qoni77Avatar border
TS
qoni77
Bayi Perempuan Dibuang, "Mohon Maaf Saya dan Istri Belum Mampu Membesarkan Anak Ini"



Akibat Life Achievement Keliru, Bayi Dibuang di Dalam Tas Shopee Food



Nyeri sekali hati ini ketika melihat berita tentang bayi perempuan yang dibuang di dalam tas Shopee food pada sabtu 20 November lalu. Padahal tas Sophee food berwarna oranye itu biasanya digunakan oleh ojol untuk mengantarkan makanan. Kok bisa isinya bayi? Usut punya usut terdapat keanehan pada benda yang tergeletak di lapak pedagang Legen di Jalan Lingkar Timur Sidoarjo. Yaitu ketika beberapa orang mendengar suara tangisan bayi hingga berusaha mencari sumber suara tersebut.


Tas berwarna oranye di lapak penjual Legen setelah dibuka berisi bayi perempuan dalam kondisi yang masih sehat dan masih menggunakan baju dan selimut. Bayi perempuan diperkirakan berusia 3 minggu dengan dilengkapi sebuah kertas surat yang bertuliskan tangan. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah :

"Mohon maaf saya dan istri belum mampu membesarkan anak ini."



Bagaimana menurut Gansist ketika membaca isi surat dari tulisan tangan tersebut?

Kalau Ane pribadi melihat dari sisi kemanusiaan, bahwa kejadian yang dialami oleh bayi yang dibuang dengan dilengkapi surar tulisan tangan dari orang tuanya ini adalah toxid society yang menganggap pernikahan sebagai puncak dari pencapaian hidup atau Life Achievement semata.



Ditilik dari kebanyakan atau lazimnya memang demikian, bahwa sebagian dari masyarakat kita yaitu masyarakat Indonesia dan biasanya mereka berada di kelas bawah sampai menengah (mengalami kemiskinan struktural) mudah mengatakan demikian, "Nikah saja dulu, nanti rezeki juga datang sendiri!"


Namun sayangnya ketika rezeki datang dalam bentuk pekerjaan atau anak malah disia-siakan atau kadang tidak ditanggapi oleh pelaku pernikahan tersebut. Rezeki anak adalah rezeki atau titipan dari Tuhan. Lalu kenapa anak malah dibuang? Sungguh hal demikian adalah hal yang diluar nalar manusia atau menyalahi tentang hak anak sebagai manusia.



Seharusnya sebagai orang tua memikirkan betul bagaimana ketika menjalani aktivitas seksual bersama pasangan. Seks itu bukan hanya sekedar rekreasi, bukan juga ejakulasi semata, ataupun seneng-seneng doang! Namun harus disadari betul sebagai pelaku pernikahan– seharusnya paham betul akibat dari aktivitas seksual adalah anak.



Pernikahan memang memiliki tujuan yang bukan anak semata. Di mana anak adalah rezeki daripada hadiah pernikahan oleh Yang Maha Kuasa. Namun pernikahan sendiri bukan produsen utama untuk memiliki anak banyak-banyak. Hingga kemudian menelantarkannya. Hal demikian sangatlah tidak manusiawi dan melanggar kodrat manusia sebagai khalifah, menurut ane kelakuan manusia harusnya tidak begitu– menelantarkan anak.




Orang tua yang tidak siap dengan adanya anak, cenderung tidak memiliki kesiapan mental ataupun jiwa pemenang ketika menjadi orang tua. Anak kerap dijadikan beban hidup, sehingga anak harus mengalami banyak sekali penderitaan ketika menjadi manusia. Banyak sekali orang tua yang memiliki kebijakan atau pemahaman keliru tentang anak. Hebatnya hal ini dialami oleh sebagian besar warga miskin dan menengah di masyarakat Indonesia kita. Padahal jelas sekali bahwa pemerintah melarang tindakan menelantarkan anak, yakni terdapat dalam undang-undang.



Quote:



Sepertinya pemerintah sendiri sudah mengatur tentang hak-hak anak dengan beberapa programnya. Sebut saja program KB yaitu Dua Anak Cukup. Ada harapan besar di sini menurut Ane, sehingga hak-hak anak mudah atau dapat dipenuhi oleh orang tuanya. Orang tua siap menjadi orangtua dan anak merasa bahagia karena dilahirkan oleh orang tua. Program KB adalah salah satu langkah baik pemerintah untuk melakukan perlindungan terhadap anak. Selain perlindungan terhadap anak memang sudah diatur dalam undang-undang. Hanya saja beberapa orang memang tidak peduli atau acuh terhadap peraturan pemerintah tersebut.



"Kan anak bahwa rezeki sendiri?" Kalimat itu merupakan kata-kata kuno yang diaminkan oleh masih banyak sekali warga Indonesia. Sungguh memang anak membawa rezekinya sendiri. Maka setiap individu seharusnya paham betul tentang kemampuannya, bukan kemampuannya untuk memiliki anak saja, namun juga memilih jumlah anak!


Seharusnya kan sadar diri. Seperti ketika memiliki kesadaran saat menginginkan suatu barang dengan menyadari isi dompetnya. emoticon-Smilie



Akhirnya melalui thread ini, Ane ingin menyampaikan kepada para orang tua atau manusia Indonesia di luar sana yang sudah berkeinginan menikah atau sedang menjalani biduk rumah tangga. Kita sebaiknya memahami betul apa tujuan pernikahan, apa hak-hak anak, apa kewajiban orang tua terhadap anak, sehingga tidak ada ketimpangan dalam menjalankan kehidupan yang juga hadiah Tuhan ini. Tiap orang paling tidak bisa bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat.



Ditulis secara mandiri oleh @qoni77
Sumber referensi ini
bulumata.tanpak
a.w.a.w.a.w
tajin
tajin dan 28 lainnya memberi reputasi
29
11K
322
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan