albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Seorang Ibu Kecewa, Kuliah Habis 12 Milyar Kerja Gaji 2,2 Juta ! Sekolah Untuk Kaya ?


Sebuah peristiwa yang cukup menarik perhatian dialami oleh seorang ibu asal Shandong, China. Ibu tersebut merasa sedih dan kecewa sebab telah berjuang mati-matian untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri bahkan telah menghabiskan Rp. 12 milyar tetapi setelah lulus dan bekerja malah hanya mendapat gaji sebesar Rp. 2,2 juta.

Kisah di atas menggambarkan betapa mahalnya biaya pendidikan di luar negeri dan juga betapa pentingnya pertimbangan matang dalam mengambil keputusan untuk menyekolahkan anak ke luar negeri. Meskipun demikian, saya tidak setuju dengan asumsi bahwa pendidikan tinggi semata-mata untuk perbaikan finansial.

Pendidikan tinggi seharusnya dianggap sebagai investasi jangka panjang yang tidak hanya berdampak pada perbaikan finansial, tetapi juga membentuk karakter, membuka wawasan, dan memberikan kesempatan untuk berkontribusi pada masyarakat dan dunia secara lebih luas. Jadi, meskipun karir dan penghasilan adalah salah satu aspek yang penting dalam pendidikan, tidak bisa dianggap sebagai satu-satunya ukuran keberhasilan pendidikan.

Namun demikian, penting juga untuk menyadari bahwa keterampilan dan kemampuan yang dipelajari selama pendidikan tinggi dapat membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pendidikan juga dapat dianggap sebagai investasi dalam arti bahwa uang yang dikeluarkan untuk pendidikan dapat memberikan pengembalian investasi dalam jangka panjang, baik dalam hal finansial maupun non-finansial.

Namun, pendidikan tinggi bukanlah jaminan untuk kesuksesan finansial atau kebahagiaan. Setiap individu harus mempertimbangkan secara matang pilihan pendidikan dan karir yang sesuai dengan minat, bakat, dan tujuan hidup mereka. Selain itu, penting juga untuk memiliki keterampilan, etos kerja, dan karakter yang baik untuk memaksimalkan manfaat dari pendidikan dan karir yang dipilih.

Dalam kasus yang disebutkan di atas, keputusan untuk menyekolahkan anak ke luar negeri mungkin tidak sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan yang matang dan objektif. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami hakikat pendidikan dan menimbang dengan cermat setiap pilihan pendidikan yang akan diambil, terutama dalam hal biaya dan manfaat yang diharapkan.

Orang tua seharusnya mengambil sikap yang proaktif dalam pendidikan anak mereka dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut :

Mengetahui minat dan potensi anak :

Orang tua seharusnya memahami minat dan bakat anak agar dapat membantu dalam menentukan pilihan pendidikan yang tepat dan memungkinkan anak untuk berkembang sesuai dengan potensinya.

Mempersiapkan diri secara finansial :

Orang tua seharusnya mempertimbangkan biaya pendidikan dan mulai menyimpan dana pendidikan sejak dini agar bisa memberikan dukungan finansial yang memadai bagi anak mereka.

Mengajarkan nilai-nilai positif :

Selain memberikan dukungan finansial, orang tua juga harus mengajarkan nilai-nilai positif seperti kerja keras, integritas, disiplin, dan kemandirian kepada anak-anak mereka agar bisa menjadi pribadi yang sukses dalam kehidupan.

Mencari informasi dan berdiskusi :

Orang tua seharusnya mencari informasi yang akurat dan terbaru mengenai dunia pendidikan dan berdiskusi dengan anak-anak mereka mengenai pilihan pendidikan yang sesuai dengan minat dan potensi mereka.

Memberikan dukungan emosional :

Orang tua juga harus memberikan dukungan emosional bagi anak-anak mereka agar merasa percaya diri dalam menghadapi tantangan dan kegagalan selama proses pendidikan.



Dalam mengambil sikap terhadap pendidikan anak, orang tua harus menghindari dorongan egois seperti memaksakan kehendak mereka pada anak atau hanya mempertimbangkan tujuan finansial semata. Sebagai gantinya, orang tua seharusnya berusaha untuk memahami kebutuhan dan potensi anak serta memberikan dukungan secara menyeluruh untuk membantu anak meraih keberhasilan dalam pendidikan dan kehidupan.

Akhirnya, pendidikan adalah upaya sadar setiap orang untuk meningkatkan pengetahuan dan daya nalarnya agar dapat beradaptasi dan menerapkan keilmuan yang diperolehnya dari belajar untuk menjalani hidup dan kehidupannya. Kecenderungan orang tua untuk mengasosiasikan pendidikan tinggi dengan peningkatan finansial semata jelas adalah sebuah kekeliruan mendasar.

Nah, bagaimana menurut Agan dan Sista sekalian ? Apakah kalian sependapat dengan TS atau malah punya pikiran sendiri? Berikan komentar anda di bawah yaa. Terima kasih sudah membaca, see you on the next thread.

Narasi : Ulasan Pribadi

Sumber Referensi :

https://jatim.tribunnews.com/2023/04...h-sudah-dijual

Copyright @albyabby912023, All right reserved
cor7
gramediapubl701
bigjerro
bigjerro dan 22 lainnya memberi reputasi
21
10.8K
185
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan