mx667
TS
mx667
Kuliah dan Sekolah Gak Efektif untuk Belajar Pemrograman
Saya sekolah di SMK TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) dan berkuliah di prodi (program studi) Sistem Informasi. Sekarang saya sudah bekerja sebagai programmer, lebih tepatnya programmer web (Front-end Web Developer). Saya berhasil jadi programmer bukan karena sekolah maupun kuliah tersebut (walaupun sekolah dan kuliah saya ada hubungannya dengan komputer dan mempelajari pemrograman secara langsung). Saya bisa bekerja sebagai programmer karena hasil dari belajar sendiri lewat YouTube dan baca - baca artikel di internet.

Pada saat tulisan ini dibuat, saya sedang mengerjakan skripsi di semester 7 dan bentar lagi harusnya wisuda. Sesuai pengalaman saya harus saya katakan bahwa sekolah dan kuliah tidaklah efektif untuk belajar pemrograman. Saya gak tahu di sekolah dan kampus lain seperti apa, tapi saya akan coba jelaskan menurut pengalaman saya saja. Barangkali dengan adanya tulisan ini, teman - teman yang lain bisa berdiskusi dan mungkin punya pendapat dan pengalaman lain atau berusaha menyanggah argumen saya ini.





Hasil polling di grup Facebook JavaScript Indonesia




https://id.quora.com/Apakah-sekolah-pemrograman-akan-menggantikan-kuliah-Teknik-Informatika-di-masa-depan-Mana-yang-menurutmu-lebih-efektif-untuk-belajar-pemrograman


Quote:




1. Jam Belajar Pemrograman Sedikit

Hal pertama yang mau saya bahas adalah jam belajar yang sedikit. Jam belajar sedikit ini maksudnya adalah jam belajar yang digunakan untuk belajar pemrograman itu sendiri. Namanya sekolah dan kuliah tentu yang dipelajari gak cuma satu mata pelajaran atau satu mata kuliah saja. Tapi berdasarkan pengalaman saya sekolah dan kuliah, waktu yang digunakan untuk belajar pemrograman itu terlalu sedikit. Paling dalam satu minggu cuma ada 2 sampai 4 jam saja.

Mengenai SMK jurusan RPL(Rekayasa Perangkat Lunak) saya kurang tahu nih berapa lama yang dipakai untuk belajar pemrograman. Tapi berdasarkan pengamatan saya ke teman - teman yang kuliah jurusan TI sekalipun, jam belajar yang digunakan terlalu sedikit.

Kebanyakan jam belajar akan digunakan untuk mempelajari berbagai mata pelajaran yang lain. Gak masalah kalau mata pelajaran atau mata kuliah yang dipelajari masih oke. Kalau misalnya cuma disuruh menerapkan berbagai rumus matematika yang kita gak tahu fungsinya untuk apa, itu yang jadi tantangan. Harusnya kita kalau gak tahu rumus - rumus itu fungsinya apa, lebih baik tanya, kalau perlu sejarah dari kenapa rumus - rumus tersebut diciptakan juga ditanyakan. Dalam hal ini saya kurang kritis sih waktu jaman masih sekolah dan kuliah. Sekarang udah masuk ke semester akhir, udah telat dan udah lupa.

Kalau kuliah di luar negeri sih ada yang bilang belajar matematika itu gak cuma ngitung - ngitung aja, tapi juga belajar teori dibalik setiap rumus - rumus tersebut.



Coba tonton videonya mba Gita Savitri menit ke 5:28.


Saya sendiri adalah programmer web, dan untuk belajar pemrograman websaja ada banyak yang harus dipelajari. Belum lagi kalau teman - teman belajar pemrograman game, machine learning, data science, dan lainnya. Menurut pengalaman saya belajar pemrograman web ini harus belajar bahasa pemrograman dan framework-nya. Mau gak mau, karena jam belajar pemrograman yang sedikit, kita harus belajar sendiri dan gak bisa mengandalkan dosen ataupun guru untuk ngajarin kita.



2. Cuma Belajar Dasar - Dasar

Seperti yang kita tahu, sekolah dan kuliah itu cuma mengajarkan dasar - dasar pemrograman saja. Kalau di sekolah dan kampus tempat saya belajar, itu gak diajarkan framework - framework modern dari bahasa - bahasa pemrograman yang ada. Ada yang bilang kalau yang diajarkan sekolah dan kuliah ini udah bener ya, karena gak mungkin juga sekolah dan kuliah ngajarin framework - framework yang selalu berubah dan ada begitu banyak.



Coba tonton video berikut di menit ke 1:34.




Coba tonton video berikut di menit 16:43. Pak Sandhika dan pak Erico selaku dosen bercerita bahwa gak mungkin mempelajari materi sebuah teknologi atau mempelajari pemrograman dan frameworknya di kuliah. Terlalu banyak. Makanya beliau bikin channel YouTube sendiri.


Front-end Web punya framework sendiri, Back-end Web punya framework sendiri. Itu masih pemrograman web, belum lagi pemrograman yang lainnya. Gak mungkin sekolah dan kuliah ngajarin itu semua, terlalu banyak.

Terlepas dari benar atau gak, dari yang diajarkan sekolah dan kuliah (cuma dasar - dasar), menurut saya gak worth itkalau sekolah dan kuliah yang memakan biaya puluhan juta sampai ratusan juta dan waktu bertahun - tahun hanya mengajarkan dasar - dasar pemrograman saja. Kalau mau belajar dasar - dasar pemrograman, menurut saya YouTube dan Google sudah lebih dari cukup. Dan buat teman - teman yang pengen jadi programmer web, belajar pemrograman atau belajar untuk jadi programmer web pengalaman saya gak butuh waktu bertahun - tahun ya, sebenarnya cuma butuh waktu beberapa bulan saja.

Memang dilema ya kalau belajar komputer dan teknologi, karena semuanya udah ada di Google dan YouTube, gak seperti belajar ilmu kedokteran atau bidang ilmu yang lain.

Malahan terkadang internet jauh lebih baik dalam memberikan pelajaran. Saya sendiri merasa kalau belajar secara otodidak di internet adalah jalan terbaik untuk jadi programmer.



3. Terlalu Banyak Debugging Code Temen yang Gak Rapi

Ini yang lucu. Mohon maaf sebelumnya bila nanti ada yang tersinggung jika saya bicara hal ini. Tapi saya merasa hal ini wajib dibahas karena sangat penting.

Seperti yang kita tahu dan seperti pengalaman saya kuliah dan sekolah, lebih banyak orang yang gak niat sekolah ketimbang yang niat sekolah. Lebih banyak teman - teman yang gak niat belajar ketimbang yang niat belajar. Gak sedikit yang sekolah dan kuliah cuma mengejar ijazah. Gak sedikit yang ambil jurusan yang berbau komputer tapi gak pernah pegang komputer sama sekali. Menurut saya kuliah jurusan komputer itu bukan tempat yang tepat untuk belajar komputer. Di SMK dan kampus yang berjurusan komputer, kita dianggap sudah terbiasa pegang komputer.

Makanya di sekolah dan kuliah gak diajarkan hal - hal sederhana seperti hidupkan komputer, bikin folder, Microsoft Word, dan kawan - kawannya. Kecuali SD dan SMP mungkin masih diajarkan. Kalau misalkan teman - teman memang benar - benar niat belajar komputer, saya sarankan untuk belajar di tempat - tempat seperti les komputer, kursus komputer atau mungkin bisa belajar sendiri lewat YouTube dan internet.

Nah kembali ke poin nomor 3 ini, terlalu banyak debugging code teman yang gak rapi. Debugging artinya menyelesaikan error yang terjadi di code kita.

Karena banyak yang gak niat kuliah dan banyak yang gak pernah pegang komputer, makanya banyak dari teman - teman di sekitar yang mungkin kesulitan mengikuti pelajaran atau mata kuliah pemrograman. Banyak yang mengalami error walaupun yang diajarkan hanyalah hal - hal basic atau dasar. Siapa yang disuruh benerin error itu? Sudah pasti teman - teman yang udah bisa ngoding, atau teman - teman yang gampang memahami, dan teman - teman yang udah jalan lah codingan-nya. Karena gak mungkin dosen yang cuma 1 orang disuruh membetulkan semua error yang dialami 1 kelas anak.

Hal ini menurut saya gak efektif karena memakan banyak waktu. Kita gak usah fokus ke teman - teman yang merasa salah jurusan, gak niat belajar, atau mungkin kuliah dan sekolah hanya sekedar disuruh orangtua. Kita fokus saja ke judul dari video ini. Karena banyak teman - teman yang gak niat belajar dan gak pernah pegang komputer, gak heran kalau codingan mereka ada yang gak rapi dan kita harus debug code yang gak rapi tersebut. Pusing deh.

Alternatif lain selain kuliah dan sekolah adalah coding bootcamp. Kalau misalkan coding bootcamp, yang saya tahu ada coding bootcamp intensif yang 1 mentor itu ngajarin khusus 1 orang. Gak harus nunggu teman - teman yang lain yang mungkin punya pemahaman dan waktu menangkap yang berbeda - beda. Kan ada orang yang dijelaskan langsung paham, ada yang gak bisa langsung paham, perlu waktu dulu. Dan coding bootcamp kan kebanyakan orang memang berniat serius ingin belajar ngoding, bukan salah jurusan lagi.

Nah alternatif lain, yang saya ambil juga, yaitu belajar sendiri.



4. Ketinggalan Jaman

Poin nomor 4 ini sebenarnya sudah pernah saya bahas di konten saya yang lain. Mengenai yang diajarkan oleh sekolah dan kuliah yang terkadang sudah ketinggalan jaman. Misalnya di SMK dan kuliah saya yang masih mengajarkan bikin website dengan metode slicing di Photoshop lalu ditaruh di Macromedia Dreamweaver. Selama jadi programmer web, saya dan teman - teman kerja gak pernah pakai metode seperti ini. Pastinya halaman website akan berat karena banyak gambar hasil slicing tersebut.

Di sekolah dan kuliah saya juga gak diajarkan yang namanya Git, Github, dan Rest API. Padahal itu sangat penting untuk berkolaborasi antar tim. Sekarang ada yang namanya Front-end dan Back-end. Gak semua pekerjaan dikerjakan sendiri. Kemudian untuk bekerja sama tim perlu Git karena gak mungkin code kita copy paste lewat flashdisk dan upload ke Google Drive untuk kemudian dilanjutkan anggota tim yang lain. Git solusinya.



Penutup

Jadi itu ya teman - teman mengenai sekolah dan kuliah yang gak efektif untuk belajar pemrograman. Menurut saya sekolah dan kuliah sama sekali gak efektif untuk belajar pemrograman. Kuliah dan sekolah memang mengajarkan hal - hal lain, gak hanya ngoding aja. Ada diperkenalkan data science, machine learning, dan lain sebagainya. Jadi kalau bisa sih kita harus berpikir kritis, gak cuma sekedar belajar menghafal, tapi juga bertanya mengenai hal - hal yang kita pelajari.

Nah ini yang gak saya lakukan yah selama kuliah. Sayang banget kalau misalkan udah bayar mahal tapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Misalkan kalau di jurusan Sistem Informasi itu diajarkan mengelola project menggunakan aplikasi Microsoft Project. Itu saya bingung banget cara menggunakannya dan cara kerja sebenarnya. Saya udah terlanjur gak suka duluan karena ngurus - ngurus project itu ngapain gak seru gitu kan, ngoding lebih seru, tapi kan kita udah dapat mata kuliahnya, udah bayar, sayang kalau gak dipelajari atau setidaknya ditanya lebih detail sedikit.

Di sekolah dan kampus juga ada perpustakaan, kalau menurut saya sayang banget kalau gak dipakai. Mulailah baca buku, karena tugas mahasiswa dan siswa kan memang belajar. Misalkan kalau ada diantara teman - teman yang pengen jadi Data Scientist, barangkali bisa baca buku - buku tentang data science di perpustakaan. Nanti kalau ada yang kurang mengerti bisa bicara dengan dosen, konsultasi, dan minta arahan. Itu sih menurut saya.



Penjelasan melalui video:






Terimakasih sudah mau membaca. Jangan sungkan untuk bertanya dan ngobrol dengan saya lewat PM Kaskus atau sosmed lain seperti Instagram saya:
https://www.instagram.com/anggakswr

Baca juga:

Akhirnya Bisa Ngobrol dengan Pak Sandhika GalihHT
Tips Belajar Pemrograman Secara Otodidak HT
Sentimen Negatif Tentang Programmer HT
Pernah Ada Project yang Gagal Gak? HT
Enaknya Jadi Programmer Menurut Agan Ini HT
Seberapa Penting Ngetik Cepat untuk Programmer? HT
Cara Jadi Front-end Web Developer Modal Youtube HT
Cara Jadi Web Developer Otodidak HT
Mengenal title Attribute di HTML HT
Saya Pilih Tailwind CSS HT
Diubah oleh mx667 01-10-2021 01:19
delfatesting260kesakwil69dirasin6812
dirasin6812 dan 32 lainnya memberi reputasi
31
10K
106
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan