Sumber Gambar

Tawuran pelajar adalah salah satu masalah yang tidak ada habisnya di dunia pendidikan Indonesia. Selama pandemi, sebenarnya tawuran sudah mulai berkurang. Tapi itu karena pandemi, bukan karena kesadaran diri. Kalah pandemi reda, bagaimana kelanjutannya?

Sebagai orang yang pernah sekolah di salah satu sekolah yang tukang tawuran, TS menemukan beberapa alasan seseorang ikut tawuran. Yang semuanya TS lihat atau dengar sendiri dari teman-teman.

Apa sajakah itu? Berikut daftarnya gan!



1. Tekanan Dari Kakak Kelas

Dulu di sekolah TS ada yang namanya penataran. Yaitu ketika kakak kelas seolah-olah mendidik adik kelasnya supaya terbiasa dengan kerasnya jalanan atau bahkan menjadi jagoan. Salah satu agendanya biasanya adalah dengan memaksa adik kelas untuk tawuran melawan sekolah lain.

Setelah tawuran pertama mereka, barulah timbul dendam atau ketidaksukaan kepada sekolah yang mereka anggap musuh. Sehingga tawuran pun berlanjut.

2. Warisan Dendam

Ini nyata adanya, setiap alumni seakan mewariskan dendam kepada adik-adiknya untuk membalas dendam ke sekolah-sekolah yang dianggap musuh. Hal ini membuat dendam dan kebencian antar sekolah tidak pernah selesai, terus berlanjut entah sampai kapan.

Konyolnya lagi, terkadang ada saja alumni yang tidak tahu malu turun ke jalanan untuk ikut tawuran bersama adik-adiknya.

3. Gengsi

Ada beberapa teman TS yang masuk sekolah bukan karena untuk belajar, tapi karena sekolah pilihan mereka dianggap sebagai jagoan. Sehingga seolah-olah ada kebanggaan tersendiri ketika mereka masuk ke sekolah tersebut.

Dan biasanya, mereka merasa gengsi apabila masuk sekolah jagoan tapi tidak ikut tawuran. Sehingga terjadilah tawuran dengan alasan menjaga nama baik sekolah. What?

4. Tidak Bisa Mengontrol Emosi

Salah satu penyebab yang cukup banyak terjadi adalah karena tidak bisa mengontrol emosi. Sehingga terkadang tawuran itu terjadi dengan spontan di jalanan. Tanpa ada perencanaan terlebih dahulu.

Biasanya karena satu sekolah bertemu dengan sekolah lainnya di jalan, kemudian terjadi momen saling ejek yang berujung pada bentrokan.

5. Mencari Jati Diri

Dari semua alasan di atas, menurut TS alasan ini yang paling konyol. Jati diri macam apa yang didapat dengan tawuran. Apakah setelah membacok sekolah lain, jati diri itu akan ditemukan. Apakah ada pelajar yang setelah tawuran langsung kepikiran, "Oh ternyata jati diri saya adalah menjadi seorang pemusik handal."

Yang mereka lakukan bukanlah mencari jati diri, melainkan mencari mati. Buat kalian yang pernah beralasan seperti ini, lebih baik cek di KBBI deh apa itu jati diri. TS agak gimana gitu jati diri jadi alasan mereka buat tawuran.


Sumber Gambar

Ya itulah beberapa daftar alasan mengapa seorang pelajar tawuran. TS sendiri tidak pernah tawuran karena memang cupu mungkin wkwk. Tapi tawuran ini pernah sesekali berpengaruh ke kehidupan belajar TS. Jadi TS tahu beberapa tentang mereka.

Apakah di daerah kalian masih ada tawuran? Semoga saja tidak ada ya. Karena di daerah TS sudah tidak terdengar tuh kasus tawuran. Sudah bagus selama pandemi jarang terjadi tawuran, semoga berlanjut.

Kalian sendiri gimana gan punya pengalaman apa tentang tawuran? Atau malah kalian sendiri pelakunya? Berikut pendapat kalian!

Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi