1.000 Orang Mengaji di Jalan Dago Peringati Nuzulul Qur’an

Beranda
Komunitas
News
Berita dan Politik
1.000 Orang Mengaji di Jalan Dago Peringati Nuzulul Qur’an

nasibungkus2020

25-04-2022 06:19

1.000 Orang Mengaji di Jalan Dago Peringati Nuzulul Qur’an

Memperingati Nuzulul Qur’an, DPD PKS Kota Bandung gelar acara ‘Sehari Bersama Al-Qur’an’. emoticon-Blue Guy Bata (L)

Acara ini digelar di sepanjang Jalan Ir H Djuanda tepatnya disekitaran Dago Cikapayang, pada Selasa (19/4/2022), sejak pukul 13.00-15.00 WIB.

“Kami menargetkan ada 1.000 orang yang mengikuti acara ini, Insya Alloh tercapai karena yang datang masih ada ya secara bergelombang,” ujar Ketua DPD PKS Kota Bandung , Khairullah, kepada wartawan Selasa (19/4/2022).

Lelaki yang akrab disapa Iyung ini mengatakan, acara mengaji bersama ini, digelar tidak hanya khusus untuk kader PKS, namun juga untuk seluruh warga.
“Bahkan untuk yang jalan di sekitar sini, lalu ingin ikut bergabung, maka bisa memakai Al-Qur’an yang kami sediakan,” jelasnya.

Peserta yang ikut, akan mengambil kertas, pada kertas tersebut tertulis mereka diharuskan membaca Al-Quran di juz tertentu.
“Jadi ya bacanya dibagi-bagi, berdasarkan kelompok. Saya kebetulan kebagian juz delapan,” katanya.

Ini merupakan kegiatan pertama yang digelar DPD PKS Kota Bandung. Dengan kegiatan yang dianggap cukup berbeda dan menyenangkan, diharapkan bisa menjadi syiar.
“Kami berharap, warga jadi lebih tergerak untuk lebih mempelajari dan mengamalkan isi Al-Qur’an,” jelasnya.

Di sisi lain, mengaji di pinggir jalan, juga menimbulkan sensasi berbeda.
“Mudah-mudahan sesuatu yang berbeda dan mengajak kepada kebaikan, bisa lebih banyak lagi dilakukan,” harapnya.
Disinggung apakah acara seperti ini akan digelar secara rutin, Iyung mengatakan ada kemungkinan ke arah sana.

Ditemui di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan mengatakan, ini merupakan pengalaman berbeda untuk dirinya.
Menurut Tedy, ini merupakan cara baru untuk menikmati Kota Bandung dan cara baru untuk mengaji Al’Quran.

“Kita bersyukur di Bandung cuacanya sangat nyaman. Meskipun mengaji di bawah terik matahari, namun tidak terasa panas. Bahkan saya tidak mengeluarkan keringat. Bahkan saya tidak terganggu suara kendaraan yang lalu-lalang di sepanjang jalan Dago,” tuturnya.
Tedy berharap, dengan acara seperti ini bisa menjadikan energi positif bagi warga Kota Bandung.

“Kalau banyak lokasi yang dijadikan tempat ibadah, kan orang-orang malu untuk melakukan maksiat. Kalau orang saja bisa pede (percaya diri) dengan kegiatan maksiat, masa kita tidak pede dengan kegiatan positif,” katanya.

Salah seorang peserta acara sehari Bersama Al-Qur’an, Rahmat, yang merupakan Ketua RW 01, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, mengatakan mengaji di pinggir jalan ini merupakan hal yang pertama baginya.

“Saya akan coba mengadopsi ini di lingkungan saya. Bisa mengajak warga mengaji di gang-gang,” katanya.
Rahmat mengatakan, kenyamanan jangan hanya bisa didapatkan di dalam ruangan, namun juga harus bisa dirasakan di luar ruangan.
“Jadi kalau selama ini kita mengaji di dalam Masjid, sekarang ada sensasi baru,” pungkasnya. (put)

Sumber

Yang ane benci dari perkembangan Umat islam di Indonesia dalam dua dekade terakhir adalah Para Tokoh Islam dan Ulama (PKS, MUI, FPI, Ustad Lc.MA, Habaib, sebagian NU sebagian Muhammadiyah dan hampir semuanya) secara tidak sadar mereka mengembangbiakkan karakter narsisme pada Umat Islam.

Sifat Narsistik inilah yang akhirnya kita kesulitan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain, susah bertoleransi, suka memaksa, maniak dengan pemikirannya sendiri dan tidak bisa berempati dengan Non-Muslim. Padahal zaman dulu kita (kebanyakan masyarakat nusantara) sangat empatik dan toleran.
emoticon-Cape d...

Ustad, Habaib dan Ulama Govlok yang suka memperalat ummatnya emang harus dihabisi. emoticon-Najis

Quote:

Original Posted By InRealLife►TS kasih pandangan menarik soal umat yang dibikin narsis.

Iya sih, dengan gaya beragama yang mengutamakan tampilan dan kulit, pamer eksistensi di mana-mana.

Quote:

Original Posted By onta.nyengir►

sekte monas

sekte patung kuda

sekte baliho

sekte malioboro

sekte dago

Indahnya keberagaman emoticon-2 Jempol

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
emoticon-Ngacir

Quote:

Original Posted By apawaal►

Quote:

Original Posted By bang.toyip►ntu ya kalo di jalanan bekas ada yg pipis atau ada binatang yg buang hajat.. kan gimana ya...

emoticon-Bingung

Quote:

Original Posted By widya poetra► emoticon-Blue Guy Peace

Buat yg paham agama,
bener ga sih keutamaan wanita itu justru ada di rumah, bukan di masjid, apalagi di trotoar?

Lha ini kok pada klewar klewer di pinggir jalan.
emoticon-Bingung

Quote:

Original Posted By pilotwaras108►Gw mencoba buat netral nih y

Ngaji di trotoar boleh2 aja, ini masalah kebebasan berpendapat/beragama/berekspresi.

Klw masalah niat, hanya Allah swt yg tahu jadi jangan dijustifikasi juga.

Tapi klw kedepannya ada umat lain beribadah di jalanan tolong jangan diganggu.

Quote:

Original Posted By streisouls►Beginilah ketika ibadah dilakukan tanpa ilmu dan mengedepankan perasan ketimbang dalil yg ada...

Ibadah jadi sesuatu yg dipertontonkan, dan kerap ingin di perhatikan sehingga dibuat ritual baru yg mampu menarik banyak mata untuk melihatnya dengan alibi sebagai bentuk dakwah padahal tidak ada unsur dakwah disitu...

Alquran yg harusnya ditadaburi malah dijadikan media subscribe, like and comment..

Dan lucunya selalu digerakkan oleh org org yg rakus akan perhatian ..

Quote:

Original Posted By tottorotooot►Ane benerin dulu, itu mah bukan ngaji, tapi baca/iqra, bacanya pun bisa jadi ga guna kalau yg baca ga paham/ngerti bahasanya. Sama kayak orang yg nyanyi lagu barat tapi artinya kaga tau, ga ada esensinya.

Ngaji itu dari mengkaji. Misal ayat dikaji, mulai dari sorof nahwu, dan ke bayan, mantiq, balaqhah dst yg dikenal dengan ilmu alat. Sambung ama kondisi di waktu tersebut atau asbabun nuzul, bahasa sekarangnya dimasukin ke dalam konteks. Bisa ditambah lagi dengan pemahaman silang ayat/hadits lainnya. Bahkan kadang ditambah lagi dengan faktor filosofi dan kesastraan bahasa itu sendiri. Sebagian masih ditambah lagi dengan tasawuf malah.

Nah, dari dasar diatas, jadi apa fungsinya, baca quran di trotoar, yg sangat mungkin yg baca ga ngerti artinya malah karena emang ga bisa bahasa arab, apalagi penafsiran dan kegunaannya malah.

Dilakukan dengan jumlah yg besar pula. Mengingat, trotoar gunanya untuk berjalan kaki, sangat mungkin jadi mengambil hak pejalan kaki. Atau bahkan menambah keruwetan yg ada, menjadi mudharat bagi aktivitas orang lain. Belon lagi sangat mungkin trotoar itu kotor. Dan yg pasti, alternatif yg lebih baik ada, seperti mesjid di itb deket tuh, atau mesjid2 lain di bandung, atau di rumah masing2 malah.

Ditambah, apa yg jadi motif dorongan dari dalam diri sendiri. Sebab tujuannya jadi ga jelas, dan alternatif yg lebih baik diabaikan, jangan2 ada maksud lain, yg bisa jadi tumbuhnya penyakit hati seperti, sombong, riya dan takabur.

Cik atuh ah.

Quote:

Original Posted By vegashin_ryu►Spanduk merajalela di jalanan bandung ditambah acara ginian sejak ditinggal oded gini amat

Diubah oleh nasibungkus2020 25-04-2022 22:25

viniest dan 30 lainnya memberi reputasi

4.5K

Kutip

185

Balasan

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Urutan

Terbaru

Terlama

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Komunitas Pilihan