Sumber Gambar

Akhir-akhir ini memang sedang musimnya harta para ASN dan pejabat negara disorot oleh netizen. Banyak yang menguliti harta pejabat yang berujung pada pemeriksaan KPK. Tren ini bermula sejak kasus Mario Dandy yang menjadikan ayahnya sebagai korban pertama. Berlanjut dengan pejabat lain seperti Bea Cukai yang ikut diperiksa bahkan dipecat.

Saat kasus Bima dan Lampung ramai diperbincangkan, harta kekayaan pun tak lupa jadi sorotan. Mulai dari Kadinkes Lampung, sampai yang terbaru adalah harta sipir Lapas Rajabasa Lampung yang gemar flexing kekayaan. Bukan ingin mengait-ngaitkan, tapi lihat saja sendiri. Setiap ada kasus tertentu, masalah harta kerap kali disorot.

Kini sipir penjara pun ikut menjadi sorotan. Namanya Dhawank Delvi, sipir yang sudah bekerja cukup lama di Lapas Rajabasa yaitu sejak 2010. Dengan total sudah bekerja sepanjang satu dekade lebih. Foto-fotonya yang bergelimang harta disebar netizen di sosial media. Padahal ia sendiri hanya memiliki gaji 5 juta saja.


Sumber Gambar

Dhawank Delvi membagikan fotonya tengah memamerkan motor Harley Davidson miliknya. Lalu ia juga sempat umrah ke Mekkah dengan naik pesawat bintang lima yang mewah. Belum lagi fotonya yang berada di kolam berenang yang terlihat mahal. Dan yang paling super, kabarnya ia tengah memulai bisnis rumah sakit. Hebat, bukan? Dan harta kekayaannya tidak tercatat di LHKPN.

Kini usai gaya hidup mewah dan flexing-nya disebar, kabarnya ia sudah dicopot dari pekerjaannya. Sorta Delima Lumban Tobing yang menjabat sebagau Kepala Kantor Wilayah Kemenhukam Lampung sudah menegur sipir tersebut. Ia juga sudah menonaktifkan Dhawank dan akan melakukan pemeriksaan setelah hari kerja usai lebaran nanti.

Wah, Lampung ini cepat ya geraknya. Waktu Kadinkesnya disorot, Gubernur langsung beri teguran. Kini sipir penjara suka flexing gaji 5 juta disorot, Kemenhukam beri teguran. Tegas ya. Tapi ini benar-benar tegas atau “takut” nih? Maksudnya takut meresahkan masyarakat dengan gaya hidup pejabatnya yang dinilai tidak pantas.


Sumber Gambar

“Ya bisa saja itu dia punya usaha, makanya bisa hidup mewah! Jangan suudzon deh!”

Ya justru kalau memang yang besangkutan punya usaha, harus dibuktikan dong. Tidak perlu takut. Netizen juga sepertinya tidak sembarangan memviralkan harta orang, mereka juga pasti crosscheck dulu. Kalau tidak ditemukan sumber usaha tapi punya harta banyak ya patut dicurigai. Usaha apa selama ini bisa tajir melintir atau dapat bonus dari mana?

Indonesia sendiri cukup berpengalaman dengan kasus-kasus semacam ini dan tentu kita tidak mau kecolongan lagi. Untuk itulah dibuat KPK dan PPATK. Kalau kedua lembaga itu disebut terlalu mencurigai pejabat, maka sebenarnya mereka sedang menjalankan tugasnya. Memang begitulah seharusnya.

Dan kita sebagai rakyat atau netizen juga berperan serta dalam mengawasi hal semacam ini. Karena PPATK dan KPK tak bisa bekerja sendiri, buktinya adalah banyakna kasus yang bermula dari cuitan netizen. Dan hal itu perlu diapresiasi karena membantu kerja PPATK dan KPK tentunya.

Lagian pejabat dan penyelenggara negara kan punya kewajiban mencantumkan hartanya di LHKPN dan datanya bisa diakses oleh masyarakat. Jadi kalau tidak mau hartanya diekspos ya gak usah jadi pejabat gak sih?



Menurut kalian, wajarkah harta kekayaan Dhawank?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi