Polandia kembali membuat kejutan, pasalnya pada hari Kamis (08/09/2022) melalui Twitter, Menteri Pertahanan Mariusz Błaszczak membuat postingan yang mengatakan jika negaranya akan membeli 96 helikopter serang AH-64E Apache dari AS. AH-64E buatan Boeing sebelumnya telah bersaing dengan helikopter serang Bell AH-1Z Viper untuk tender helikopter serang Kruk Polandia yang sudah berjalan sejak 2016.

Pengumuman tersebut mencerminkan belanja militer Polandia bernilai miliaran dolar yang lebih luas, sebagian didorong oleh konflik saat ini di Ukraina. Tahun ini, pihak berwenang di Polandia juga mengumumkan untuk membeli 48 jet tempur ringan FA-50, 180 tank K2, 670 Self Tracked Propelled Howitzer K9 Thunder serta MLRS Chunmoo dari Korea Selatan serta 250 tank M1A2 SEPv3 Abrams dari Amerika Serikat. Pembelian tersebut juga mengikuti program pengadaan besar lainnya dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pesanan untuk 32 F-35 Joint Strike Fighter.

Rencananya Apache akan meggantikan 30 unit Mi-24 Hind buatan Soviet yang dipakai Angkatan Darat Polandia, hekikopter tersebut pernah dikerahkan di mas lalu untuk operasi di Irak dan Afghanistan. Helikopter ini telah mengalami beberapa peningkatan, termasuk kompatibilitas kacamata penglihatan malam dan peralatan navigasi yang ditingkatkan, agar tetap layak sampai penggantinya datang.



Rencana pembelian 96 helikopter serang Apache tentu mengejutkan, pasalnya melalui program Kruk; Polandia awalnya hanya akan membeli 32 helikopter serang untuk menggantikan Mi-24. Apakah salah satu dari 64 Apache tambahan yang sekarang ingin dibeli oleh Polandia mungkin dimaksudkan untuk menggantikan jenis lain yang saat ini beroperasi, seperti helikopter ringan Mi-2 dan W-3 yang bersenjata, masih tidak jelas.

Selain itu, berapa total harga untuk pesanan yang berjumlah banyak juga belum diketahui. Berkaca pada kasus Australia yang baru-baru ini membeli 29 helikopter AH-64E, mereka diperkirakan mengeluarkan biaya sekitar US$3,8 miliar. Artinya kesepakatan pembelian oleh Polandia bisa mendekati US$12,5 miliar, tergantung pada rincian paket senjatanya.

Menurut artikel TheDrive.compenawaran Boeing ke Polandia adalah untuk AH-64EV6, dengan kemampuan MUM-T (manned-unmanned-teaming). Artinya helikopter sudah bisa digunakan menyerang sasaran dengan drone yang dikendalikan pilot. Subvarian V6 dari AH-64E adalah salah satu konfigurasi Apache yang paling modern. Angkatan Darat AS saat ini sedang dalam proses membawa armada AH-64E-nya ke standar V6.

Varian V6 mencakup serangkaian peningkatan dan kemampuan baru, di luar peningkatan kemampuan untuk bekerja sama dengan pesawat tak berawak. Dibandingkan dengan AH-64E sebelumnya, tipe V6 memiliki rangkaian sensor yang diperluas, serta sistem komunikasi dan tautan data baru, yang meningkatkan kemampuannya untuk mengenali dan menyerang target selama operasi di atas aira serta mendeteksi dan menghindari ancaman musuh.



AH-64E Polandia di masa depan juga berpotensi mendapat manfaat dari upaya peningkatan lain di luar paket V6. Misalnya, Angkatan Darat AS kini sedang bekerja untuk mengintegrasikan rudal Spike-NLOS buatan Israel ke Apache-nya, rudal ini akan memberi mereka fleksibilitas saat menyerang berbagai target.

Di sisi lain, pemilihan AH-64E oleh Polandia mungkin bisa menjadi batu loncatan untuk pembelian helikopter Boeing yang lain. Perusahaan itu telah mengidentifikasi Polandia sebagai pelanggan potensial untuk helikopter angkut CH-47F Chinook, kemungkinan Chinook dipilih untuk menggantikan helikopter Mi-8T/MT dan Mi-17 Hip era Soviet.

Belanja besar-besaran Polandia memang terjadi setelah invasi Rusia ke Ukraina, di mana anggota NATO ini juga khawatur jika negaranya jadi korban invasi selanjutnya. Selain itu mereka juga memborong banyak senjata untuk menggantikan senjata Soviet yang ditransfer ke Ukraina. Jika sudah disetujui Kongres AS, maka Polandia akan menjadi operator terbesar kedua AH-64E setelah Amerika.



Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto & Ilustrasi: Boeing & US Army