londo.046
TS
londo.046
Kopi Hitam Tanpa Gula


Quote:




Pergaulan gw dengan orang-orang dari dunia bawah, membuat gw sadar bahwa yang kayak ginimemang beneran ada. Dulu, gw anggap cerita soal mafia dan kawan-kawannya, adalah fiksi. Hanya ada di tv dan layar lebar bioskop. Gw sudah masuk bahkan ikut membuat kesepakatan dengan salah satu dari mereka. Bukan main-main, yang gw ajak berinteraksi adalah Mr. X. Orang yang konon katanya tega dan sanggup melakukan apapun agar tujuan yang dia mau tercapai.

Untungnya nasib yang Tuhan tulis untuk gw bagus. Gw bisa "menang" melawan dia. Konsekuensinya, gw bebas dari tekanan yang dia berikan. Itu sementara. Yah, entah kenapa insting gw mengatakan ini hanya sementara. Bukan selamanya. Artinya apa? Dia bisa kembali kapan saja. Mungkin dengan masalah baru. Membuat dia kalah, mempermalukan dia di depan banyak orang bukanlah sebuah keputusan yang tepat. Meski gw sama sekali tidak menyesal pernah melakukan itu. Ya sudah, mari kita lihat apa yang dia bisa lakukan kepada gw di masa depan.

Quote:

Meski keuangan gw masih senin-jumat, karena senin-kamis itu terlalu mainstream, gw bertekad untuk memenuhinya. Setelah meminta pertimbangan dengan Mba Fara face to face, plus dengan Aldo via telepon. Gw putuskan untuk ambil sebuah SUV keluaran jepundengan warna putih. Kenapa putih? Karena gw tau, Lina sangat suka dengan warna ini. Sebelum dia dibuang ke Singapura, dia kemana-mana bawa mobil berwarna hitam. Alasannya, ya karena pemberian Papanya. Kalau boleh milih, pasti dia akan pilih warna putih.

Quote:

Percakapan siang yang harus gw akhiri karena ada panggilan yang masuk ke hp gw. Gw angkat BB yang Lina berikan tanpa melihat siapa yang menelpon gw.

Quote:

Pertanyaan yang sekarang ada di kepala gw adalah, apa tujuan Sari mengajak gw ngopi dan ketemu? Ini yang masih abu-abu. Apakah soal urusan tugas kuliah nya kemarin? Atau ada urusan lain. Ah, semoga saja urusan yang pertama saja. Gw sudah malas berurusan sama yang berbau wanita lain. Cukup dengan Lina dan ga mau ada nama lain. Bagus kan tekad gw? Soal nanti di jalan ada belok-beloknya, anggap saja masih belajar menjadi manusia hehehe..

Jam 14.00 alias jam 2 siang, gw tinggalkan kantor. Eka masih di sana. Katanya sih, nanggung. Ada berkas yang harus dia periksa. Setelah berpesan agar dia ga balik terlalu sore, gw pun gassijo menuju kosan. Sales yang katanya akan antarkan unit mobil yang gw pesan memang belum konfirmasi akan mengantar jam berapa. Tapi buat jaga-jaga, mendingn gw di kosan saja. Sekalian belajar untuk setia. Eh ga juga sih. Justru di kosan itu godaan nya lumayan gede. Misalnya, Astrid. Hadeh.

Quote:

Naluri intelijen rendahan yang gw punya memaksa gw untuk mengikuti mereka. Mereka sepertinya kurang awas kalau ada yang mengikuti. Suasana jalan dan arus lalu lintas juga padat sih. Plus kesongongan karena jumlah mereka banyak, makin cocok lah jika mereka abai dengan lingkungan atau orang di sekitarnya.

Dari Jalan Veteran, si manusia setan belok kiri ke arah Pahlawan. Dan sebelum sampai Simpang Lima, mereka putar balik lewat sebelah Ramayana. Fix, ini pasti akan mengarah ke kampus Pleburan. Dari jarak aman, gw terus ikuti mereka yang seperti dugaan gw berbelok ke Jalan Imam Barjo. Ini akses ke Kampus bawah. Mereka lurus dan masuk ke parkiran FISIP. Yah, mereka memarkirkan kendaraan mereka di sana.

Jumlah mereka 12 orang (6 motor). Entah dari mana datangnya, tau-tau kelompok Panjul CS sudah baku hantam dengan sekelompok orang yang gw tau persis anak elemende!Setan! Jadi Panjul berurusan sama teman gw? Tanpa menunggu, gw parkir ijo dan segera bergabung pesta!

Quote:

Karena jumlah yang bertempurseimbang. Maka gw dengan leluasa ambil si Panjul. Tanpa basa-basi gw seret dan hantam mukanya. Itu cukup untuk membuat teman-temannya kaget. Gw paham, di sana Panjul itu boss. Namanya boss, tentu harus dilindungi. Maka, beberapa orang teman nya pun berusaha untuk serang gw. Di sinilah ajaibnya! Tau gw ikut terlibat, Panjul mencoba untuk menghentikan pertempuran dan minta buahnya mundur.

Agak sia-sia. Lha wong emosi lagi memuncak dan lagi nikmat-nikmatnya baku hantam kok mau di stop gitu aja. Prak!! Prak!! Prakkk!! Beberapa bogem mentah pun sempat gw daratkan ke muka Panjul dan beberapa temannya. Upaya dia menghentikan pertempuran sukses pada akhirnya. Iya, setelah Kang Parkir FISIP ikut turun mendinginkan suasana, alias melerai.

Quote:

Komando terakhir dari Panjul yang ditaati segenap anak buahnya. Yap, mereka pergi mengambil motor yang sebenarnya ga terlalu jauh dari arena perang barusan. Haris dan kawan-kawan, lebih bisa nahan emosi. Dari sini ketahuan kan siapa penjahatnya? Yap, hipotesa gw di atas terkonfirmasi kebenarannya. Jika ada yang berkelahi melibatkan Panjul, maka belalah lawannya. Pasti lu ada di posisi yang benar.

Quote:

Pulang dengan hati yang masih jengkel. Orang seperti Panjul itu sebenarnya disusun dari apa? Kok hobi sekali mencari gara-gara. Gw yakin anak-anak elemendebukan pencari gara-gara. Apalagi di kampus. Paling yang mereka lakukan adalah berdiskusi, merancang aksi dan paling berisik nyanyi-nyanyi. Apakah Panjul ga punya nurani, hingga yang kayak gini pun bisa menumbuhkan emosi dalam diri?

Hanya dia dan Tuhan yang tau. Mungkin benar kata Haris. Panjul sakit hati karena babe nya selalu di demo belakangan ini. Tapi itu bukan alasan untuk dia seenak jidat menyerang orang. Kalau dia anak kuliahan, kaum intelektual, harusnya melawan opini dengan opini juga. Jika dia sudah menggunakan cara barbar, maka terimalah jika ada yang menghadapinya dengan cara yang sama.

Tinggalkan Panjul. Hanya lima menit dari jabat tangan gw dengan Haris, gw sudah sampai kosan. Bersih diri, membuat kopi dan menyalakan musik adalah hal yang gw lakukan. Kosan sepi, jam segini nyaris ga ada orang ada di kosan ini. Baru beberapa seruput kopi pahit dan hisapan racikan tembakau, ada panggilan masuk ke BB gw.

Quote:

Sambil menunggu pesanan gw datang. Berasa pesan pizza aja hehehe.. Gw sempat menghubungi beberapa calon kastamer yang gw anggap potensial. Yap, yang namanya cuti, libur atau santai itu ga ada. Pengusaha itu ga kenal libur. Tiap hari, bahkan tiap waktu adalah eksekusi!Yap, peluang ga akan datang. Yang ada peluang itu diciptakan. Itu pun ga semua akan menjadi goal atau sesuatu yang kita inginkan. Jika kita malas membuat peluang, atau katakanlah jarang membuat peluang, lalu kapan kita akan mencetak goal?

Quote:

Mobil pesanan gw sudah datang. Satu tugasdan janji ke Lina sudah bisa gw tunaikan. Sekarang tinggal melaksanakan tugas-tugas selanjutnya. Fokus, dan benar apa kata Arief. Jangan pernah mengatur atau mikir apa yang dalang mau. Meski kita "bukan wayang" paling tidak kita harus berusaha untuk dilirik Tuhan agar segera menjadi wayang. Bingung? Sama. Karena konsep ini memang membingungkan.

Gw bereskan beberapa urusan admonistratif dan surat menyurat dengan sales. Selesai, mulailah gw melihat dan mengeksplorasi mobil ini. Pertama, buka seluruh plastik yang membungkus jok. Gw buang semuanya. Kalau bisa jangan sampai orang tau kalau ini mobil baru. Ga mungkin sih, karena dari plat nomor saja ketahuan. Gw cek mesin, dan harus gw akui ini ga akan segarang american muscle. Gapapa lah, tetap gw senang karena inilah mobil pertama yang gw beli dengan keringat dan kerja keras gw sendiri.

Kesibukan gw dengan mobil baru terpaksa gw hentikan saat sebuah suara knalpot racing 2-tak terdengar. Di jok belakang ada Cathrine, dan gw tau persis siapa yang ada di depan. Meskipun beliau menutup dengan helm full face, tapi gw sangat kenal dengan beliau. Yah, Om Lee. Beliau datang, dan gw belum tau akan ada apa di depan sana...

Quote:



Sumber Media : Sini


ashroseJabLai cOYsormin180
sormin180 dan 75 lainnya memberi reputasi
70
97.8K
487
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan