serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
Secuil Cerita tentang Dunia Pekerja Seks Komersial


HAI AGAN DAN SISTA!

emoticon-Hai

Keharusan untuk memenuhi kebutuhan hidup telah mendorong banyak orang untuk menjalani profesi sebagai pekerja seks komersial (PSK). Himpitan keuangan, lapangan kerja yang terbatas, serta gaji yang menggiurkan adalah alasan utama seseorang untuk masuk ke dunia itu.

Perlu untuk kita ketahui, bahwa menjajakan seks sebagai sebuah 'profesi' sudah lama dilakukan. Yaitu, sejak zaman transaksi barter dilakukan. Agar bisa bertahan hidup, orang-orang pun menukar hubungan seksual dengan barang yang dibutuhkan. Sedangkan prostitusi yang kita kenal sekarang, sudah berlangsung sejak zaman Victorian silam.

Perguliran zaman dan kecanggihan teknologi telah membuat para pekerja seks komersial, lebih leluasa dalam menjalani profesi. Mereka pun kini terklasifikasi dalam berbagai kelas: mulai dari kelas bawah hingga kelas papan atas dengan penghasilan puluhan juta per jam.

So, hari ini ane akan berbagi sedikit 'pengetahuan' tentang dunia PSK. Di mana informasi ini ane dapatkan dari seorang senior ane yang dulunya pernah bekerja sebagai penjaja seks komersial.

Terbagi dalam Tiga Kelas

Seperti yang ane sebutkan di atas, bahwa profesi PSK terklasifikasi dalam berbagai kelas. Yang pertama ada kelas bawah. Kalau kata senior ane, "Cabe Emperan.". Sesuai namanya, kelas bawah ini biasa menjajakan diri mereka di emperan, di pinggir jalan, warung plus-plus, bahkan di area pemakaman.



Nah, diketahui bahwa jumlah terbanyak dari piramida bisnis prostitusi ditempati oleh PSK kelas ini. Mereka ada di mana saja, menjajakan diri dengan harga yang murah. Mulai dari puluhan ribu dan mentok di angka lima ratus ribu per ronde (satu ronde = satu kali ejakulasi).

"Lima ratus ribu untuk kelas ini udah mahal banget,"ujar Senior ane.

Ya, maklum. Karena mereka kelas terendah, maka 'service' yang diberikan juga seadanya. Jadi, 'pelanggan' tidak bisa minta ini dan itu. Penampilannya pun seadanya dan bentuk fisik yang biasa-biasa saja. Selain itu, tempatnya pun juga ala kadarnya. Paling mewah di bilik petak pakai spring bad murah dan paling parah kadang di semak-semak bahkan di pemakaman.



"Itu, buat cewek yang dibayar dua puluh ribu sampe lima puluh ribu, sering 'kerjanya' di semak-semak. Kadang di kuburan juga mau."

Btw, PSK kelas ini adalah mereka yang menjajakan tubuh murni karena desakan ekonomi. Kan gak mungkin rasanya mereka rela dijamah dan dibayar murah jika tak benar-benar butuh uang. Ya tho?

***



Kedua, PSK kelas menengah. Mereka adalah PSK dengan jumlah terbanyak kedua di piramida bisnis berlendir. Jika dibandingkan dari tingkatan sebelumnya, PSK kelas ini memiliki 'kualitas' yang lebih bagus. Service yang oke, penampilan yang menarik, dan 'tempat kerja' yang nyaman. Namun, tentu saja itu disesuaikan dengan tarif booking-nya.

Pekerja di kelas ini bisa ditawar dengan harga 2 juta per jam hingga 20 juta. Makanya, tak jarang pekerja di kelas ini banyak yang memiliki body bagus karena mereka memiliki modal untuk perawatan. Mereka juga bekerja di bawah 'agensi' tertentu. Di mana urusan harga, tempat, dan pelanggan diurus sampai beres oleh 'manajer-nya', sedangkan si pelaku hanya menerima bersih dan 'siap tempur'.

Pelanggan dari kelas ini pun juga bukan orang biasa. Jika pekerja kelas bawah biasa dipesan oleh supir, kuli, atau pekerja rendah lainnya. Nah, yang kelas menengah ini juga 'dikonsumsi' oleh golongan menengah pula.

"Biasanya pejabat paling banyak. Kayak aku, pernah 'kerja' bareng pejabat."

Biasanya, pelanggan untuk kelas menengah ini tak hanya diminta untuk 'bermain di ranjang', tapi juga menemai mereka makan, jalan-jalan, atau hal-hal lain selama jam kontrak. Nah, kalau si pekerja ini 'pinter', dia bisa mendapatkan uang tambahan atau barang lain dari si pelanggan di luar tarif booking-nya.

"Kalau dapat yang dompet tebal, kadang mau beliin kita barang bahkan kendaraan."

Wah, rezeki nomplok itu namanya! Hehe.

***



Kelas ketiga adalah mereka yang menempati puncak tertinggi di piramida bisnis seksual. Mereka kalangan paling atas yang jumlahnya paling sedikit. Biasanya yang bergabung di kelas ini adalah para selebriti, model, atau orang-orang kaya lainnya.

"Mereka ini orang-orang berduit semua. Kalau kelas bawah dan menengah 'kerja' demi duit, kan. Nah mereka ini 'kerja' untuk hepi-hepi aja. Namun, biar begitu bayaran mereka paling tinggi."

Yang namanya kelas atas tentu memiliki 'kualitas' prima pula. Keunggulan yang paling menonjol adalah dari segi fisik dan sensasi. Mereka lebih cantik, bersih, menarik, body goals, dan tentu saja memiliki sensasi yang berbeda.



"Service mungkin sama ajalah, ya. Sama-sama main di ranjang. Tapi sensasinya tentu beda. Bayangin aja lo lagi mantap-mantap sama artis papan atas yang biasanya lo liat di TV doang."

Pekerja kelas ini, selain harganya mahal--mencapai ratusan juta per ronde--mainnya pun juga kelas internasional. Pelanggannya lintas negara dan tak semua orang kaya bisa 'menikmatinya'. Mereka harus benar-benar dipilih dan dipilah.

Selain itu, mereka juga memiliki perjanjian pra transaksi demi melindungi si 'pekerja'. Biasanya sesuai permintaan khusus pekerja itu sendiri. Ada yang tak ingin melakukan anal seksual, tak ingin ada masokis seksual, atau permintaan khusus lainnya. Dan paling penting, harus ada pengaman!

Untuk pekerja kelas atas ini, banyak yang hanya berdiri sendiri alias tidak berada di bahwa 'agensi' tertentu. Namun, juga ada yang dinaungi oleh pihak tertentu, di mana pihak inilah nanti yang akan mencarikan pelanggannya.

***

Bagaimana Agensi Prostitusi Merekrut Para 'Pekerja'?



Tentu banyak yang penasaran, bagaimana caranya para 'papi' atau 'mami' merekrut anggota mereka. Gak mungkin dong dengan memakai selebaran yang bertuliskan, "Lowongan! Dibutuhkan orang yang mau menjadi PSK!"

Nah, dari senior ini ane baru tahu, kalau kebanyakan--dari agensi kelas menengah--akan merekrut anggota dengan alibi tertentu. Misal, dengan alibi diperkerjakan sebagai model atau artis, eh tau-taunya malah jadi pekerja seksual. Ada juga yang menyebarkan mata-mata, melihat orang yang cocok kemudian disugesti agar mau bergabung dengan mereka.

Nah, kayak kakak senior ane ini. Ia masuk ke dalam dunia prostitusi karena ajakan sang teman yang rupanya anggota kepercayaan dari 'agensi' tersebut.

"Waktu itu aku lagi butuh uang untuk beli-beli kebutuhan pribadi. Kalau minta ke ortu gak enak. Aku cerita dong ke temanku ini. Terus dia bilang, 'Kamu mau gak kerja sama om ini? Gajinya lumayan loh'. Aku yang tergiur langsung ngiyain dong. Heheh."

***

Enak dan Gak Enaknya Menjadi PSK



Dari kata senior ane, enaknya adalah bisa dapat uang dengan 'enak'. Modal 'ngangkang' doang, uang pun ngalir. Belum lagi ada pelanggan yang ketagihan, biasanya dia akan booking lagi dan dikasih bonus besar. Biasanya dibeliin perhiasan, apartemen atau rumah, mobil, kadang ada yang ngajak jadi simpanan alias nikah kontrak.

Namun, tidak enaknya juga banyak.

"Selain uang, pekerjaan enakenak itu gak ada enaknya!" keluh Senior ane.

Yang paling gak enak tentu di sisi mental. Pertama, banyak para PSK yang kerap dihantui rasa bersalah. Terutama untuk mereka yang mengaku bekerja di suatu tempat ke orangtuanya tapi ternyata malah jadi PSK. Ya, seperti si Senior ini.

"Aku sering diwanti-wanti sama ibu, jangan sampai terjerumus ke dunia zina. Kerjanya yang bener-bener aja. Dan aku cuma iya-iya doang dan ngaku kalo aku kerja di sebuah bank. Di situ, sebagai anak aku merasa berdosa banget. Namun, gimana lagi? Terpaksa!"

Kita semua tahu bahwa menjadi PSK adalah pekerjaan terlarang. Baik secara hukum negara, aturan agama, juga dari norma-norma kesusilaan dan sakralitas budaya. Sehingga, banyak di antara para PSK ini yang menyembunyikan identitas pekerjaannya sehingga hal ini menjadi beban mental tersendiri.

Tak hanya itu, dalam melayani pelanggan pun juga banyak tidak enaknya. Beruntung jika mendapat pelanggan yang muda, wajah oke, dan tidak banyak tingkah. Namun, jika dapat pelanggan (maaf) jelek, kulit kisut keriput, maka si pekerja dituntut untuk akting. Mereka harus tampak suka dan tergoda walaupun aslinya (maaf) jijik.

Hal lainnya, banyak para pekerja seks yang harus berpura-pura tampil bergairah, menggoda, bahkan pura-pura menikmati orgasme ketika berhubungan. Ya, tahulah, ya. Hubungan seksual itu memakan banyak kalori, terlalu sering berhubungan seksual bisa membuat tubuh cepat lelah.

Selain itu, hubungan intim yang terlalu intens bisa menimbulkan kebosanan. Namun, bagi para pekerja seks, mereka gak bisa bilang bosan. Jika ada pelanggan, mereka harus 'tampil' seliar mungkin.

HIV/AIDS dan penyakit seksual lain adalah resiko terbesar yang harus pekerja seks hadapi. Mereka tidak tahu darimana saja pelanggannya berasal sehingga resiko terdampak penyakit tersebut sangat besar. Namun, beruntunglah bagi sebagian pekerja seks kelas menengah dan atas. Di mana mereka rutin melakukan pemeriksaan kesehatan seksualnya.

Namun, bagaimana dengan pekerja kelas bawah? Diketahui bahwa PSK kelas teri paling rentan terdampak penyakit seksual menular. Hal ini tentu sangat berbahaya. Akan tetapi, lagi-lagi desakan ekonomi membuat mereka mau tak mau harus menghadapinya.

***

Nah itulah sedikit cerita ane tentang dunia perbisnisan berlendir, Gansis. Ternyata, tak semua para pekerja seks bisa menikmati pekerjaan mereka. Bahkan banyak di antaranya yang ingin keluar dari lembah hitam tersebut. Namun, gaji yang menggiurkan kembali melenakan mereka. Banyak yang belum siap untuk hidup 'susah' jika bekerja dengan cara yang baik.



Selain itu, kian hari dunia prostitusi kian gelap. Para pelanggan dan pekerjanya kini merambah dunia remaja dan anak-anak di bawah umur. Tentu hal ini jadi miris sekali bukan? Karenanya, senior ane ini berpesan agar kita lebih mawas lagi dalam menjaga anak-anak kita.

Nah, senior ane ini sudah sepuluh tahun lebih bekerja sebagai seorang PSK. Hingga akhirnya tahun 2018 kemarin dia benar-benar resign dari profesi itu dan memilih untuk hidup normal. Beliau menikah dan tengah mengandung anak pertama. Beliau berharap agar bisa melahirkan dengan selamat dan kelak memiliki anak yang tidak akan mengikuti jejaknya silam.



Ia juga berpesan, agar kita selalu hidup sesuai dengan jalur yang sah-sah saja. Jangan sampai terjerat ke dalam jebakan yang salah apalagi dunia bisnis prostitusi. Sebab, sekalinya masuk, kita akan susah lepas dari sana. Selain itu, ada banyak bahaya yang mengintai para pekerja seks. Tak hanya penyakit seksual, mendapat pelanggan yang ternyata seorang psikopat juga menjadi momok paling menakutkan. Baik bagi PSK wanita, pria, bahkan waria.

So, itulah thread ane kali ini. Semoga menghibur dan menambah wawasan--jika menurut kalian ini bisa menambah wawasan. Hehhe.

Xoxo

Sekian

emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)

A thread by :serbaserbi.com
Gambar :Google image
Sumber : klik

emoticon-Cendol Gan

Gomawoyo
Diubah oleh serbaserbi.com 07-12-2020 14:11
fayzvice
tien212700
GEMPAL00
GEMPAL00 dan 66 lainnya memberi reputasi
67
25.6K
415
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan