Quote:
Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen anti China kini marak di India. Bahkan sejumlah cara kini dilakukan India untuk "menghukum" tetangganya itu.
Sebagaimana ditulis Bloomberg, boikot barang China kini jadi topik utama di Bollywood. Setali tiga uang, pemerintah juga disebut tengah membahas aturan agar tak tergantung produk China.
Sumber media itu, pekan lalu mengatakan Biro Standar India yang dikelola negara tengah menggodok norma-norma baru untuk 370 produk yang selama ini bergantung pada China. Agar kesemuanya bisa dipenuhi secara lokal tanpa impor.
Produk tersebut meliputi bahan kimia, baja, elektronik, mesin berat, furnitur, kertas, mesin industri. Ada juga barang karet, kaca, barang logam, farmasi, pupuk dan mainan plastik. Badan itu juga menggodok kenaikan bea impor untuk produk-produk China. Seperti furnitur, kompresor untuk AC dan komponen mobil.
"Proposal sedang dievaluasi oleh Kementerian Keuangan," tulis media itu.
Produk tersebut meliputi bahan kimia, baja, elektronik, mesin berat, furnitur, kertas, mesin industri. Ada juga barang karet, kaca, barang logam, farmasi, pupuk dan mainan plastik. Badan itu juga menggodok kenaikan bea impor untuk produk-produk China. Seperti furnitur, kompresor untuk AC dan komponen mobil.
"Proposal sedang dievaluasi oleh Kementerian Keuangan," tulis media itu.
Quote:
Tekanan terhadap China juga akan dilakukan dengan inspeksi ketat termasuk dalam pengujian produk. Persyaratan sertifikasi mutu juga akan ditingkatkan ke produk China.
Dikutip dari AFP, barang-barang buatan China, termasuk beberapa bahan baku penting bagi perusahaan farmasi India, mulai menumpuk di pelabuhan dan bandara India. "Pemeriksaan pabean dilakukan dengan lebih ketat," tulis laporan media lokal.
Perdagangan kedua negara bernilai US$ 90 miliar. Di mana India mencatat defisit perdagangan ke China hingga US$ 50 miliar.
Sementara hotel-hotel utama di New Delhi juga melarang tamu-tamu asal China masuk. Sekitar 75.000 kamar hotel di ibukota sudah berkomitmen menolak warga China.
"Kenapa kita harus membiarkan mereka menghasilkan uang dari kita," kata Presiden Asosiasi Delhi Hotel dan Restoran, Sandeep Khandelwal. Asosiasi ini juga mengatakan hotel India mendukung penghentian produk-produk China.
Produk eS E N S O Rmerce seperti eletronik di India, juga harus menampilkan asal barang yang dijual. Hal senada juga diwajibkan dilakukan ke semua penjual di portal penjualan milik pemerintah GeM.
Xiaomi, ponsel asal China yang memiliki pasar besar di India, juga menutup logonya di toko-toko besar negara itu. Spanduk bertuliskan "Made in India" dipasang.
"Pejabat perusahaan mengatakan kepada kami, melakukan ini untuk melindungi dari pengunjuk rasa atau politisi yang dapat merusak properti karena sentimen anti-China sedang meningkat," kata pemilik satu toko Xiaomi di Mumbai bernama Jignesh.
"Tapi permintaan belum turun untuk smartphone sama sekali dan orang-orang masih membeli gadget ini.
Sebelumnya India dan China terlibat bentrok 15 Juni lalu di Lembah Galwan perbatasan Himalaya. Akibatnya 20 tentara India tewas dan ini menyebabkan kemarahan masyarakat negara Mahatma Gandhi.
S u m b e r