Kaskus

News

shinsounAvatar border
TS
shinsoun
Elektabilitas Purbaya Lampaui Gibran dan Dedi Mulyadi: Ini Bisa Jadi Drama Politik
Elektabilitas Purbaya Lampaui Gibran dan Dedi Mulyadi: Ini Bisa Jadi Drama Politik

Elektabilitas Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang kini dikabarkan menyalip Gibran Rakabuming dan Dedi Mulyadi, mendadak jadi perbincangan publik.

Pengamat politik dan ekonomi, Heru Subagia mengatakan, kenaikan elektabilitas Purbaya bukan hanya fenomena politik biasa, tetapi bisa menjadi tanda munculnya skenario pengalihan isu dari pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Purbaya dalam konteks politik, komunikasi politik menempati survei elektabilitas di bawah Prabowo untuk jabatan calon presiden. Ini sebuah tantangan dan juga keresahan buat masyarakat dan juga entitas politik,” ujar Heru kepada fajar.co.id, Selasa (28/10/2025).

Heru menuturkan dirinya sependapat dengan Hasan Nasbi, yang menyebut gaya kepemimpinan Purbaya sebagai “koboi politik”.

Koboi Politik yang dimaksud, penuh manuver dan ide-ide spektakuler yang tampak heroik, namun sesungguhnya berisiko.

“Setidaknya saya setuju dengan pendapat Hasan Nasbi yang mengatakan bahwa kepemimpinan koboinya Purbaya tidak semata-mata mencerminkan dirinya," Heru menuturkan.


"Fakta yang telah dilakukan menjadi sebuah kejadian yang dibutuhkan dan diimpikan masyarakat, dan ini sangat berbahaya sekali,” tambahnya.

Dijelaskan Heru, Purbaya cenderung memainkan peran sebagai sosok penyelamat publik lewat berbagai ide besar yang dikemas menarik di hadapan masyarakat.


Namun di balik itu, ia menilai langkah-langkah tersebut dapat menjadi alat politik untuk menutupi kegagalan pemerintahan yang sedang berjalan.

“Purbaya lebih suka belanja manuver, melakukan gagasan dan ide-ide menurutnya spektakuler. Inilah gaya leadership koboi yang hanya mencerminkan urgensi kebutuhan-kebutuhan yang tanda petik mendesak,” jelasnya.

Heru bahkan menilai munculnya figur Purbaya sebagai isu sentral merupakan bagian dari strategi politik yang dirancang untuk mengalihkan sorotan publik dari sejumlah kegagalan kebijakan di pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Dengan adanya korelasi yang sangat tepat di awal prediksi saya bahwa Purbaya betul sebagai isu sentral, isu pilihan, dan isu pengalihan daripada banyaknya kegagalan-kegagalan yang melibatkan pemerintahan Prabowo-Gibran itu sendiri,” tegasnya.

Lebih lanjut, Heru menyebut masyarakat saat ini tengah dihibur dengan narasi-narasi politik yang menampilkan Purbaya sebagai sosok berani dan cerdas, namun sebenarnya hanya memainkan drama politik yang sistematis.

“Purbaya berhasil membius dan juga menjinakkan masyarakat dengan hiburan-hiburan yang memang saat ini diharapkan publik. Tapi pada dasarnya, ini hanya drama politik untuk menghindari persoalan sebenarnya,” kata Heru.

Ia pun mengingatkan, jika elektabilitas Purbaya benar-benar terus naik dan mendekati Prabowo, maka situasi ini bisa menjadi berbahaya bagi arah bangsa dan tujuan pemerintahan.

“Saran saya, boikot atau hentikan manuver-manuver Purbaya. Saya semakin yakin dengan tingkat elektabilitasnya yang hampir sama dengan Prabowo dan sudah mengalahkan Gibran dan Dedi Mulyadi, ini membahayakan terhadap tujuan dan manfaat kita bernegara dan berbangsa,” tegas Heru.

Heru bilang, politik seharusnya berorientasi pada solusi dan perbaikan, bukan sekadar pertunjukan isu yang meninabobokan masyarakat.

“Kita saat ini berada dalam kondisi resah dan membutuhkan solusi komprehensif, bukan kepiawaian dalam mengelola isu. Kalau ini terus dibiarkan, masyarakat akan terjebak dalam drama-drama sistemik,” kuncinya.

Sumber: https://fajar.co.id/2025/10/28/elekt...engalihan-isu/
nadiahumairoAvatar border
aldonisticAvatar border
aldonistic dan nadiahumairo memberi reputasi
2
596
55
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan