si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
All About Torpedo - Senjata Andalan Kapal Selam
Dalam pertempuran matra laut, "torpedo" menjadi salah satu senjata yang ditakuti. Lazimnya senjata ini dipakai dan diluncurkan oleh kapal selam, namun pada perkembangannya, tidak hanya diluncurkan oleh kapal selam. Torpedo masa kini juga bisa diluncurkan oleh pesawat, helikopter dan kapal permukaan.

Pada dasarnya, torpedo adalah peluru kendali yang bergerak di dalam air, sehingga mampu melacak dan mengejar sasarannya sendiri. Dengan ukuran relatif kecil dan bergerak di dalam air, membuat torpedo sangat sulit dideteksi. Jika berhasil dideteksi, maka akan sulit untuk menghadangnya.

Ledakan torpedo akan menimbulkan "bubble jet effect", yang mampu mematahkan struktur rangka dan mengoyak badan kapal. Jika torpedo mengenai kapal yang berukuran besar, bisa dipastikan kapal tersebut akan terbelah menjadi dua bagian. Pada kesempatan kali ini ane akan membahas serba-serbi torpedo, mulai dari sejarah, cara kerja, serta perkembangan torpedo dari masa ke masa.

Sebelum melanjutkan membaca tulisan ini, ane sarankan agan dan sista untuk menyiapkan camilan dan minuman sebagai teman membaca, karena pembahasan ini akan panjang. Bagi yang tidak suka pembahasan panjang, ane sarankan untuk tidak melanjutkan membaca tulisan ini. Ane akan mulai thread kali ini dari sejarah torpedo. Selamat membaca emoticon-Angkat Beer




Ilustrasi torpedo modern.

Ilustrasi: id.depositphotos.com




BAGIAN 1: Sejarah Torpedo


Senjata berupa proyektil yang mampu bergerak di dalam air ini pertama kali dikembangkan pada abad 19. Pada masa tersebut juga mulai dikembangkan ranjau darat dan juga ranjau laut. Sebenarnya ide mengenai torpedo sudah ada sejak tahun 1200 Masehi.

Tepatnya pada tahun 1275, ilmuwan militer Arab yang bernama Hasan Al-Rammah, menulis ide tentang senjata berbentuk seperti telur yang mampu bergerak di dalam air dan membawa peledak. Namun, teknologi pada masa itu belum mampu mewujudkan ide tersebut.




Ide tentang torpedo yang dibuat oleh Hasan Al-Rammah.

Ilustrasi: weaponsandwarfare.com



Torpedo baru benar-benar bisa dikembangkan memasuki abad 19, ilmuwan Inggris bernama Robert Whitehead pada tahun 1886 untuk pertama kali memperkenalkan torpedo. Torpedo ini lantas diberi nama sesuai namanya, yakni "Whitehead".Torpedo Whitehead dinilai sebagai torpedo pertama yang berfungsi secara efektif, meskipun sebelumnya ada beberapa orang yang membuat prototype torpedo, tapi belum bisa bekerja dengan baik.




Robert Whitehead, ilmuwan asal Inggris yang berhasil membuat torpedo untuk pertama kali.

Foto: wikipedia.org



Nama torpedo diambil dari nama jenis ikan pari yang memiliki sengat listrik. Pada awalnya, nama torpedo digunakan untu menyebut istilah ranjau laut. Namun, sejak tahun 1900, istilah torpedo digunakan untuk menyebut proyektil yang mampu bergerak dengan tenaga sendiri di dalam air.




Ikan pari torpedo, nama senjata torpedo diambil dari nama ikan ini.

Foto: www.naturamediterraneo.com



Setelah keberhasilan Inggris dengan torpedo Whitehead, Jerman dan Prancis kemudian juga mulai menciptakan torpedo dalam waktu yang hampir bersamaan. Torpedo Whitehead digunakan untuk pertama kali dalam Perang Pachoca tahun 1877, meskipun penembakan torpedo ini gagal. Kapal perang Inggris waktu itu, yaitu HMS Shah, menembakkan torpedo kepada kapal Huáscar milik pemberontak Peru. Namun, kapal tersebut berhasil menghindari torpedo tersebut. Pasalnya torpedo Whitehead kehabisan tenaga sebelum mencapai sasaran.

Sejarah mencatat, torpedo berhasil menenggelamkan kapal untuk pertama kali dalam pertempuran Rusia-Turki tahun 1878. Waktu itu, kapal milik Turki yang bernama Intikbah, berhasil ditenggelamkan setelah 2 torpedo diluncurkan dari kapal Veliky Knyaz Konstantin milik Rusia.

Pada perkembangannya, torpedo mulai digunakan secara luas selama Perang Dunia 1 dan 2. Jerman menjadi negara yang paling sukses menggunakan sekaligus mengembangkan torpedo dalam pertempuran. Selama Perang Dunia 1, U-Boat milik Jerman berhasil menenggelamkan lebih dari enam ribu kapal sekutu. Baik kapal dagang dan kapal perang, sebagian besar diantaranya ditenggelamkan dengan torpedo.




Ilustrasi U-21 Jerman selama Perang Dunia 1.

Ilustrasi: Willy Stöwer



Jika Jerman berhasil dengan torpedonya, Amerika Serikat justru mengalami masalah pada torpedonya. Torpedo Mark 14 yang digunakan semasa Perang Dunia 2, mengalami banyak permasalahan. Salah satu contoh kasusnya terjadi pada tanggal 14 Desember 1941, saat itu USS Seawolf menembakkan total 8 torpedo ke kapal Jepang. Dari 8 torpedo yang ditembakkan, 7 meleset, sementara satu torpedo mengenai sasaran, parahnya satu torpedo tersebut tidak meledak.

Karena menemui jalan buntu dalam upaya memperbaiki masalah torpedonya, Angkatan Laut Amerika sampai meminta bantuan dan saran dari Albert Einsten. Einsten kemudian menemukan masalah torpedo tersebut, ternyata mekanisme detonator mengalami kerusakan saat menghantam target, sebelum sempat meledakkan hulu ledak.

Einsten menyarankan penambahan ruang kosong di ujung torpedo, hal ini dilakukan untuk mengurangi impact saat menghantam sasaran. Namun, Angkatan Laut Amerika Serikat tidak menindaklanjuti saran Einsten tersebut. Akibatnya pada bulan Juli tahun 1943, torpedo yang ditembakkan USS Tinosa ke kapal tanker Jepang mengalami kegagalan. Torpedo memang berhasil mengenai sasaran, tapi tidak meledak.




Saran Einstein untuk masalah torpedo Amerika, yaitu dengan menambahkan ruang kosong di ujung torpedo, tapi saran ini tidak pernah ditindaklanjuti.

Ilustrasi: Tangkapan Layar Lycma Mil-Tech/Youtube



Angkatan Laut Amerika lantas melakukan penyelidikan lebih lanjut setelah beberapa torpedo mereka gagal meledak, akhirnya mereka menemukan masalah tersebut. Masalah itu terdapat pada komponen berbentuk cincin pada detonator, yang bentuknya terlalu tipis, sehingga rusak saat menghantam target.

Angkatan Laut Amerika kemudian mengganti komponen tersebut dengan memakai bahan yang lebih tebal, setelah itu masalah teratasi. Pada akhirnya, saran dari Einsten tidak pernah dipakai. Saat mereka mencoba memperbaiki sendiri permasalahan torpedo tersebut, ternyata malah berhasil. Sejak saat itu torpedo milik Amerika bisa diandalkan untuk menenggelamkan kapal musuh.




Dengan mengganti komponen berupa cincin dengan bahan yang lebih tebal, masalah pada torpedo milik Amerika bisa diatasi.

Ilustrasi: Tangkapan Layar Lycma Mil-Tech/Youtube




BAGIAN 2: Cara Kerja Torpedo


Torpedo modern dapat diluncurkan dari berbagai platform, mulai dari kapal permukaan, helikopter dan pesawat terbang. Pada platform kapal permukaan, torpedo diluncurkan dari tabung peluncur, torpedo diluncurkan dengan udara bertekanan. Jika diluncurkan dari helikopter dan pesawat, maka torpedo dijatuhkan langsung dari ketinggian.




Peluncuran torpedo MK 46 dari kapal permukaan.

Foto: wikimedia.org




Peluncuran torpedo dari helikopter.

Foto: royalnavy.mod.uk




Peluncuran toepedo MK 54 dari pesawat P-8A Poseidon.

Foto: US Navy



Sementara peluncuran torpedo dari kapal selam, memakai tabung peluncur. Tabung tersebut memiliki pintu kedap air di kedua ujungnya, penggunaan pintu kedap air ini bertujuan agar saat mengisi torpedo dari dalam kapal selam, air laut tidak masuk ke dalam kapal selam.

Saat torpedo akan diisi, pintu depan ditutup, dan pintu belakang dibuka. Sementara saat akan diluncurkan, pintu depan dibuka, sementara pintu belakang ditutup. Saat diluncurkan, torpedo akan di dorong keluar dengan aliran air berkecepatan tinggi. Setelah itu, torpedo akan bergerak dengan dorongan baling-baling (propeller) yang berputar.




Diagram peluncuran torpedo dari tabung peluncur pada kapal selam.

Ilustrasi: wikipedia.org



Baling-baling torpedo biasanya ada dua, yang berputar berlawanan arah. Hal ini bertujuan agar bodi torpedo tidak ikut berputar akibat momen yang dihasilkan oleh baling-baling. Baling-baling torpedo umumnya memiliki bilah yang banyak, hal tersebut bertujuan untuk memberi daya dorong yang besar, meskipun kecepatan putarannya relatif rendah.




Baling-baling torpedo umumnya memiliki bilah yang banyak.

Foto: bluebird-electric.net



Kecepatan baling-baling torpedo diusahakan tidak terlalu tinggi, jika putaran baling-baling tersebut terlalu tinggi, maka akan menghasilkan gelembung-gelembung yang disebut sebagai kavitasi. Gelembung ini adalah air yang berubah menjadi uap karena tekanan rendah pada sisi belakang baling-baling yang berputar sangat cepat.

Gelembung-gelembung ini akan menghasilkan suara akustik, yang dapat dideteksi musuh. Untuk itu, baling-baling pada torpedo diusahakan tidak menimbulkan gelembung kavitasi.




Baling-baling torpedo diusahakan agar tidak berputar terlalu tinggi, agar tidak menghasilkan gelembung kavitsai.

Ilustrasi: Tangkapan Layar Dansro24/Youtube




BAGIAN 2.1: Mesin Torpedo Zaman Dulu


Setelah mengenal cara peluncuran torpedo, kita beralih ke mesin gan sist. Memasang mesin pada torpedo merupakan tantangan tersendiri, karena torpedo berada di dalam air. Mesin konvensional jelas tidak dapat digunakan, karena jenis mesin ini membutuhkan udara untuk beroperasi.

Dalam sejarahnya, berbagai metode pernah digunakan sebagai mesin penggerak torpedo, salah satunya adalah dengan menggunakan udara bertekanan yang disimpan dalam tangki. Udara bertekenan ini digunakan untuk menggerakkan mesin piston, putaran mesin kemudian menggerakkan baling-baling dan pada akhirnya mendorong torpedo.




Penggerak torpedo yang menggunakan udara bertekanan tinggi.

Ilustrasi: Tangkapan Layar vbbsmyt/Youtube



Pada perkembangannya, mesin torpedo juga pernah menggunakan roda gila (flywheel). Sebelum diluncurkan, roda gila diputar dengan sangat cepat. Inersia dari roda gila tersebut dimanfaatkan untuk memutar baling-baling torpedo melalui serangkaian roda gigi.




Penggerak torpedo yang menggunakan roda gila (flywheel).

Ilustrasi: Tangkapan Layar vbbsmyt/Youtube



Salah satu mesin torpedo yang sukses digunakan adalah sejenis mesin uap, yang disebut sebagai "wetheather". Cara kerja mesin ini adalah sebagai berikut, di dalam torpedo akan terjadi proses pembakaran bahan bakar khusus yang tidak memerlukan sumber oksigen dari luar. Gas hasil pembakaran ini digunakan untuk memutar mesin, sementara air yang digunakan untuk mendinginkan mesin berubah menjadi uap.

Uap yang yang dihasilkan ini digunakan sebagai tenaga tambahan yang digunakan untuk memutar mesin, sebagian besar torpedo pada masa Perang Dunia 1 dan 2 kebanyakan memakai mesin wetheather ini.




Sistem mesin uap pada torpedo.

Ilustrasi: maritime.org




BAGIAN 2.2: Mesin Torpedo Modern - Thermal


Pada mesin torpedo modern, pilihan mesinnya lebih sederhana, yakni thermal dan elektrik. Ane akan bahas thermal terlebih dahulu. Jenis thermal memakai metode pembakaran di dalam torpedo, mesin yang digunakan memakai bahan bakar khusus, yang di dalamnya sudah terdapat oxidizer. Sehingga proses pembakaran bisa dilakukan tanpa bergantung dengan oksigen dari sumber luar. Contoh bahan bakar yang digunakan adalah otto fuel II. Bahan bakar ini terdiri dari 3 jenis campuran, yakni propylene glycol dinitrate, 2-nitrodiphenylamine, dan dibutyl sebacate.

Karena torpedo berbentuk silinder, maka untuk efisiensi ruangan, torpedo membutuhkan mesin dengan desain khusus. Jenis mesin yang digunakan oleh torpedo adalah "swashplate".Dalam mesin ini, piston disusun melingkar dengan sekuen gerakan yang diatur oleh plat berbentuk piringan. Torpedo yang memakai mesin ini adalah MK 46 dan MK 48 buatan Amerika.



Mesin swashplate pada torpedo MK 46.

Ilustrasi: Tangkapan Layar mkwmr/Youtube



Kelebihan dari torpedo thermal adalah memiliki kecepatan lebih tinggi dan jarak jangkaunnya yang jauh. Kelemahannya adalah torpedo ini cukup berisik, sehingga akan mudah dideteksi. Selain itu, karena gas pembakaran harus dikeluarkan melalui exhaust, torpedo akan kehilangan tenaga pada kedalaman laut. Karena tekanan gas harus melawan tekanan air yang besar.



BAGIAN 2.3: Mesin Elektrik


Pada mekanisme ini menggunakan baterai dan motor listrik, keunggulannya adalah torpedo menjadi lebih senyap, sehingga sulit dideteksi. Karena tidak mengeluarkan sisa pembakaran melalui exhaust, torpedo ini tidak kehilangan tenaga pada kedalaman.

Jenis baterai yang digunakan, misalnya alumunium silver oxide, lithium ion dan silver oxide zync. Saat ini torpedo elektrik lebih banyak digunakan, karena mudah dirawat, aman, serta bisa dibuat secara modular. Misalnya untuk menambah jarak jangkauan, cukup menambah panjang torpedo. Sehingga mampu membawa baterai dalam jumlah lebih banyak.



Contoh baterai yang digunakan pada torpedo elektrik.

Ilustrasi: ksbatteries.com




BAGIAN 3: Cara Torpedo Menghantam Target Sasaran


Torpedo pada masa awal tidak dilengkapi sistem kendali, torpedo hanya bergerak lurus, sehingga harus dibidik dengan tepat saat ditembakkan. Torpedo pada awalnya hanya dilengkapi giroskop dan kontrol kedalaman untuk mempertahankan arah dan kedalaman.

Pada masa Perang Dunia, Jerman memakai torpedo yang dapat diprogram dalam pola tertentu. Setelah diluncurkan, torpedo akan bergerak dengan pola tersebut, sehingga kemungkinan mengenai sasaran lebih besar. Sementara pada torpedo modern, sudah dilengkapi sistem pemandu, sehingga bisa melacak dan mengejar sasaran secara tepat.

Seperti halnya kapal selam, torpedo memakai gelombang suara untuk melacak targetnya. Hal ini karena gelombang elektromagnetik yang digunakan seperti peluru kendali di udara, tidak berfungsi baik di dalam air. Sebaliknya, gelombang suara mampu merambat lebih baik di dalam air daripada di udara.




Torpedo memakai gelombang suara untuk melacak targetnya.

Ilustrasi: artikelnesia.com



Ada beberapa sistem pengendali pada torpedo, yang pertama adalah sonar pasif.

1. Sonar Pasif

Akan mendengar suara dari target, misalnya kapal selam atau kapal permukaan. Kemudian sistem dalam torpedo akan melacak arah sumber suara tersebut dan mengarahkan torpedo untuk mengenainya. Pada torpedo tipe lama, dilengkapi dengan dua sensor pada kedua sisinya. Torpedo akan bergerak zig-zag seperti ular, dengan membandingkan kuat lemahnya deteksi sensor di kedua sisi, maka akan diketahui arah target. Sehingga torpedo bisa diarahkan ke target tersebut.





Torpedo tipe lama dibekali sensor di kedua sisinya, sehingga torpedo akan bergerak zig-zag menuju targetnya.

Ilustrasi: Tangkapan Layar Lycma Mil-Tech/Youtube



Namun, torpedo modern tidak perlu melakukan gerakan zig-zag lagi untuk mencari target. Pada torpedo modern, deteksi sensor pasif dapat digerakkan secara digital, sehingga tak perlu repot-repot bergerak zig-zag layaknya ular.




Torpedo modern sudah dilengkapi sensor digital, sehingga tidak perlu bergerak zig-zag seperti ular.

Ilustrasi: atlas-elektronik.com



2. Sonar Aktif

Dengan metode sonar aktif, torpedo akan memancarkan ping berupa gelombang suara, gelombang ini akan dipantulkan oleh target. Dengan menganalisa gelombang suara tersebut, posisi sasaran dapat diketahui secara tepat. Kemudian sistem kendali pada torpedo akan mengarahkan torpedo tersebut ke target sasaran.

Torpedo yang menyerang kapal perang permukaan memakai metode homing, di mana sistem pada sensor kendali akan melacak jalur jejak ombak di belakang kapal yang bergerak. Torpedo akan berada di jejak kapal dan akan mengejar kapal tersebut.





Metode sonar aktif pada torpedo.

Ilustrasi: cdn.asp.events




Lanjut Post #2 emoticon-Peace
Diubah oleh si.matamalaikat 20-07-2021 12:04
jireshTuanLiPhaantomPain
PhaantomPain dan 37 lainnya memberi reputasi
38
9.1K
69
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan