Alutsista yang canggih dan modern tidak bisa dipungkiri dapat memperkuat kedudukan militer dalam sebuah negara.

Meningkatnya Kekuatan militer suatu negara juga dipengaruhi dengan dukungan alutsista yang mutakhir dan berteknologi tinggi.

Seperti bangsa Indonesia yang terus memperkuat pertahanan Negara dengan mendatangkan alutsista canggih.

Kekuatan militer Indonesia diperhitungkan baik di kawasan Asia Tenggara maupun  di dunia.

Di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, kekuatan militer Indonesia meningkat.

Salah satu upayanya adalah mendatangkan pesawat tempur Rafale dari Prancis guna perkuat pertahanan.

Terlebih lagi, Indonesia sebagai tuan rumah G-20 di Bali yang membutuhkan jaminan keamanan tingkat tinggi.

Dengan kekuatan militer Indonesia, salah satunya dengan adanya pesawat tempur Rafale semakin menjamin keamanan.

Terlebih lagi, tamu yang hadir adalah negara-negara maju dunia yang  harus mendapatkan perhatian lebih.

Dengan adanya jaminan keamanan ekstra, juga menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sebagai negara kuat.

Apalagi, bukan rahasia lagi bahwa ancaman keamanan bisa datang kapan saja dan dengan cara apapun.

Tentu, sebagai ajang promosi bahwa Indonesia negara besar, ekonomi tumbuh dan  kuat secara militer.

Dari sini, bisa mendatangkan keuntungan seperti devisa dan kerja sama dalam berbagai bidang.

Apalagi, selama ini Indonesia juga telah menjalin kerja sama dan mitra strategis dengan negara Prancis.

Sebagaimana diketahui, Pertemuan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dengan Menlu Prancis Catherine Colonna di sela-sela FMM G20 di Nusa Dua, Bali, pekan lalu berdampak positif. Kedua Menlu sepakat segera menggelar pertemuan 2+2 (Menlu dan Menhan) tahun ini. Pertemuan tersebut untuk membahas kerja sama militer kedua negara.

Belum sepekan pertemuan kedua menlu di Bali, Kepala Staf Angkatan Udara dan Antariksa Prancis Jenderal Stéphane Mille menemui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Dalam kunjungan tersebut, Menhan Prabowo Subianto menyoroti keberhasilan yang dicapai kedua negara dalam meningkatkan hubungan di berbagai aspek. Prabowo memuji upaya aktif Jenderal Stephane Mille untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis.

Prabowo menyatakan Prancis memiliki peran strategis untuk menjaga perdamaian serta keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Ia juga mengapresiasi dukungan pemerintah Prancis untuk memodernisasi alutsista Indonesia.

Menhan Prabowo mengatakan akuisisi alutsista dan senjata militer Prancis akan meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia melalui transfer teknologi dan kerja sama bilateral.

"Prancis adalah mitra strategis utama Indonesia dalam aspek geopolitik dan geostrategis," puji Menhan Prabowo Subianto. Indonesia dan Prancis menandatangani beberapa perjanjian kerja sama pertahanan. Di antaranya kontrak pembelian enam pesawat tempur Rafale antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan produsen pesawat militer Prancis Dassault.

Kerja sama ini merupakan awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale berikutnya. Kedua negara juga menandatangani MoU kerjasama penelitian dan pengembangan antara galangan kapal Indonesia PT PAL dan Naval Group. Kedua negara juga menandatangani MoU kerjasama Offset dan Program ToT antara Dassault dan produsen pesawat Indonesia PT DI. Lalu MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, serta kerjasama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition. 



Sumber: Jpnn.com