Kaskus

Entertainment

gathanibrahi794Avatar border
TS
gathanibrahi794
Gerbang Menuju Kosmos Menjelajahi Era Baru Wisata Luar Angkasa
Mimpi lama manusia untuk melayang di antara bintang-bintang kini perlahan berubah menjadi kenyataan komersial. Wisata luar angkasa bukan lagi domain eksklusif astronaut pemerintah. Ini adalah industri baru yang berkembang pesat. Perusahaan swasta yang berani dan ambisi para miliarder mendorongnya. Era baru ini menjanjikan pengalaman transformatif. Meskipun demikian, ia datang dengan tantangan besar, mulai dari harga yang fantastis hingga isu keberlanjutan.
Artikel ini akan mengulas perkembangan, harga, dan tantangan yang menyertai mimpi wisata kosmos.
Tiga Pilar Utama Wisata Luar Angkasa
Saat ini, perjalanan ke luar angkasa bagi warga sipil terbagi menjadi tiga kategori utama. Setiap kategori menawarkan pengalaman dan tingkat risiko yang berbeda.
1. Penerbangan Suborbital (The Thrill Ride)
Penerbangan ini membawa wisatawan ke tepi luar angkasa. Mereka melintasi Garis Kármán (100 km), tetapi tidak mencapai orbit penuh mengelilingi Bumi.
[ul][li]Pemain Kunci: Virgin Galactic (pesawat SpaceShipTwo) dan Blue Origin (roket New Shepard).[/li][li]Pengalaman: Penumpang akan merasakan beberapa menit gravitasi nol (melayang). Mereka juga dapat melihat lengkungan Bumi yang biru kontras dengan kegelapan kosmos.[/li][li]Harga: Diperkirakan mulai dari USD 450.000 (sekitar Rp 7,2 miliar) per kursi untuk Virgin Galactic. Durasi perjalanan total sekitar 90 menit.[/li][/ul]2. Penerbangan Orbital (The Long Stay)
Jenis perjalanan ini jauh lebih kompleks. Ia membawa wisatawan ke orbit rendah Bumi (LEO), misalnya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Opsi lain adalah stasiun luar angkasa komersial masa depan.
[ul][li]Pemain Kunci: SpaceX (kapsul Crew Dragon, bekerja sama dengan Axiom Space) dan Roscosmos (Rusia).[/li][li]Pengalaman: Turis tinggal di luar angkasa selama beberapa hari atau minggu. Mereka berpotensi mengunjungi ISS, melakukan penelitian, atau sekadar menikmati pemandangan Bumi yang berputar di bawah.[/li][li]Harga: Jauh lebih mahal, mencapai puluhan juta dolar (35-55 juta) per kursi. Pasalnya, perjalanan ini melibatkan logistik dan waktu yang lebih lama.[/li][/ul]3. Wisata Balon Stratosfer (The View from the Edge)
Beberapa perusahaan, seperti Space Perspective, menawarkan pengalaman “tepi luar angkasa”. Mereka menggunakan balon udara raksasa yang terisi hidrogen.
[ul][li]Pengalaman: Wisatawan akan naik ke ketinggian sekitar 100.000 kaki (sekitar 30 km). Mereka dapat melihat kegelapan luar angkasa dan kelengkungan Bumi secara jelasNamun demikian, mereka tidak mengalami nol gravitasi penuh.[/li][li]Harga & Durasi: Relatif lebih “terjangkau” (125.000 hingga 700.000 per kursi). Durasi perjalanan total panjang (6-12 jam), tetapi dilakukan dalam kabin bertekanan yang mewah.[/li][/ul]Tantangan dan Harga yang Tidak Terjangkau
Meskipun kemajuan teknologi semakin pesat, industri ini menghadapi kendala signifikan. Ini membatasi aksesibilitasnya bagi mayoritas populasi dunia.
Pertama, Biaya: Harga tiket yang mencapai miliaran rupiah secara efektif membuat wisata luar angkasa hanya diakses oleh segelintir individu super kaya. Oleh karena itu, kritik sering muncul mengenai prioritas pengeluaran sumber daya. Namun, para pendukung berpendapat bahwa tahap awal yang mahal ini nantinya akan mendanai inovasi yang menurunkan biaya di masa depan. Ini mirip dengan sejarah penerbangan komersial.
Kedua, Risiko dan Pelatihan: Perjalanan luar angkasa tetap melibatkan risiko ekstrem. Calon turis harus menjalani pelatihan fisik dan darurat yang intensif. Ini untuk memastikan mereka siap menghadapi lingkungan gravitasi nol dan prosedur darurat.
Ketiga, Dampak Lingkungan: Peluncuran roket menimbulkan kekhawatiran lingkungan. Bahan bakar roket menghasilkan emisi tinggi. Maka dari itu, ada tekanan bagi perusahaan untuk mengembangkan propelan yang lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh, Space Perspective mengklaim menggunakan hidrogen terbarukan. Ini menunjukkan upaya menuju keberlanjutan.
Masa Depan yang Menjanjikan
Terlepas dari tantangan, masa depan wisata luar angkasa tampak cerah dan penuh ambisi.
[ul][li]Hotel Luar Angkasa: Perusahaan seperti Axiom Space merencanakan pembangunan stasiun luar angkasa komersial yang berfungsi sebagai hotel. Ini memungkinkan wisatawan tinggal di LEO selama berhari-hari. Kondisinya akan lebih nyaman daripada ISS.[/li][li]Perjalanan ke Bulan dan Mars: Di luar orbit Bumi, proyek seperti Starship milik SpaceX memiliki visi jangka panjang. Mereka menargetkan wisatawan ke orbit Bulan (wisata Circumlunar). Bahkan, mereka menargetkan Mars dalam beberapa dekade mendatang.[/li][li]Akses yang Lebih Luas: Seiring waktu dan meningkatnya frekuensi peluncuran, kompetisi antar perusahaan diharapkan akan menurunkan harga tiket suborbital. Dengan demikian, ini akan menjadi sebanding dengan perjalanan mewah lainnya di masa depan.[/li][/ul]Kesimpulannya, wisata luar angkasa bukan lagi fantasi, tetapi sebuah industri yang sedang dalam masa pertumbuhan. Ia menawarkan perspektif unik dan tak tertandingi tentang Bumi. Hal ini sering disebut sebagai “Efek Gambaran Besar” (Overview Effect). Efek ini dapat mengubah cara pandang manusia terhadap planet asalnya. Walaupun demikian, tantangan finansial dan teknis masih besar, tetapi inovasi terus-menerus memastikan bahwa gerbang menuju kosmos akan semakin terbuka lebar.

Gerbang Menuju Kosmos Menjelajahi Era Baru Wisata Luar Angkasa

smartsolutio197Avatar border
smartsolutio197 memberi reputasi
1
210
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan