vizum78Avatar border
TS
vizum78
Melihat Sisi Lain Dari Kasus Viral Pemaksaan Berjilbab Dari Kacamata Ane.


Baru-baru ini lagi viral dengan berita seorang siswi non muslim yang wajib memakai jilbab di sekolahnya.
Argumentasinya adalah biar seragam dengan yang lain.
Kalau berbicara aturan sekolah yang ada, jelas sang siswi telah melanggar aturan sekolah yang ada.
Melanggar berarti telah berbuat kesalahan.
Namun namanya pelajar adalah manusia yang sedang belajar,jadi sanksi nya tidaklah berat bahkan harus di sanksi dengan sikap mendidik.
Ini adalah pandangan umum saja bukan berarti ane membela pihak sekolah loh yaaa.
Ini bicara konteks aturan sekolah yang ada.

Namun selain aturan sekolah tersebut ada aturan yang lebih tinggi yang mengatur semua kebijakan sekolah berdasarkan undang-undang hingga peraturan menteri pendidikan di seluruh wilayah Indonesia terutama sekolah milik negara.
Ternyata aturan yang di buat oleh sekolah tersebut telah melanggar aturan yang lebih tinggi.
Maka sanksi jelas harus ada dan di tegakan.
Pihak sekolah harus bertanggung jawab dengan pelanggaran yang mereka lakukan.
Karena posisi mereka adalah sang pendidik.
Bagaimana bisa di sebut pendidik kalau diri sendiri berani melakukan perbuatan yang tidak mendidik yaitu melanggar aturan yang di tetapkan oleh kekuasaan tertinggi.
Lalu bisa berharap apa dengan mereka yang didik.
Lha sebagai pendidik saja berani melanggar aturan apalagi murid-muridnya.
Maka dari sini gugurlah kesalahan sang siswi tersebut karena aturan yang ada tidak sah.
Jadi di sini clear bila bicara aturan.

Bila bicara jilbab dan kasus pemaksaan memakai jilbab maka kita harus melihat gambaran jilbab tersebut di mata masyarakat.
Pemakai jilbab di mata masyarakat adalah kaum wanita beragama islam.
Maka jilbab identik dengan kaum muslimah Indonesia walaupun ada sebagian kecil dari kaum wanita non muslim yang memakai serupa dengan bentuk jilbab namun hal tersebut tidak merubah paradigma bahwa jilbab adalah ciri khas wanita muslim di Indonesia.

Lalu terjadilah kasus-kasus pemaksaan memakai jilbab di sekolah negeri mengatasnamakan keseragaman.
Mengapa menggunakan kalimat kasus- kasus karena kejadian yang viral sekarang ini hanyalah potongan kecil dari sebuah gambar besar kejadian-kejadian serupa yang pernah terjadi di Indonesia.

Apakah salah siswi tersebut dan orang tuanya protes akan aturan kewajiban tersebut?.

Jelas tidak salah karena memang pandangan masyarakat melihat wanita berjilbab pastilah di yakini wanita tersebut adalah penganut agama islam berdasarkan point yang ane sampaikan di atas.
Jadi dengan mengatasnamakan keseragaman jelas perbuatan tidak bermoral.

Mengapa ane katakan tidak bermoral karena yang melakukannya adalah pendidik anak bangsa di wilayah pendidikan berorientasi paham nasionalis yang mengajarkan persatuan dalam kemajemukan bukan keseragaman di satu sisi saja.
Bila itu terjadi di wilayah sekolah swasta/yayasan berbasic agama jelas sang siswilah yang salah dan kurang beretika sebagai pelajar.

Jujur ane melihat setelah era reformasi,bangsa ini makin hari makin tersandera oleh masalah agama.
Tersibukan oleh kasus-kasus yang berkaitan dengan agama.
Bisa di bilang headline berita dalam beberapa tahun belakangan ini.
Berita yang terkait agama bisa di jadikan rekor dunia sangking banyaknya.

Tidak ada aturan yang jelas dan tegas..

Tidak ada tindakan yang jelas dan tegas...

Semua bermain aman demi suara tanpa perduli perpecahan di tengah masyarakat.

Sama seperti kasus yang sekarang viral,lambat laun akan tenggelam namun tenggelamnya tidak akan sampai di dasarnya.
Karena sesungguhnya kasus ini akan naik lagi ke permukaan di lain hari.
Siapa yang patut di salahkan.
Gansis semua pasti tau arahnya kemana.
Diubah oleh vizum78 23-01-2021 16:44
masboeing
adolfsbasthian
unorest
unorest dan 4 lainnya memberi reputasi
5
615
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan