gramletAvatar border
TS
gramlet
Seperti Apakah 'Standar Kecantikan' di Belahan Dunia?


Kita semua tahu bahwa kecantikan ada di mata yang melihatnya. Dengan meninjau kembali gagasan tentang kecantikan dari manca-negara, kita mendapatkan beragam pendapat yang berlomba meletakkan standar kecantikan mereka masing-masing. Dengan banyaknya standar kecantikan, tubuh menjadi aset berharga yang perlu dirawat dan dijaga dengan berbagai macam cara yang berbeda (bahkan sampai yang tidak biasa) guna menjadi wanita primadona.

Lalu, seperti apa wanita-wanita yang dipandang jelita itu?

1. Leher panjang khas Suku Kayan


Gambar 1.1



Gambar 1.2



Gambar 1.3

Bagi orang Kayan yang tinggal di Myanmar, leher panjang dianggap sebagai simbol kesejahteraan dan kecantikan. Itulah sebabnya gadis-gadis di sana mengenakan kalung kuningan di leher sejak berusia lima tahun.


Gadis Kayan memasangkan enam cincin di leher dan jumlahnya bertambah satu setiap tahun. Mereka akan berhenti menambahkannya setelah menikah. Karena lilitan cincin itu, leher mereka bisa memanjang sampai empat puluh sentimeter. Tidak hanya itu, rasa sakit dan tidak nyaman membuat mereka menjadi sulit untuk sekedar menoleh.

2. Bibir lebar khas suku Surma



Gambar 2.1



Gambar 2.2



Gambar 2.3

Bagi masyarakat asli Surma di Etiopia, bibir lebar dipandang sebagai simbol kedewasaan wanita yang bisa menarik pria untuk menikah. Wanita Ethiopia yang mencapai usia subur akan mencabut dua gigi depan bagian bawah dan membuat tindik di bibir bawahnya. Setelah itu, tanah liat yang berat atau lempeng kayu dimasukkan ke dalam lubang ini.


Saat dewasa, lempeng yang lebih besar dipasang di bibir yang membuat bibir meregang sampai mencapai lempeng ukuran penuh. Tidak hanya bibir, wanita di sana juga memakai beban untuk meregangkan daun telinga hingga cukup panjang untuk menyentuh bahu. Menurut mereka, semakin panjang daun telinga, maka akan semakin cantik.


3. Tato suci khas suku Maori



Gambar 3.1



Gambar 3.2



Gambar 3.3

Bagi masyarakat suku Maori di Polinesia, tato tidak hanya digunakan sebagai penghias kulit. Penduduk asli Selandia Baru ini menggunakan teknik tato yang disebut "ta-moko"untuk membuat semacam kartu identitas dengan pola hitam dan biru tua tepat di wajah seseorang.


Wanita Maori secara tradisional menato diri mereka di dagu selama masa remaja dan mencoba membuat tato mereka serapi dan sedetail mungkin demi menunjukkan status sosial. Saat orang lain melihat tato ini, mereka dapat dengan mudah membaca tentang diri wanita tersebut dan menyebut betapa cantiknya wanita itu.


4. Tubuh tertutup kapur khas suku Karo



Gambar 4.1



Gambar 4.2



Gambar 4.3

Bagi suku Karo, motif-motif spiral adalah lambang kecantikan. Pola-pola rumit yang melapisi tubuh mereka diolesi dengan kapur putih dan terkadang dicampur dengan oker merah. Baik wanita maupun pria secara aktif mempraktikkan bentuk seni visual ini.


Untuk suku khusus, mereka menggunakan lambang ini sebagai garis pertahanan pertama mereka—suatu bentuk intimidasi kepada saingan dan musuh. Tidak jarang terdapat juga bekas luka di tubuh mereka. Bekas luka itu dipandang sebagai tindakan berani dan secara tradisional dianggap menarik.


5. Daun telinga membentang khas suku Maasai



Gambar 5.1



Gambar 5.2



Gambar 5.3

Saat menyusuri daerah pegunungan di Kenya Selatan, kita bisa melihat wanita Maasai mengenakan selendang dan pakaian warna-warni. Mereka juga mengenakan aksesoris unik seperti anting-anting menjuntai yang tergantung dari daun telinga yang direntangkan.


Mereka menggunakan benda berat seperti gading, batu, dan kayu untuk melebarkan lubang telinga dan secara bertahap meningkatkan ukurannya untuk membuat daun telinga terkulai. Dipandang sebagai tanda kecantikan, para wanita sering memasangkan anting-anting mereka dengan penutup kepala dan sepatu yang serasi dengan aksesoris buatan tangan yang rumit.


6. Badan gemuk khas Mauritania



Gambar 6.1



Gambar 6.2



Gambar 6.3

Di Mauritania, lipatan lemak atau stretch marksadalah sebuah bentuk kecantikan ideal bagi wanita di sana. Untuk mendapatkan standar kecantikan seperti itu, para wanita dipaksa mengkonsumsi enam belas ribu kalori per hari sejak kecil oleh orangtua mereka.


Mempertimbangkan kembali standar kecantikan


Menjelajahi bagian dunia yang jarang dikunjungi, bisa memberi kita gambaran sekilas tentang gaya hidup yang melestarikan konsep kecantikan sejak berabad-abad lalu. Meskipun kita mungkin tidak setuju dengan standar unik mereka, dengan berbicara bersama orang-orang itu dan mencari tahu mengapa mereka masih mengikuti praktik-praktik tersebut bisa menjadi pengalaman yang membuka mata. 


Bagaimana dengan standar kecantikan khas Agan-Sista sendiri?


Apakah sudah puas dengan Standar Nasional Indonesia? 😃


Spoiler for Sumber:

Spoiler for Sumber gambar:

Diubah oleh gramlet 16-11-2021 10:06
eyefirst2
jiresh
screamo37
screamo37 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
7.1K
111
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan