KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Orang Kaya dan Seleb Bikin Citayam Fashion Week Basi, Anak SCBD Bakal Pindah ke PIK

Taman Dukuh Atas yang terkenal dengan Citayam Fashion Week (CFW)semakin ramai. Bukan lagi anak-anak Citayam dan sekitarnya yang mendominasi di sana. Orang kaya dan selebritas, terutama konten kreator menyerbu Dukuh Atas. Terjadi de-otentifikasi atau lunturnya keotentikan atau keaslian CFW.
 
Yuswohady, seorang konsultas bisnis membahas deontetifikasi CFW di akun Instagram @Yuswohady. Menurut penulis buku Millennial Muslim Megashifts itu CFY lahir dan jadi hype karena kekuatan story-nya
- Story tentang anak-anak kampung di pinggiran Jakarta yang membutuhkan ruang berekspresi dan aktualisasi diri.
- Story tentant outfit, pakaian sehari-hari remaja pinggiran yang tidak mahal namun jadi identitas dan pembeda mereka.
- Story tentang gaya nongkrong Bonge, Roy, Kurma, dan lainnya yang polos namun tetap percaya diri.
 
Tentang anak-anak putus sekolah, broken home, dan banyak story lainnya yang tercipta tanpa rekaya untuk tujuan bisnis, ekonomi, politik, dan berbagai publisitas tertentu. Story mereka menarik perhatian warganet, bikin kepo, FoMO (Fear od Missting Out) sehingga viral di media sosial.
 
Sayangnya 3 hal ini membuat CFW mulai luntur keaslian dan daya tariknya.
 
1. Invasi Orang Kaya
 
CFW menjadi daya tarik tersendiri sehingga berbagai pihak datang ke Dukuh Atas. Model profesional bahkan kelas dunia menurut klaim mereka, selebritas, politisi dan banyak lagi memanfaatkan ketenaran CFW. Kepolosan dan keluguan anak-anak SCBD pun luntur. Terlebih setelah mereka dapat duit dari orang-orang yang datang ke Dukuh Atas itu.
 
Kabarnya, Roy, salah satu anak SCBD yang tenar akan pindah ke Pantai Indah Kapuk (PIK). Satu alasannya karena anak-anak kota yang berduit menyerbu Dukuh Atas sehingga Dukuh Atas tidak nyaman lagi untuk sekadar nongkrong.
 

2. Bonge CS Jadi Komoditi yang Diburu
 
Viralnya CFYmenjadikan Bonge, Roy, Kurma, Jeje dkk selebritas baru yang diburu banyak pihak, terutama konten kreator kelas teri maupun artis. Anak-anak SCBD itu bagai komoditi untuk berbagai tujuan. Mulai dari bintang, iklan, endorsement, bahkan popularitas politisi untuk pemilu 2024 nanti.
 
Di satu sisi, anak-anak SCBD jadi punya penghasilan. Bonge mengaku sudah bisa beli sepeda motor karena undangan ini itu dan kolaborasi dengan konten kreator. Satu anak SCBD pernah mengaku dapat bayaran Rp50.000 – Rp800.000 untuk kolaborasi dalam konten.
 

3. Pemberitaan dan Konten Sudah Berlebihan
 
Yuswohady menyatakan bahwa sumber hype CFW adalahFoMO (Fear of Missing Out). Orang merasa takut ketinggalan informasi mengenai CFW. Jadilah mereka kepo. Namun gencarnya pemberitaan dan konten CFW membuat story terungkap semua. Akibatnya orang tidak kepo lagi, FOMO effect memudar. Konten tentang CFW jadi basi.

Solusi Agar CFW terus Berkembang
 
Karena sumber hypesubkultur adalah OTENTISITAS (keaslian) dan INOVASI di dalamnya. Tanpa afanya kebaruan secara berkala, subkultur akan basi, lalu mati. Itulah yang akan terjadi apabila CFW gitu-gitu aja. Nestapa kisah hidup anak-anak SCBD yang diangkat nggak bakal menyentuh hati warganet lagi.  
 
Yuswohady menyarankan agar brand fesyen karya anak negeri dengan lokalitas yang kental bejerja sama dengan anak-anak SCBD. Jadikan mereka model untuk menjangkau target market yang sama dengan mereka. Namun jangan sampai keotentikan CFW luntur apalagi sampai hilang.
 

Entah sampai kapan CFW akan tetap menarik perhatian warganet. Ane pribadi sudah mulai bosan. Terlebih anak-anak yang aneh-aneh semisal laki tampil dengan pakaian cewek seksi mulai cari perhatian. Semoga CFW dapat segera memberikan kebaruan yang kreatif dan inovatif.  


Sumber  123

bukan.bomat
biohazard89
reid2
reid2 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
15.7K
153
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan