Hukuman mati masih menjadi vonis terberat yang dilakukan hampir seluruh negeri di dunia tak terkecuali juga Indonesia. Negera ini masih menerapkan eksekusi mati bagi terpidana kelas kakap atas hasil keputusan pengadilan.

Beberapa kejahatan seperti terorisme, narkoba, pembunuhan bahkan pemerkosaan pun bisa dikenakan sanksi hukuman mati jika tindakan kriminal yang dilakukan oleh tersangka dianggap pantas untuk menerima vonis tersebut.

Banyak kasus kejahatan di Indonesia yang para tersangkanya harus menerima keputusan untuk dihukum mati. Aksi terorisme pada bom Bali beberapa tahun lalu misalnya, para terpidana dijatuhi hukuman mati dan telah dieksekusi. Selain itu ada juga nama Fredy Budiman, pengedar narkoba kelas kakap yang juga telah dihukum mati.

Terbaru pada tahun ini, nama Herry Irawan tersangka kasus asusila yang telah ia lakukan kepada para santriwatinya. Setelah ditetapkan sebagai terpidana, pengadilan pun memvonis Herry Irawan dengan hukuman mati.



Gambar

Bicara soal hukuman mati, memang terdengar horror sekali. Hal ini dikarenakan kematian seolah telah dapat diprediksi dan tinggal menunggu waktu saja. Rasanya makan pun sudah tak nikmat lagi jika mendapatkan vonis berat tersebut.

Di Indonesia sendiri, eksekusi hukuman mati biasanya dilakukan di Nusakambangan yang berada di tengah pulau. Penjara tengah laut tersebut mampu menambah ketakutan semakin menjadi. Para terpidanan mati ini, akan dibawa ke tempat eksekusi hukuman.

Pada proses hukuman mati, setiap negara memiliki caranya tersendiri dan terkhusus Indonesia tembak mati dipilih sebagai bagian dari eksekusi para tersangka.

Dari sekian banyak cara hukuman mati, manakah yang paling dianggap paling menyiksa?

1. Ditembak



Gambar

Indonesia masih menggunakan ditembak sebagai cara eksekusi terpidana mati. Biasanya para tersangka akan ditutup matanya lalu diminta bediri atau duduk.

Regu tembak juga mengambil jarak dengan tersangka untuk eksekusi. Biasanya senapan akan langsung mengarah ke jantung.

Para terpidana yang ditembak akan mengalami kematian selama 7-10 detik saja. Namun, jika terjadi gagal jantung maka kematiannya bisa sedikit lebih lama hingga mereka bisa merasakan sakitnya.

2. Dipenggal



Gambar

Hukuman mati dengan cara dipenggal atau dipancung mungkin tidak ada di Indonesia. Namun, di beberapa negara seperti Arab Saudi masih memberlakukan hukuman tersebut.

Para terpidana mati yang dipenggal kepalanya akan mengalami kematian lebih cepat sama seperti ditembak yakni hanya hitungan detik saja.

Usut punya usut diduga mereka yang terpenggal akan mengalami halusinasi saat kepalanya putus seolah masih menyatu di tubuhnya.

3. Disuntik



Gambar

Hukuman mati dengan cara disuntik dianggap paling manusiawi karena korban tidak akan mengalami rasa sakit.

Disuntik mati dilakukan dengan tiga proses yakni pertama dilakukan suntikan bius tujuannya untuk menghilangkan kesadaran dengan dosis 20 kali lebih banyak dari obat bius biasa.

Namun, pada suntikan pertama dianggap penting karena bisa menjadi pemicu si korban akan mengalami rasa sakit atau tidak nantinya. Jika gagal, maka terpidana mati akan mengalami kesakitan pada proses selanjutnya.

Selanjutnya, suntikan kedua dilakukan setelah terpidana mati mengalami pingsan total. Tujuan dari suntikan ini untuk melemaskan otot-otot.

Setelah suntikan kedua bekerja, maka otot akan terasa lemas sekali. Dan pada suntikan ketiga ialah untuk menghentikan fungsi jantung.

Nah itulah GanSis jenis hukuman mati yang digunakan beberapa negara di dunia. Menurut GanSis manakan yang paling menyiksa?

Hukuman mati terkadang tidak membuat orang lain untuk jera terhadap kejahatan. Selalu ada saja kriminalitas yang berulang dan selalu terjadi kapanpun.

Sumber : Opini pribadi

1