si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Hellfire R9X 'Flying Ginsu' - Inilah Rudal yang Mengeliminasi Target secara Sadis
Apakah agan dan sista masih ada yang ingat soal berita yang sempat menjadi perhatian masyarakat internasional pada awal tahun 2020 lalu ? Akan TS sedikit ceritakan untuk pembuka thread ini, kebetulan peristiwa tersebut juga berkaitan dengan tulisan yang akan ane bahas.

Pada hari Jumat (3/1/2020) dini hari di Bandara Baghdad, Amerika Serikat mengirim drone kombatan andalannya, yakni MQ-9 Reaper ke Iraq guna menghabisi para jenderal Iraq. Waktu itu MQ-9 diterbangkan dari pangkalan militer AS di Qatar.

Dalam misi tersebut, target utama AS berhasil dieksekusi dengan menggunakan munisi rudal milik MQ-9. Salah satu jenderal yang terbunuh adalah Qasem Soleimani, kematiannya mengundang duka mendalam bagi warga Iran.

Selain Soleimani, korban tewas yang teridentifikasi adalah jenderal Pengawal Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Hussein Jafari Nia dan Mayor Jenderal Hadi Taremi, dengan Kolonel Pengawal Shahroud Mozaffari Nia dan Abu Mahdi al-Muhandis. Daily Mail dalam artikelnya kala itu menyebutkan bahwa tubuh jenderal Iran disebutkan hancur berkeping-keping dalam serangan tersebut. Jenazah hanya dapat diidentifikasi dengan cincin yang ia kenakan di tangan kirinya.




Inilah ilustrasi rudal yang dipakai untuk menyerang para jenderal Iran.

Ilustrasi: @Charles_Lister/Twitter



Mungkin agan dan sista ada yang masih penasaran, kira-kira senjata macam apa yang membunuh sang jenderal tersebut ? Nama senjata yang dipakai menghabisi nyawa Soleimani adalah Hellfire R9X, atau lebih dikenal dengan julukan "Flying Ginsu", ada juga yang menyebutnya sebagai "Ninja Bomb".

Meski ada embel-embel nama"Ninja",rudal tersebut bukan buatan Jepang, dan bukan juga buatan Kawasaki. Entah mengapa rudal ini diberi julukan Ninja ? Mungkin salah satu faktornya karena rudal ini tidak menimbulkan ledakan, selain itu prinsip kerjanya juga mirip senjata rahasia yang sering
digunakan oleh para Ninja gan sist.

Sementara nama "Ginsu" adalah merek pisau dari Amerika sana gan sist, pisau ini biasanya digunakan para chef di dapur. Kalau kita lihat julukan "Flying Ginsu", bisa juga diartikan sebagai "Pisau Terbang". Karena hakikatnya "Ginsu" adalah merek pisau dapur.




Julukan Flying Ginsu diambil dari produk pisau ini emoticon-Big Grin

Ilustrasi Gambar: wikipedia.org



Biasanya jenis rudal yang ditembakkan akan menghasilkan ledakan yang cukup besar gan sist, dan jika yang ditembak ada di darat, rudal bukan hanya menghancurkan target. Kemungkinan efek dari ledakan juga akan mengenai masyarakat sipil, terlebih lagi aksi yang dilakukan AS setahun yang lalu berlokasi di dekat Bandara. Warga sipil pun bisa jadi korbannya.

Untuk menghindari korban dari pihak sipil, maka dikembangkanlah rudal bernama R9X yang tidak dibekali hulu ledak. Meski tidak bisa meledak, seperti kita lihat ilustrasi diatas, sebagai ganti dari ledakan maka rudal dibekali 6 buah pedang lipat (switchblade). Pada kasus serangan di Iraq, Hellfire R9X menyasar bagian atas kendaraan sasaran dengan bilah pedang yang mengembang. Hanya sasaran di dalam kabin kendaraan yang menjadi korban dengan cabikan pedang.

Bisa dibilang jika terkena rudal ini, kondisi tubuh korban akan tercabik-cabik serta sulit dikenali, dan menurut opini ane cara eksekusi dengan rudal R9X ini cukup sadis juga. R9X merupakan varian pengembangan dari rudal Hellfire,rudal tersebut aslinya digunakan sebagai munisi anti-tank. Hellfire sendiri mulai dikembangkan dan diproduksi di AS pada dekade 1980-an, pada perkembangannya varian Hellfire juga mulai diaplikasikan pada unit drone.




Saat menuju target rudal akan mengembang dan mengeluarkan 6 bilah pedang.

Ilustrasi: US Military




Ilustrasi: @artisanalprofa1/Twitter




Mobil yang ditumpangi Jenderal Qasem Soleimani terbakar setelah dihantam rudal R9X pada awal tahun 2020 di Bandara Internasional Baghdad.

Foto: IRAQI PRIME MINISTER PRESS OFFICE VIA AP



Pengembangan R9X sendiri dimulai pada masa pemerintahan Presiden Barrack Obama, salah satu alasan pengembangan rudal ini karena banyak warga sipil yang tewas akibat serangan rudal yang dilakukan AS di Timur Tengah saat Obama menjabat presiden. Ben Emmerson, penyelidik khusus untuk Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa serangan pesawat tak berawak AS mungkin telah melanggar hukum internasional karena tingkat korban sipil yang tinggi.

Bulan Januari 2012 dan Februari 2013, serangan udara operasi khusus AS (di timur laut Afghanistan) menewaskan 200 orang. Dari jumlah tersebut, sebenarnya hanya 35 yang menjadi target berhasil dieksekusi, sisanya adalah warga sipil. Hampir 90 persen orang yang tewas dalam serangan udara AS bukanlah target yang dimaksudkan.

Karena adanya isu pelanggaran hak asasi manusia, pemerintahan Obama lalu memberi perintah untuk mengembangkan jenis rudal baru yang tidak akan menimbulkan korban dari warga sipil. Kemudian Hellfire dipilih sebagai rudal yang akan dikembangkan tersebut, varian dari Hellfire ini kemudian dikenal dengan nama R9X. Rudal ini sudah mulai dikembangkan tahun 2011.

Rudal R9X dirancang untuk menembus kendaraan dan bangunan, hulu ledak Hellfire R9X dirancang untuk mengurangi kerusakan tambahan dan meminimalkan korban sipil. Pengembangan rudal ini bisa dibilang sukses, karena bisa menghabisi target tanpa menimbulkan korban sipil serta tidak menimbulkan ledakan.










Foto kendaraan korban yang terkena serangan R9X Flying Ginsu.

Ilustrasi Foto: @obretix/Twitter



Varian dasar Hellfire yang diberi kode AGM-114 biasanya dipasang pada helikopter serang AH-64 Apache serta drone MQ-1 Predator, rudal anti-tank ini dibuat oleh Lockheed Martin. Sudah banyak varian yang dikembangkan dari jenis rudal ini. Hellfire varian standard sendiri memiliki berat 49 kg, panjang 163 cm serta diameter 17.8 cm serta mampu melesat dengan kecepatan Mach 1.35 (1.601 km per jam).

Kemungkinan Hellfire R9X juga punya spesifikasi yang sama. Sayangnya tidak begitu banyak data yang diketahui soal rudal R9X ini, masih dijaga kerahasiannya oleh pihak AS. R9X cukup efektif untuk mengeksekusi target tanpa menimbulkan korban dari pihak sipil, tercatat mulai tahun 2017 sudah banyak korban berjatuhan akibat serangan Flying Ginsu.

Salah satu yang menjadi korban R9X adalah Abu Khayr al-Masri, pemimpin al-Qaeda di Suriah. Sama seperti Soleimani, ia tewas dengan tubuh yang tercabik-cabik, rudal yang ditembakkan waktu itu berhasil menembus atap mobil dan merenggut nyawanya. Masih dari pentolan al-Qaeda, Qassam ul-Urdini asal Yordania dan Bilal al-Sanaani asal Yaman juga tewas akibat terkena serangan rudal ini pada pertengahan tahun 2020 lalu.




Mobil milik Abu Khayr al-Masri, pemimpin al-Qaeda di Suriah yang menjadi korban R9X Flying Ginsu tahun 2017.

Foto: New Jersey Office of Homeland Security and Preparedness



Dengan varian R9X ini korban dari pihak sipil pun sudah mulai berkurang, dari beberapa kasus di Timur Tengah, rudal berhasil menghancurkan target tanpa menimbulkan korban dari warga sipil. R9X bisa jadi momok menakutkan bagi para pentolan al-Qaeda saat ini, kini mereka hanya tinggal menunggu waktu untuk dieksekusi.

Nah demikian sedikit pembahasan salah satu rudal yang paling sadis (versi ane), tetapi cukup efektif digunakan, karena tidak sampai menimbulkan korban jiwa dari pihak sipil yang berada di wilayah konflik. Semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru untuk kita semua, terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir. Sampai jumpa lagi di pembahasan selanjutnya emoticon-Angkat Beer







Referensi: 1.2.3.4.5
Ilustrasi Gambar: google image, Twitter dan berbagai sumber
Diubah oleh si.matamalaikat 16-04-2021 01:39
yusuf2210
dafiqi17
sukakuda
sukakuda dan 32 lainnya memberi reputasi
33
10.4K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan