nevertalkAvatar border
TS
nevertalk
Jokowi Sebut Ancaman Pengangguran Massal, Ngeri Banget?


Tahun 2020 menjadi periode yang sangat menyedihkan. Pandemi Covid-19 membuat ekonomi global mati suri dan resesi. Angka pengangguran pun melonjak tajam, tak terkecuali di Indonesia.

Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) kemarin (3/12/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keprihatinannya terutama soal pengangguran yang juga mengalami peningkatan di Indonesia. 


Jokowi mengatakan, Indonesia akan dihadapkan pada besarnya jumlah pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja di masa pandemi. Selain itu, juga besarnya kebutuhan lapangan pekerjaan baru.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang yang bekerja pada Agustus 2020 ada 128,5 juta orang dari total 138,2 juta angkatan kerja. Jumlah orang yang bekerja turun 0,3 juta jika dibandingkan dengan Agustus tahun sebelumnya.
Jumlah orang yang bekerja penuh (bekerja setidaknya 35 jam dalam seminggu) di dalam negeri drop signifikan sampai 9,5 juta orang jika dibandingkan Agustus 2019. Namun jumlah orang yang bekerja paruh waktu hingga setengah menganggur naik masing-masing 4,3 juta dan 4,8 juta orang.


Fenomena ini terjadi seiring dengan kebijakan perusahaan di masa pandemi yang menerapkan strategi efisiensi termasuk efisiensi biaya untuk tenaga kerja dengan mengatur waktu kerja para karyawannya.


Angka pengangguran pun bertambah 2,7 juta menjadi 9,77 juta orang. Angka ini meningkat 2,89 juta dibandingkan dengan bulan Februari 2020 ketika jumlah pengangguran terbuka berada di angka 6,88 juta orang.

Jumlah orang yang berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai pun turun drastis sebesar 4,3 persen poin menjadi 36,4% di bulan Agustus tahun ini. Jumlah tenaga kerja do sektor industri mengalami kontraksi yang paling dalam dengan penyusutan sebesar 1,3 persen poin akibat kapasitas produksi yang juga menurun.


Sementara untuk sektor pertanian, jumlah tenaga kerjanya justru mengalami kenaikan dibandingkan Agustus tahun lalu seiring dengan adanya panen yang bergeser dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.


Sumbangsih sektor pertanian terhadap penduduk bekerja mencapai 29,76% dari total dan mengalami pertumbuhan sebesar 2,23 persen poin.
Dengan 9,77 juta orang di Indonesia menyandang status sebagai pengangguran, maka tingkat pengangguran terbuka di RI pun naik 184 basis poin atau 1,84 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2019.


Jumlah TPT sudah mendekati dobel digit. Sebelumnya kajian yang dilakukan oleh Bappenas memprediksi akibat adanya pandemi Covid-19 membuat angka pengangguran mencapai 10,7 juta - 12,7 juta orang pada 2021.


Nyatanya dalam menghadapi ledakan pengangguran Indonesia tidak sendirian. Tak ada negara di dunia manapun yang bisa menahan peningkatan jumlah orang yang menganggur saat resesi ekonomi terjadi di tahun ini. 
Negara-negara anggota G20 pun yang memiliki sumbangsih terbesar terhadap output global pun tak sanggup menahan lonjakan angka penganggur. Lima negara anggota G20 bahkan harus menghadapi jumlah pengangguran yang mencapai digit ganda alias lebih dari 10%. 
Lima negara tersebut adalah Afrika Selatan, Spanyol, Brazil, Turki dan Argentina. Tingkat pengangguran tertinggi tercatat di Afrika Selatan yang tembus angka 30,8% kemudian diikuti Spanyol di posisi kedua dengan 16,26% dan Brazil di posisi ketiga dengan 14,6%. 


Ada kecenderungan negara-negara yang kinerja ekonominya terkontraksi dalam memiliki tingkat pengangguran yang lebih banyak. 

Tingkat pengangguran global memang naik drastis. Di beberapa negara maju meski ekonomi mengalami kontraksi yang parah tetapi tingkat penganggurannya tidak setinggi di negara-negara berkembang. 
Hal tersebut tentu terkait dengan struktur ketenagakerjaan di negara tersebut. Saat lockdown diterapkan pada awal Maret lalu untuk membendung peningkatan kasus Covid-19 yang masif semua aktivitas beralih ke rumah masing-masing termasuk bekerja. 
Di negara berkembang banyak pekerjaan yang tidak bisa dilakukan dari rumah sehingga kebijakan lockdown dan work from home sangat berdampak pada peningkatan kehilangan lapangan kerja. Ini berbeda dengan negara-negara maju yang banyak pekerjaannya bisa dilakukan secara remote.

Namun tetap saja hal ini tidak bisa menutupi fakta bahwa ledakan pengangguran terjadi di tahun ini. 

Perkiraan total kerugian jam kerja pada kuartal kedua tahun 2020 (relatif terhadap kuartal keempat tahun 2019) sekarang adalah 17,3%, atau setara dengan 495 juta pekerjaan setara penuh waktu (FTE). Angka tersebut direvisi naik oleh ILO dari perkiraan sebelumnya di 14,0% ( 400 juta pekerjaan FTE).

Negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah adalah yang paling terpukul, setelah mengalami penurunan jam kerja yang diperkirakan mencapai 23,3% (240 juta pekerjaan FTE) pada kuartal kedua tahun ini.

Hilangnya jam kerja diperkirakan akan tetap tinggi pada kuartal ketiga tahun 2020, pada 12,1% atau 345 juta pekerjaan FTE. Selain itu, proyeksi revisi untuk kuartal keempat menunjukkan prospek yang lebih suram dari perkiraan sebelumnya.
Dalam skenario baseline, kerugian jam kerja pada kuartal akhir tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 8,6% atau 245 juta pekerjaan FTE.

Kerugian jam kerja yang tinggi ini mengakibatkan kerugian besar dalam pendapatan tenaga kerja. Nilai kerugian pendapatan tenaga kerja (sebelum memperhitungkan langkah-langkah pemberian bantuan oleh pemerintah) ditaksir mencapai 10,7% (yoy) selama tiga kuartal pertama tahun 2020 secara global menjadi US$ 3,5 triliun, atau 5,5% dari produk domestik bruto (PDB) global untuk tiga kuartal pertama tahun 2019.
Kehilangan pendapatan tenaga kerja tertinggi terjadi di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah. Berdasarkan estimasi ILO kerugian ditaksir mencapai 15,1% di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah dan 11,4% di negara-negara berpenghasilan menengah ke atas.
Inilah yang membuat resesi global tahun ini menjadi resesi yang sangat mengerikan. Bahkan lebih mengerikan ketimbang pada krisis keuangan global 2008 silam.



https://www.cnbcindonesia.com/news/20201204142715-4-206905/jokowi-sebut-ancaman-pengangguran-massal-ngeri-banget

NGOMONG BEGITU...

TAPI YANG NANGANIN CORONA SI OPUNG MENTERI KEMARITIMAN INVESTASI & SI OPUNG MENTERI KELAUTAN 

BENER2 PERBUATAN SIA-SIA emoticon-Marah
Diubah oleh nevertalk 06-12-2020 07:47
aldonistic
tien212700
said1518
said1518 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
3.6K
81
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan