Bagi agan aganwati yang belum haji, kemudian diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dan ada dana lebih, sempatkanlah untuk mengunjungi Gunung Uhud. Untuk apa ke Gunung Uhud? Untuk melihat lokasi terjadinya kekalahan pasukan Nabi Muhammad dari pasukan Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan.

Lokasi Gunung Uhud ini berjarak cukup jauh dari Kota Makkah yaitu sekitar 350 km. Dan pastikan untuk pergi ke Masjid Nabawi terlebih dahulu sebelum mengunjungi Gunung Uhud ini. Untuk apa? Untuk melaksanakan sholat di Masjid Nabawi, mengucapkan puja dan puji kepada Baginda Rasulullah SAW dan berterimakasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah kita rasakan sampai detik ini.  Setelah shalat di Masjid Nabawi, agan aganwati bisa pergi ke Gunung Uhud yang berjarak sekitar 5 km.

Gunung Uhud adalah salah satu gunung yang terkenal di Jazirah Arab dan di antara landmark geografis dan sejarah terbesar dari kota Madinah Al - Munawwarah. Secara geografis, gunung ini memiliki banyak ciri khas, ciri khas yang paling mencolok adalah tersusun dari batuan vulkanik.

Lanskap Gunung Uhud unik. Terdiri dari lembah dan karang. Saat berdiri di puncak Gunung Uhud, kita dapat dengan jelas melihat pemandangan Kota Madinah dan menjadi pengalaman yang sangat indah.  Kemudian, di Gunung Uhud ada rongga alami yang disebut dengan Maharis. Rongga alami di Gunung Uhud ini dapat menampung air hujan hampir sepanjang tahun.

Dan, dengan air yang ada di rongga-rongga Gunung Uhud inilah konon katanya Nabi Muhammad membasuh darah yang keluar akibat luka dari Perang Uhud. Dan di gua Gunung Uhud inilah, Nabi Muhammad dirawat.

Bentang alam yang tampak kering ini memiliki nilai yang tinggi bagi umat Islam di seluruh dunia, bukan dari pemandangan atau kondisi geografisnya, tapi karena sejarahnya. Di sini para pengunjung bisa mengunjungi Jabal Al - Rumah, sebuah bukit yang memiliki sejarah penting dalam titik balik kekalahan dalam Perang Uhud pada tahun 625 Masehi.

Dan ini, adalah makam 70 syuhada Perang Uhud. Secara historis, gunung dengan tinggi 1.077 mdpl ini adalah gunung yang sangat spesial bagi umat islam. 

Saat mendengar kata Uhud, ada dua hal yang muncul di ingatan umat Islam. Gunung dan perang. Setelah mengulas Gunung Uhud secara geologis, mari kita ulas Gunung Uhud secara historis.  Dendam pasukan Quraisy di Perang Badar tahun 624 Masehi masih belum bisa dilupakan dan sangat membekas bagi para pemimpin pasukan Quraisy. Selain masalah balas dendam, serangan ini juga berfungsi untuk mengamankan rute perdagangan ke Negeri Syam bagi pedagang-pedangan Makkah.  Perlu diketahui, Makkah adalah kota metropolis-perdagangan.

Mungkin sudah banyak dari agan aganwati yang tahu cerita Perang Uhud ini. Namun bolehlah kita singkap lagi secara ringkas untuk diambil hikmahnya. Peperangan ini terjadi pada tahun 625 Masehi. Peperangan ini adalah pertempuran antara 3000 pasukan Quraisy melawan 700 pasukan Nabi Muhammad. Sebenarnya pasukan Nabi Muhammad sendiri ada 1000 saat pertama kali berangkat menuju medan perang. Namun, karena ada 300 orang yang memutuskan balik lagi dan tidak ikut berperang, itu menjadi awal tanda kekalahan pasukan Nabi Muhammad. Mereka kembali karena merasa tidak akan bertemu pasukan Quraisy dan yakin kalau peperangan tidak akan terjadi. Terlebih lagi, karena adanya ketidaksetujuan akan keputusan Nabi Muhammad yang awalnya bertahan di Madinah, malah berangkat menuju medan pertempuran di luar wilayah Madinah. Hal itu dikarenakan adanya usul dari penduduk Madinah yang ingin mempertahankan tradisi di sana agar tidak ada peperangan di kota Madinah.

Saat Nabi Muhammad beserta pasukan tiba di bukit Uhud, bukit kecil yang ada di depan Gunung Uhud. Nabi Muhammad SAW menempatkan 50 pemanah di bawah pimpinan Abdullah bin Jubair di puncak bukit. Karena itulah bukit ini disebut sebagai Jabal Ar-Rumahyang artinya bukit pemanah, yang juga disebut sebagai Jabal Ainain yang secara harfiah memiliki arti ‘bukit bermata dua’. Namun, secara fungsional, penamaan ini sebenarnya memiliki arti sesuai tugas para pemanah 50 orang ini. Yaitu sebagai mata kedua dari pasukan Nabi Muhammad untuk melindungi titik buta pasukan Nabi Muhammad.

Sebelum pertempuran, Nabi Muhammad berpesan kepada Abdullah bin Jubair dan para pemanah lainnya untuk tidak meninggalkan bukit tersebut dalam kondisi apapun. Karena peran mereka sangat besar untuk meraih kemenangan perang.  Persiapan pertempuran pun dimulai. Pada era itu, cara pertempuran dimulai secara individu. Pertempuran satu lawan satu ini dimenangkan oleh pihak Nabi Muhammad SAW. Setelah peperangan individu, masing-masing pasukan mulai saling menyerang. Situasi awal pertempuran didominasi oleh pasukan Nabi Muhammad, hal itu dikarenakan ada kekuatan yang sangat besar dari pasukan pemanah di atas bukit.

Pasukan Quraisy sudah banyak yang mundur dari medan pertempuran. Kemenangan pasukan Nabi Muhammad sudah terlihat di depan mata, namun pencapaian itu hancur di depan mata dengan sekejap.  Kehancuran kemenangan pasukan muslim diawali dari runtuhnya pertahanan mereka karena ketidakdisiplinan dan ketidakpatuhan terhadap pimpinan perang. Sebagian besar dari 50 orang pemanah turun untuk mengambil ‘Ghanimah’ atau harta rampasan. Abdullah bin Jubair mengingatkan mereka semua untuk tetap di tempat mereka masing-masing, namun mereka tidak menghiraukan ucapan pimpinan.

Menyadari celah yang terbuka lebar ini, Khalid bin Walid, pimpinan pasukan kavaleri pihak Quraisy menyerang pasukan Nabi Muhammad dari belakang. Pasukan Nabi Muhammad terdesak dari arah depan dan belakang. Pasukan muslim kebingungan, karena tidak bisa membedakan mana lawan dan kawan. Serangan dari belakang ini menjadi serangan kunci pasukan Quraisy dalam membalik keadaan. Pasukan Quraisy yang awalnya melarikan diri dari pertempuran, kembali lagi dan melakukan serangan kepada pasukan Nabi Muhammad. Pasukan Quraisy berhasil memenangkan Perang Uhud.

Kekalahan ini menjadi kesedihan yang amat mendalam bagi Nabi Muhammad. Bukan karena luka yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW. Kesedihan Nabi Muhammad yang mendalam adalah karena gugurnya paman Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib. Beliau adalah orang yang selalu berada di samping Nabi Muhammad dalam Perang Badar. Dan beliau adalah salah satu paman Nabi Muhammad yang sangat mencintai Nabi Muhammad dan melindungi Nabi Muhammad SAW dari serangan orang-orang Quraisy penentang Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad yang dalam kondisi terluka parah dilindungi oleh para sahabat-sahabat. Para sahabat nabi membawa beliau ke Gunung Uhud dan bersembunyi di gua ini. Gua tempat para sahabat nabi merawat luka Nabi Muhammad. Dan dengan air-air yang ada di rongga-rongga Gunung Uhud inilah Nabi Muhammad membersihkan darah-darah beliau.  Dari kekalahan ini, ada 70 orang yang meninggal dunia termasuk paman Nabi Muhammad SAW. Mereka semua dimakamkan di taman makam para Syuhada di sebelah Jabal Ar-Rumah.

Meskipun para pasukan Quraisy berhasil memenangkan peperangan, mereka tidak berhasil merebut kota Madinah dari pasukan Nabi Muhammad SAW.  Begitulah sejarah penting yang terjadi di lembah Uhud ini dan Gunung Uhud menjadi saksi bisu sejarah ratusan tahun yang lalu tersebut. Sejarah tentang arti penting sebuah kedisiplinan dan komitmen terhadap strategi yang sudah diputuskan dan disepakati bersama.

--

Terimakasih sudah membaca trit siangku ini.

Sehat dan bahagia selalu.

Sumber 1,2,3,4,5,6