xianying21Avatar border
TS
xianying21
Kebanyakan Negara yang Paling Religius Termasuk Indonesia Justru Tidak Maju, Kenapa?

Apakah agan pernah bertanya, kenapa sih kebanyakan negara yang tidak maju (miskin dan berkembang) kebanyakan adalah justru adalah negara yang religius dan beragama? Ya, menurut survey yang dilakukan oleh Ceo World Magazine yang bekerja sama dengan Global Business Policy sepuluh negara paling religius di dalamnya tidak ada satu pun negara maju dengan Somalia menempati peringkat pertama sebagai negara paling religius di dunia dan Indonesia menempati urutan 7.

Lengkapnya adalah setelah Somalia diikuti oleh Niger, Bangladesh, Ethiopia, Yaman, Malawi, Indonesia, Srilangka, Mauritania, dan Djibouti.

Sebagaimana diketahui kalau Somalia, Niger, Bangladesh, Yaman, Mauritania, dan Indonesia adalah negara yang mayoritasnya berpenduduk muslim. Sementara Ethiopia dan Malawi mayoritas berpenduduk kristen walaupun di Ethiopia 30% penduduknya adalah muslim. Sementara Sri Lanka mayoritasnya adalah penganut Buddhisme. Kesepuluh negara tersebut dikenal sangat religius namun kenapa tidak ada satu pun yang berstatus negara maju bahkan ada yang berstatus negara miskin seperti Somalia?

Ini adalah murni analisa dan pemikiran dari ane jadi tentu saja agan sangat boleh untuk tidak setuju, tidak ada yang memaksa untuk satu pendapat.

Agama Sudah Menjanjikan Segalanya


Dogma agama begitu kuat dan terpatri abadi dalam diri manusia yang religius. Agama sudah menjanjikan segalanya, buat apa kaya di dunia tapi di afterlife (akhirat) masuk neraka? Mendingan miskin di dunia daripada miskin di akhirat. Orang-orang di negara religius sibuk dengan kitab suci dan bagaimana caranya untuk bisa mencapai surga. Bukan untuk memperbaiki kondisi dunia dan peka terhadap aturan-aturan yang ada di dunia itu sendiri.

Kita tahu India dan Indonesia adalah negara yang religius dan orang-orangnya membaca kitab suci dan beribadah setiap hari, konyolnya dua sungai terkotor di dunia berada di India dan Indonesia yaitu Gangga dan Citarum. Sementara di negara yang tidak beragama dan ridak religius seperti di Eropa dan Jepang, justru sungainya bersih. Apakah di Indonesia agamanya tidak diajarkan kebersihan? Oh tentu saja agama mengajarkan kebersihan, mungkin yang belajar agamanya lagi-lagi terobsesi setengah mati dalam menyenangkan tuhan agar masuk surga dan menyepelekan lingkungan dan kebersihan alam.

Di negara maju seperti di Jepang ataupun negara maju lainnya, orang-orang pada tertib dan sangat membudayakan antri. Di negara yang 10 besar yang disebutkan di atas termasuk Indonesia, orang-orang banyak yang tidak tertib mengantri, kalau melakukan pelanggaran di jalan malah dia yang ngotot. Kenapa, bukankah harusnya yang religius itu harusnya lebih bisa tertib? Belum tentu, oknum religius sekali lagi sibuk berbuat baik pada tuhan dan melakukan ritual-ritual sampai-sampai lupa berhubungan dengan sesama manusia.

Di negara yang religius yang tidak maju, pendidikannya pun sama jebloknya. Coba bandingkan pendidikan Indonesia dan Singapura yang notabenenya negara sekuler? Seperti langit dan bumi.

Agama Bisa dijadikan Alat

Balutlah semua hal dengan agama maka akan laku keras. Kutipan itu bukanlah kata-kata kosong semata, melainkan hal yang nyata. Di negara yang menomorsatukan agama, orang-orangnya cenderung mudah digiring atas nama agama. Jual produk dengan embel-embel agama maka akan laris manis. Jual janji dengan agama maka juga akan mudah dipercaya. Pakai gimmick agama, maka orang-orang akan terkagum-kagum.

Ketakutan Terhadap Dogma

Masih ingat dengan berita "China Membangun Matahari Buatan"? Di negeri yang maha religius ini berita tersebut langsung diserbu oleh para penghuni surga yang mengatakan "durhaka, melebihi tuhan!". Ya, terkadang dogma membuat manusia terkungkung dan tidak maju. Menolak sains dan teknologi tapi dirinya sendiri menggunakan smartphone yang merupakan wujud nyata dari perkembangan sains.

Menurut Profesor Universitas Ibrani Yerusalem, Yuval Noah Harari yang dalam bukunya yang berjudul "Sapiens", manusia bisa maju karena tiga evolusi besar yaitu revolusi kognitif sekitar 10.000 tahun yang lalu dan dilanjutkan dengan revolusi agrikultur kemudian puncaknya adalah revolusi saintifik di abad ke 15. Menurut Harari, ada realitas fiksi yang sangat mempengaruhi kemajuan umat manusia dan salah satunya agama. Ya, menurutnya agama itu fiksi namun memberikan dampak yang besar dalam kemajuan manusia.

Namun, ternyata tidak semua dampak "fiksi" tersebut membawa kemajuan. Ketika fiksi tersebut disalahgunakan maka kemunduranlah yang terjadi.

Ketika masyarakat yang terkungkung dengan dogma sibuk mengumpulkan EXP agar masuk surga, munculah masyarakat yang moderat yang sibuk meneliti, bekerja keras, dan memajukan teknologi.

Negara yang Paling Tidak Religius

Dalam survey yang dilakukan oleh World CEO Magazine tersebut, juga ditampilkan negara mana saja yang paling buncit urutannya alias negara paling sekuler dan mereka adalah China, Estonia, Denmark, Swedia, Jepang, Norwegia, Inggris, dan Finlandia. Negara maju semua bukan? Ah, buat apa maju tapi di afterlife tidak bisa masuk surga.

Seperti yang pernah Guru Gembul katakan di channel Youtube miliknya, "Tidak apa-apa miskin di dunia, yang penting di akhirat, lebih miskin!"

Namun bukan berarti agama tidak boleh ada sama sekali. Agama itu penting dan memberikan dampak yang baik selama relevansinya masih ada. Beragama dengan akal sehat adalah kuncinya. Toh, negara-negara maju memang banyak yang beragama namun memisahkannya dengan yang lain alias sekuler.

Gitu saja opini singkat dari ane, mohon maaf jika ada yang tersinggung. emoticon-Malu (S)

Referensi
Diubah oleh xianying21 04-06-2022 10:35
ekaputra19
ovihan19477
ninipara
ninipara dan 85 lainnya memberi reputasi
68
15.2K
585
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan