Ada yang pernah nonton film indonesia yang judulnya rumput tetangga? Nah dalam film itu kan diceritakan bagaimana si lakon ingin hidup bahagia seperti tetangganya yang terlihat sempurna banget. Eh pas secara ajaib ia bertukar hidup sebagai tetangganya tadi malah gak seindah yang dibayangkan dan malah justru lebih berat.

Tapi kali ini ane gak fokus ke perbandingan kehidupan dalam bersosialisasi khususnya ber-tetangga kayak film tersebut ya. Ane justru mau bercerita sosialisasi dalam hidup ber-tetangga itu sendiri. Dimana realita hidup antar tetangga itu kadang benar kayak yang diceritakan di sinetron, kadang juga salah.



Ane bilang benar karena ane mengalaminya sendiri gan. Jadi kayak yang ane bilang diatas bahwa apa yang selama ini kita tonton di sinetron tentang kehidupan masyarakat, khususnya bertetangga itu gak sepenuhnya salah. Bahkan sebenarnya sinetron itulah yang adopsi dari realitas kehidupan masyarakat. Jadi bisa dibilang benar ya.

Tapi ya terkadang apa yang ditampilkan dalam sinetron ada unsur-unsur yang dilebih-lebihkan. Apalagi yang sinetron azab-azab itu. Waduh pernah ane nemuin sinetron yang mana dulunya mandor jahat meninggal, jenazahnya kena azab dijatuhi meteor. Haha itu yang kena azab satu kampung kalo ceritanya kejatuhan meteor gitu wkwk.



Beda lagi kalau sinetronnya yang menampilkan ibu-ibu kompleks lagi kumpul beli sayur terus menggunjing tetangganya yang lain yang gak sesuai dengan circle mereka itu wajar, normal, dan realitas adanya. Kemudian yang secara terang-terangan menyindir tetangganya yang punya anak PSK itu juga ada. Nyata dan normal.

Kalau yang dulunya tetanggaan baik, saking baiknya udah dianggap kayak keluarga sendiri tapi akhirnya ada kesalahan diantara keduanya terus malah jadi musuhan itu juga nyata adanya. Gak percaya? Oke ane ceritain deh.

Jadi keluarga ane, dalam hal ini posisi ane sebagai anak ya. Jadi fokus tetanggaan adalah ortu ane dan keluarga sebelah rumah ane. Alkisah dua keluarga ini rumahnya berdekatan, saking dekatnya paling cuma 5 langkah jaraknya. Makanya disebut tetangga kan? Nah mereka hidup bertetangga itu lebih dari 10 tahun lamanya.

Bayangkan dengan waktu yang selama itu udah pasti tetanggaan udah gak sekedar tetangga. Tapi udah kayak keluarga. Bisa dibilang tiap hari kedua keluarga ini ada salah satu yang berkunjung. Gak ada hari yang mereka gak berkunjung. Jangankan berkunjung, antar makanan tuh dalam seminggu bisa lebih dari 3 kali. Pokoknya kayak keluarga deh.



Tapi pada suatu hari pecah lah masalah dalam kehidupan bertetangga mereka. Dan disinilah titik balik kehidupan bertetangga mereka. Ane bisa bilang gini "Dulu Dianggap Keluarga, Kini Jadi Musuh Nyata". Musuhannya tu gimana? Dan apa penyebabnya?

Penyebabnya tuh bukan sepele gan. Kalau ente berpikiran masalahnya sekedar menggunjing terus ketauan, atau hewan peliharaan ngerusak tanaman itu salah. Penyebabnya adalah perselingkuhan gan. Haha penyebabnya aja udah kayak di sinetron kan? Makanya ini bukan masalah sepele lagi. Dan kalaupun sekarang jadi musuhan ya wajar ya.

Ane gak bisa lebih detail ngejelasin penyebabnya. Yang pasti itulah penyebabnya. Siapa pelakunya, gak usah ane sebutin karena itu aib gan. Jadi begitulah gan yang awalnya kedua tetangga ini dulunya akrab saking akrabnya dekat udah kayak keluarga, dan karena kesalahan maka kini justru jadi musuhan.

Terus letak toxic nya dimana?
Nahh toxic itukan racun ya. Jadi sifatnya racun gak baik, dan bahkan mematikan. Dalam kasus ini, tetangga sebelah rumah ane itulah yang toxic. Karena merekalah yang memperkeruh suasana. Udah musuhan, harusnya sebisa mungkin gak usah ada komunikasi atau sekedar tatap muka ya.

Eh, ini mereka yang cari masalah dengan cari-cari kesalahan apa yang mungkin bisa di upke publik. Misalnya kemarin kasus ayam. Kan keluarga ane pelihara ayam tuh lumayan banyak. Itulah yang mereka, tetangga toxic ini jadikan objek atau alasan untuk cari masalah dengan keluarga ane. Alasan mereka bau kandangnya mengganggu banget. Ampe di laporin ke polisi lho ya Allah. Polisi aja ampe ngelus dada masalah sepele aja sampai harus terlibat wkwk.



Hati-hati tetangga toxic kayak gini gan. Alih-alih menjadi tetangga yang baik malah jadi tetangga yang toxic. Kalau gak senang ya pindah aja atau tetangga yang gak disukai gak usah digubris. Ini malah cari-cari alasan buat dijadikan masalah. Hadeh kepriben tenan kie.

Oke segitu dulu untuk thread ane kali ini, thread ini sifatnya entertainment yang bersumber dari keresahan ane dilingkungan sosial ya gan. Emang paling enak jadi tanaman kaktus aja ya gan biar gak ketemu kayak ginian di dunia per-acting-an wkwk. kalau kurang informatif ya tolong dimaklumi. Kalau menyinggung ya mohon maaf. Terimakasih udah baca. Jumpa lagi di thread ane selanjutnya.

Referensi: Opini & Pengalaman Pribadi
Sumber gambar: Tertera
@abdulqadirz©2021