat beberapa kali Chacha dengan tidak segan segan membantunya menghidangkan menu makanan, tangannya yang ramping itu seakan sudah terlatih saat meracik bumbu dapur.

"Ibu kalau suatu hari nanti, aku dan Rayyan menikah, akan aku buatkan makanan yang selalu spesial untuknya."

"Iya, Nak. Tapi ingat jangan yang pedas."

"Nggak dong Bu, Rayyan itu nggak bisa makan pedas "

"Aku percaya kalau Rayyan menikah denganmu makanannya pasti terjaga."

"Tidak akan kubiarkan dia makan-makanan di luar, kalau perlu akan aku bawakan dia bekal kalau berangkat ke kantor, atau kalau tidak akan aku samperin ke kantornya dengan makanan terenak buatan tanganku, Bu."

Ibu Rayyan tersenyum, mengelus punggung Chacha dengan tangannya, betapa besar harapan wanita itu pada anak lelakinya, iya hanya bisa berdoa, semoga harapan wanita di depannya ini bisa segera terwujud.

Tapi ... kembali ibu Rayyan menoleh kenyataan, kalau anak lelakinya belum bekerja, belum bisa berpenghasilan, sedangkan dia anak konglomerat di kota ini, apa mungkin keinginan itu akan terwujud? Perbedaan ekonomi yang antara bumi dan langit. Apa nanti yang akan terjadi dengan anak lelakinya? Berfikir seperti itu, Ibu Rayyan memejamkan matanya, menggigit bibirnya, sebenarnya kehidupan keluarganya bukan serba kekurangan boleh dibilang keluarga sederhana, tapi bila dibandingkan dengan keluarga Chacha?

Sementara pikiran Chacha melayang pada sepuluh 11 tahun silam, saat Rayyan memutuskan dirinya. Seperti dihantam kilat yang langsung menyambar jantungnya. Rayyan laki-laki yang mengungkapkan cintanya dengan sedikit kata-kata romantis itu tega mematahkan ranting yang tengah bersemi. Sebelum keduanya mengikrarkan untuk menjadi sepasang kekasih, keduanya adalah sahabat dari kecil.

Rayyan adalah penjaga Chacha dari kecil, dari tangan anak laki-laki yang sering mengganggunya, apalagi Chacha yang berkulit putih, berhidung bangir, bibirnya tipis merah merona walaupun tanpa sapuan lipstik itu, memang membuat teman-teman lelakinya menyukai Chacha, apalagi Chacha adalah wanita yang pintar bergaul dan penyayang, suka membaw permen dan coklat ke sekolah dan membagi-bagikan pada temannya.

"Cha, terima kasih coklatnya," kata Rinta dan beberapa temannya.

"Sama-sama."

"Cha aku mau lho jadi pacarmu, karena kamu punya banyak coklat." Edo berkata sambil memasukkan coklat kedalam mulutnya. Anak lelaki kelas lima SD idengan mata coklat itu terus saja mengikuti Chacha.

"Cie Edo naksir Chacha ya ...." goda teman-teman yang lainnya.

Wajah ChaCha bersemu merah saat teman-teman meledeknya, ingin rasanya dia memplester mulut Edo yang terus menggodanya. Waktu itu Rayyan datang dengan muka cemberut, karena coklat di tangan Chacha sudah habis.

"Kenapa kamu cemberut, Ray?" tanya Chacha sambil melebarkan jendela matanya.

"Aku mau coklatnya!" jawab Rayyan singkat, sambil ekor matanya melirik sengit ke arah Edo. Bisa-bisanya Edo mendapatkan coklat sebanyak itu dari Chacha.

"Di rumah masih banyak, kata Mamaku kamu boleh main ke rumah aku, nanti aku kasih coklat yang banyak."

"Tidak, terima kasih. Aku tidak mau ke rumah mu."

Berkata begitu Rayyan meninggalkan Chacha. Tidak mungkin dia ke rumah Chacha hanya untuk meminta coklat, bagaimana nanti kata ibunya.

Rayyan memutuskan ChaCha gara-gara status sosial dan ekonomi, itu yang membuat Chacha tidak terima, sampai dia menikahpun rasanya tetap tidak terima.

"Ray, aku tidak minta terlahir dari rahim seorang ibu yang kaya. Aku tidak pernah meminta pada Tuhan untuk ditempatkan di tengah keluarga yang kaya, aku tidak pernah memintanya." Mata Chacha memerah, terpejam merasakan sakit sampai ke ulu hatinya. Dia berusaha untuk tidak menangis, tapj tetap tidak bisa, perpisahan itu terasa begitu menyakitkan.

"Maafkan aku Cha, itu kenyataan yang harus aku jalani, keluargaku tidak merestui hubungan kita ...."

"Dan kamu menyerah begitu saja?"

"Bukan begitu, kata Ayah dan Ibuku, menikahlah dengan keluarga yang sepadan."

"Aku sudah bilang, aku tidak minta dilahirkan dii tengah-tengah keluarga yang kaya!"

"Mungkin kita bisa jadi sahabat."

"Semudah itu?"

"Maaf sekali lagi ..."

"Apa karena ada Sheryn di antara kita?"


Bersambung
profile-picture
profile-picture
profile-picture
pulaukapok dan 7 lainnya memberi reputasi
Diubah oleh trifatoyah
profile picture
TS trifatoyah
KASKUS Plus
@pulaukapok hehehe mosok tamat
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
×
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved
Ikuti KASKUS di