cintadine
TS
cintadine
3 Alasan Kenapa Rumah Produksi Film Indonesia Doyan Banget Bikin Film Horor

Dari sejak era 1970an, dunia perfilman Indonesia sudah banyak sekali film horor yang bemunculan. Mulai dari era sebelum Suzzana sampai sesudahnya. Bahkan di era 2010an sampai sekarang, jumlah judul film horor lokal setiap tahunnya selalu banyak. Di era awal 2010an film horor lokal kualitasnya amburadul dengan bertebarannya film mesum berkedok horor. Namun semakin ke sini perbaikan kualitas pun terjadi.

Pengabdi Setan (2017) merupakan tonggak sejarah perfilman horor Indonesia di mana film tersebut sekarang dianggap sebagai tolak ukur atau standar kualitas film horor setelahnya. Sejak saat itu memang film horor Indonesia mulai naik kelas namun tentu saja masih banyak yang cukup jelek walaupun harus diakui jauh lebih baik jika dibandingkan di era 2000an dan 2010an awal.

Meskipun jumlah film horor yang dirilis setiap tahunnya masih kalah dengan genre drama, namun tetap saja genre horor merupakan salah satu genre yang paling banyak digilai oleh penonton Indonesia. Nah, lalu apa alasan pihak studio banyak membuat film horor setiap tahunnya?

1. Penonton Indonesia Sukanya Horor

Ya, tentu saja alasan yang pertama adalah karena penonton Indonesia suka sekali horor dan suka sekali cerita mistis serta suka untuk ditakut-takuti. Padahal, genre horor supranatural di Hollywood tidak terlalu banyak yang suka dan kalah dengan genre action. Penonton horor di Indonesia terus meningkat seiring bioskop yang menyebar dan merata di berbagai daerah.

Bandingkan dengan penonton film Indonesia yang suka genre action lokal. Ketika The Raid dan The Raid 2 dirilis, jumlah penontonnya memang cukup banyak namun The Raid 2 (2014) kala itu kalah jumlah penonton dibandingkan dengan Comic 8 yang jadi film terlaris di tahun tersebut.

2. Film Horor Lebih Mudah dibuat daripada film Action


Ya, dibandingkan dengan action film horor cenderung lebih mudan dibuat dan budgetnya lebih rendah dari pembuatan film action. Namun, di sisi lain film horor dirasa lebih "menantang" daripada film drama dan komedi. Budget Gundala contohnya, cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan budget Perempuan Tanah Jahanam namun keduanya mendapatkan jumlah penonton yang hampir sama, sekitar 1,7 juta penonton. Artinya, kena harus repot menghabiskan budget yang lebih mahal kalau hasilnya sama atau lebih rendah?

3. Film Horor Medioker Pun Dapat Diterima Penonton

Konten Sensitif

Film horor lokal masih banyak yang kualitasnya medioker di setiap tahunnya namun selalu berhasil mendapatkan penonton yang banyak, paling tidak melewati 500 ribu penonton. Dengan demikian, beberapa studio pembuat film dengan semangatnya merilis banyak judul film horor setiap tahunnya. Karena mereka sudah tahu dengan rumusnya yaitu buat apa susah payah bikin film horor bagus kalau bikin film jelek saja sudah bisa mendapatkan keuntungan?

Sebagian Para penggemar film horor Indonesia cenderung tidak peduli dengan kualitas filmnya yang penting ada jump scare dan bisa teriak dan kebanyakan mereka adalah para remaja yang sedang senang-senangnya menonton film horor.

Nah, gan. Ada yang mau nambahin lagi? emoticon-Ngakak (S)

Referensi


48y24rdAramina78Kg
78Kg dan 23 lainnya memberi reputasi
22
10.3K
103
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan