adegkecilAvatar border
TS
adegkecil
Tips Mengembangkan Kreativitas Anak


Assalamualaikum.
Selamat pagi, GanSist.
Apa kabar? Masih dengar kabar kematian dari orang-orang terdekat kita? 🥺 Semoga pandemi ini segera berakhir, ya.

Heleh, baru pembukaan udah bahas yang bikin mellow. 😶 Skip!

Agan Sista pernah mengamati dunia anak nggak? Mengamati saat mereka kumpul main bareng? Atau mengamati cara seorang anak bermain sendiri?

Bagiku, dunia anak adalah dunia yang penuh kegembiraan. Isinya cuma senang melulu. Masalah mereka cuma satu, pas dimarahin emak karena main kelamaan. Elah, curhat! 🤣

Kali ini, aku mau membagi tips mengembangkan kreativitas anak, versiku, tentu saja.

Sebelum membahas ke tips-tips, kreativitas tuh apa, sih, sebenarnya?

Nih, aku bawain dari KBBI;
Quote:


Jadi, kali ini tipsnya seputar cara untuk mengembangkan kemampuan mencipta dalam diri anak.

Mencipta apa?
Bisa apa saja. Asalkan ada bahan, langkah kerja, maka ada hasilnya. Seperti itu, kan, rangkaian 'mencipta'?

Sebelum mengarahkan tentu saja kita harus tau dulu, kesukaan dan minat anak.

Toh, kita yang sudah dewasa (baca: tua) ini saja keberatan kalau harus mengerjakan hal yang tidak kita sukai bukan? Sama saja dengan anak. Cari tau dulu apa kesukaannya. Caranya? Amati.

"Oh, anakku sukanya musik. Soalnya suka ngambilin panci sama spatula buat bikin bebunyian. Ngambilin botol buat dipukul-pukul ke dinding, jadi tercipta nada-nada yang meskipun abstrak tapi sudah mengarah ke musik," misalnya.

Misal yang lain, "Oh, anakku sukanya masak. Tiap aku masak, dia ikutan ngupas bawang, minjam pisau, ikutan motong sayur, ikut ngaduk, dst."

Contoh lagi, "Oh, anakku suka bikin mainan dari barang bekas. Tiap lihat kardus udah pasti dipotong, digunting, dilem sedemikian rupa biar jadi truk."

Dan ... itu semua bisa kita ketahui dari PENGAMATAN. Maaf, ya, terpaksa dicapslok.

Setelah diamati terus diapain, Sist?

*Disediakan Sarananya*

Contohnya saja anakku sendiri ini, Gan.
Kakak ini usianya 6 tahun. Dari kecil dia suka membangun, menggambar, dan semua hal yang berbau kendaraan.

"Kok sukanya banyak banget?"

Iya, Gan. Masih kecil ini. Belum harus fokus ke satu bidang juga. Biarkan dia mencintai banyak hal dulu.



Balik lagi, jadi yaudah. Aku sediain dia balok, mulai dari balok kayu (bekas mainan ponakan), balok kecil (hadiah sunatan dari tetangga), sama balok ukuran sedang (beliin di warung tetangga), dan puzzle.

Kalo urusan menggambar, ini karena aku kesel, beli buku baru sehari langsung penuh sama gambaran dia semua, akhirnya ini belakang lemari yang dijadikan sekat alias pembatas ruangan, aku tempelin kertas besar, di sini disebutnya kertas manila. Dah, deh! Aku kasih dia spidol.



Karena emang sesuai sama kesukaannya, jadi kalau dikasih mainan itu tadi, dia bakalan betah banget.

Lanjut, abis disediain sarananya terus apa, Sist?



*Dibebaskan tapi Tetap Diarahkan*

Kasih, deh, semua yang disukai tadi. Bebasin aja.
"Nih, Kak. Bikin apa aja terserah Kakak."

Bilang gitu, tapi ya kudu diarahkan juga.

Ini dia bikin gajah, mobil crane, mobil pemadam, truk, mobil bak tertutup, dan satu lagi itu entah apa namanya.
🤣



Begini ini nggak sekali duduk terus langsung bisa jadi begini. Nggak, ya, Gan!
Ini awalnya bapaknya yang bikin gajah (dari tutorial), anaknya ngelihatin. Berikutnya anaknya nyoba terus, lama kelamaan bisa bikin sendiri.



Biasanya bikin helikopter sama mobil tank juga. Cuman ini nggak cukup baloknya.

Lagi-lagi bapaknya yang ngarahin, Gan! Ngasih contoh dulu baru, deh, anak berkreasi sendiri.

Saat anak mencoba hal baru, namun tidak pas, maka tahan dulu emosinya, Sist. Ajak dia berdiskusi.

Misal, dia coret-coret di tembok. Tarik napas dulu, Sist. Embuskan perlahan lalu ajak ngobrol. Duduk dulu emaknya, posisikan sejajar di depan anak. Terangkan tembok itu fungsinya buat apa. Kalau menggambar di tembok betul atau tidak. Menggambar harusnya di mana. Lalu tarik kesimpulan atas persetujuannya.
Mudah, Sist? Teorinya mudah. Praktik nahan emosi ini juga perlu latihan bertahun-tahun.
🤣

Selanjutnya apa, Sist?
*Apresiasi*

Apa pun hasil karya anak, bikinan tangan anak, harus kita nilai.

Kalo masih bocah banget ya nggak perlu dikoreksi. Puji aja dulu.

"Pinter, Kak! Bagus bener ini!"



Kalo udah besaran dikit, dirasa udah bisa beneran jadi bakat, kalo emang butuh koreksi, ya bilang pelan-pelan.

"Ini udah bagus banget, Kak! Tapi lebih bagus lagi kalau cake-nya dikurangi manisnya."
Itu kalo suka masak, tapi manisnya kebangetan.
😬

Penting banget buat mastiin semua hal di atas dikerjakan dengan gembira, ya. Emang dunia anak itu penuh kegembiraan. Jangan renggut hal itu hanya karena masalah sepele. Kotorlah, nggak rapilah, jeleklah, belum benerlah, dst.

Buat catatan, anak itu peniru ulung. Kalau kita ingin anak-anak kreativitas tinggi, ya kita juga usaha yang sama donk!

Aku punya pengalaman, dulu pernah nulis surat sekali aja buat Kakak pas pamit mau pergi. Eh, lain hari dia bikin surat juga buat temennya sebagai permintaan maaf.



See? Mereka peniru yang handal, bukan?

Terakhir:

*Doakan*

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tak kuasa mengatur apa saja. Maka selalu pintakan Sang Pencipta agar menjadikan anak-anak kita sebagai anak yang taat dengan jiwa kreativitas yang tinggi.

Toh, tanpa kehendak-Nya semua tips di atas juga bakalan mental.
So, dekati pemilik jiwa anak kita juga, ya. Kita cuma sebagai lakon. Tetap ada Dalang di balik langkah-langkah panjang anak kita esok hari.

Sebagai penutup, sering-sering tengok forum Kids & Parenting buat dapetin ilmu tentang dunia anak dan orang tua ; Forum Kids & Parenting

Sekian obrolan kita hari ini. Tetap jaga kesehatan jiwa dan raga. Jangan abai sama prokes demi orang-orang yang kita sayangi.

See you soon.
❤️
gegerorion124
LeviTata
cheria021
cheria021 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.5K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan