GARUDA RUGI (LAGI) KARENA KORUPSI !!!

Garuda rugi Rp 62 Triliun dikarenakan penyelewengan anggaran yg dilakukan petinggi-petingginya. Korupsi di Garuda sudah mencapai level darurat, menakutkan. Bahkan korupsi sudah terjadi sejak 2005 lalu.

Ada banyak jenis korupsi yg dilakukan, dua yg paling mengemuka yakni korupsi dana pembelian pesawat dan korupsi biaya sewa pesawat yg juga melibatkan lessor.

Sesuai RJPP 2009-2014, Garuda membeli lima pesawat jenis ATR 72-600 dan menyewa 45 unit lainnya.

Garuda juga membeli enam unit pesawat CRJ 1.000 dan menyewa 12 unit dari tipe serupa dalam kurun 2011-2021.

Adapun sumber dana yang digunakan dalam rencana penambahan jumlah armada tersebut dengan menggunakan Lessor Agreement dimana pihak ketiga akan menyediakan dana dan Garuda Indonesia kemudian akan membayar kepada pihak lessor dengan cara pembayaran secara bertahap dengan memperhitungkan waktu pengiriman terhadap inflasi.

Investigas kejagung menyebut, pengadaan dan sewa pesawat dilakukan secara tidak transparan dan melanggar ketentuan feasibility study, mitigasi risiko, analisis kebutuhan pesawat, dan tidak disusun berdasarkan prinsip pengadaan barang dan jasa.

Transaksi penambahan pesawat dilakukan dengan cara "suap" dan mark-up dengan melibatkan pihak leasing atau lessor yg berbasis di Denmark dan Inggris.

Berdasarkan Perilaku korup ini mengakibatkan biaya pengadaan lebih tinggi dibandingkan nilai operasionalnya. Selain itu, Pengadaan yg tidak sesuai dengan ketentuan bisnis full service airline Garuda, mengakibatkan performa pesawat selalu mengalami kerugian saat dioperasikan.

Berdasarkan laporan keuangan Garuda, sejak 2004, rata-rata kerugian mencapai US$ 30 juta per tahun.

Selain persoalan korupsi pengadan pesawat, petinggi Garuda juga melakukan mark-up atau penggelembungan biaya sewa pesawat. Dari puluhan pesawat yg disewa, total biayanya mencapai 24.7% dari pendapatan atau sekitar US$ 27 juta. Biaya sewa ini 4 kali lebih mahal dibanding maskapai lannya.

Bayangkan, biaya sewanya US$ 27 juta tapi mengalami kerugian US$ 30 juta. Ruginya dua kali.

Jadi, akibat perilaku korup dan mark-up pengadaan pesawat, bertahun-tahun garuda terus merugi. Jika tetap dibiarkan, maka garuda akan terus merugi dengan jumlah yg terus meningkat.

Bukan cuma merugi, perilaku korup dan mark-up biaya pengadaan serta sewa pesawat juga berdampak pada terus naiknya utang garuda yg sudah mencapai Rp 142 triliun. Dari total itu, mayoritas utang kepada lessor atau perusahan penyewa pesawat Rp 104.37 triliun.

Untuk kasus korupsi pembelian pesawat dan murk-up biaya sewa pesawat, saat ini sedang ditangani oleh kejaksaan. Informasi penyidikan terpadu antara BPK dan Kejaksaan menyebut kerugian sementara mencapai Rp 8.8 triliun.

Menariknya adalah, masalah korupsi sudah terjadi sejak RJPP 2005. Kejaksaan sudah mengumumkan mantan Bos Garuda, 2005-2014 sebagai tersangka.Sumber Pendukung :

https://www.google.com/amp/s/amp.kom...riliun-di-2022

https://databoks.katadata.co.id/data...ut-sampai-2021