Membahas tema perang salib memang tak cukup sekali lewat akan ada pembahasan menarik juga di dalamnya, nah untuk yang belum tahu sudut pandang yang berbeda dari perang salib bisa baca thread ane yang sudah membahas secara garis besar saja, untuk pembahasan itu bisa klik disini.

Melanjut pembahasan selanjutnya, disini cerita akan berfokus pada perang salib kedua dan ketiga saja. Karena walau ini perang, tapi sepertinya tidak ada unsur kebencian dan dendam. Apakah ada unsur kepentingan? Yuklah, kita bahas saja agar semua tercerahkan.



Sering kita mendengar provokasi yang mengatakan perang salib ini adalah perang antara Islam dan Kristen, yang tentunya membuat emosi bila mendengarkan kisah itu seakan ingin berperang lagi untuk membalaskan dendam. Eitss! Hati-hati inilah yang dinamakan narator sukses ber orasi. Semakin pendengar dan pembaca miskin literasi ,maka sumbu pendek semakin banyak, dan bisa meledak kapan saja dan dimana saja. Tentu hal ini sangat berbahaya, harus diluruskan dan perlu diberikan narasi yang berbeda, yaitu perang yang tanpa dendam. Seperti sebuah film tentang mereka Kingdom of Heaven.

Dalam rangkaian perang salib kedua dan khususnya yang ketiga adalah perang yang paling besar, dalam rangkaian perang salib. Ada 2 tokoh besar yang menjadi ikon antara Islam dan Kristen saat ini, dia adalah Richard The Lionheart dan Shalahuddin Al Ayyubi, atau Yusuf bin Ayub.



Mereka berdua ini berperang bukan didasari dengan kebencian tetapi kasih sayang, nah, bingungkan!

Richard dan Salahuddin itu bisa dikatakan mereka bersahabat dan akrab, bayangkan dalam literasi sejarah ketika Salahuddin mendengar Richard sakit itu yang mengirim dokter adalah dirinya.

Posisi di waktu itu Shalahuddin bertahan di Jerussalem dan pasukan Richard yang mengepung. Karena di perang salib kedua Shalahuddin berhasil kembali mengambil Jerussalem dari pihak Kristen. Maka disaat ini kita fokus di perang salib ketiga, karena bisa dibilang ini perangnya para raja, karena tentara Salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa (Raja Jerman), Richard Lionheart (Raja Inggris) dan Phillip Augustus (Raja Perancis).



Namun di tengah perjalanan perang Raja Barbarossa meninggal di daerah Cicilia (Italia) karena tenggelam di sungai. Namun perjalanan tetap dilanjutkan hingga akhirnya ketika berhasil menaklukkan Akka dan Siprus, raja Philip harus pulang bersama pasukannya, karena masalah kekuasaan Perancis dan meninggalkan raja Richard seorang diri mengepung Shalahuddin di Jerussalem.

Disinilah persahabatan mereka terjalin, bahkan ketika pengepungan yang sedang terjadi ada dari salah seorang muslim yang tidak tahan mencoba untuk mendatangi Richard dan ingin memberikan informasi penting agar bisa memenangkan perang namun meminta jaminan agar ia tidak dibunuh. Namun ketika sudah dihadapan Richard malah dipenggal kepalanya dan Richard memerintahkan kepala si penghianat untuk dikirim ke Shalahuddin dengan sebuah surat yang isinya “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan permainan kecil kita”. Salahuddin terkesima dengan ini kemudian ia merasa senang, karena layaknya sebuah permainan harus fair play. Ini menunjukkan persahabatan mereka walau sedang berperang sekalipun.



Pernah juga kejadian, ketika sedang berperang ada seorang warga kristen yang kehilangan anaknya dan meminta Shalahuddin untuk menghentikan perang. Dan uniknya hal itu dilakukan perang di stop sementara, dan kedua pasukan kristen dan Islam bekerjasama mencari anak yang hilang setelah ditemukan dan dikembalikan perang pun berlanjut kembali. Bagaimana unik dan anehkan perang salib ini? Banyak kisah unik tentang perang salib ketiga ini, dan kedua tokoh ini pun mempunyai sifat tidak pedendam, karena memang mereka bersahabat.

Jadi agak aneh kalau sekarang muncul orang-orang yang arogan dari kedua sisi, yang tujuannya hanya untuk membully dan menjelekkan agama orang lain dan menjadikan perang salib itu simbol kebencian. Cobalah untuk melihat sejarah perang salib yang ketiga ini, untuk apa saling menghujat.



Bahkan dalam perang mereka saling menasehati, ini terlihat ketika Shalahuddin mengatakan "Richard adalah sosok yang sangat berani. Hanya saja ia cenderung menyia-nyiakan hal tersebut dengan seringkali gegabah". Dan Richard pun menasehati Shalahuddin dengan mengatakan "Kekuatan saya terletak pada kekuatan tempur yang lebih besar, namun pasukanmu lebih unggul karena lebih solid berada dibawah satu komando, sedangkan pasukan saya berada dibawah ordo-ordo ksatria yang sangat banyak terkadang bersaing satu sama lain."



Bahkan akhir perang ditandai dengan perjanjian damai, tentu hal ini menegaskan kembali perang yang dilakukan ada kepentingan tersendiri bagi kedua kubu bukanlah untuk dendam.





Jadi akhir dari cerita perang ini juga adanya pernikahan dimana saudara perempuan Richard The Lionheart dinikahkan dengan saudara Saladin, Malik al Adil. Dan keduanya menjadi pemimpin Jerussalem yang baru. Peristiwa ini mengakhiri juga pertikaian antara Islam dan Kristen waktu itu.

Jadi poinnya walau berbeda pendapat dan pandangan hingga terjadi perang sekalipun, ternyata tidak ada dendam dan kebencian. Kenapa sekarang banyak orang menjadikan perang salib untuk memupuk kebencian? Bersikaplah satria seperti dua tokoh ini, perang itu harus dilandasi taat aturan negara, taat aturan agama bukan pada kebencian lantas menjelekkan agama orang lain.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google