Yang gemar belajar ilmu sejarah dunia, terutama tentang peradaban Mesir Kuno, pasti sudah nggak asing dengan nama yang satu ini.

Ya, Nefertiti adalah seorang Permaisuri Agung dari Pharaoh Amenhotep IV-- dikenal sebagai Akenaten karena menyembah Dewa Aten. Nefertiti juga merupakan ibu tiri sekaligus menantu dari Pharaoh Tutankhamun.



Setelah Amenhotep IV mangkat, berbekal kecerdasannya, Nefertiti pun naik pangkat menjadi Ratu Mesir. Namun, kemudian, setelah Tutankhamun dirasa cocok untuk menjadi raja, maka kekuasaan pun diturunkan pada Putra Mahkota Amenhotep tersebut.

Setelah turun takhta, cerita tentang Nefertiti seolah mengabur dari sejarah. Ada yang menganggap ia mengganti namanya, ada juga yang mengatakan setelah turun tahta ia meninggal dunia karena sakit. Yang jelas, tak ada bukti pasti tentang Nefertiti setelah itu. Bahkan termasuk pula makamnya.

Para arkeolog beranggapan jika makam Nefertiti berada di suatu tempat di sekitar makam Tutankhamun. Namun, setelah digali, makam tersebut tak jua ditemukan.

Hingga detik ini makam Ratu Nefertiti tidak diketahui keberadaannya. Satu-satunya bukti peninggalan sejarah Nefertiti adalah sebuah patung dada yang dibuat pada tahun 1345 SM oleh seniman Mesir Kuno-- Thutmose-- dan disimpan di Museum Neues Berlin, Jerman.

Megas Alexsandros atau Alexander Agung, merupakan raja besar dari Kekaisaran Mekadomia. Murid Aristoteles ini terkenal akan keberanian dan kelihaiannya di medan perang. Sebab kepiawaiannya itu, Alexander berhasil memenangkan Pertempuran Issus dan Gaugamela. Kemudian berjaya menggulingkan seluruh Kekaisaran Persia dan Raja Darius III.

13 tahun sudah memerintah, maka pada 323 SM, Raja Alexander dinyatakan meninggal di istana Nebukadnezar II, Babilonia. Ada yang mengatakan bahwa sang raja mati diracun, ada pula yang berpendapat tak sengaja keracunan. Namun yang pasti, hingga detik ini keberadaan makam sang raja tidak tahu tempat pastinya.



Menurut sejarah, setelah meninggal, jasad Alexander dimasukkan ke dalam sarkofagus emas dan kemudian peti emas. Lalu disimpan di Mekadomia. Namun, ramalan Atolemaios yang mengatakan bahwa tanah tempat Alexander beristirahat akan menjadi tanah bahagia yang tak tertaklukkan, telah mendorong orang-orang untuk mencuri peti mati itu.

Ane rasa Gansis semua pernah mendengar nama Cleopatra. Ratu Mesir ini merupakan ikon kecantikan dunia hingga detik ini. Tak hanya cantik, putri mahkota Wangsa Ptolemaios ini juga terkenal cerdas, ambisius, dan licik demi mendapatkan kekuasaannya. Bahkan sampai menikahi saudara kandungnya sendiri.

Cleopatra juga pernah menarik hati Julius Caesar dari Republik Romawi untuk membantunya menggulingkan Ptolemaios XIII-- adik kandung Cleopatra-- agar ia menjadi penguasa tunggal kerajaan Ptolemaios.



Sementara itu, Mark Anthony atau Markus Antonius merupakan abdi setia Julius Caesar. Di mana setelah sang junjungan tewas dibunuh, ia bersama dua jenderal lainnya Lipidus dan Oktavianus-- membentuk Triumvirat untuk memburu pembunuh Julius Caesar. Rupanya langkah tiga sekawan itu membuahkan hasil dan Romawi pun dibagi tiga untuk dipimpin oleh tiga serangkai ini.

Saat itu, Antonius mendapatkan wilayah kekuasaan di provinsi Romawi Timur dan sedikit wilayah Mesir yang waktu itu dipimpin oleh Cleopatra.



Ambisi politik menyebabkan perang saudara antara Triumvirat pun terjadi. Situasi makin panas ketika mengetahui Antonius yang sudah menikah dengan Oktavia--adik Oktavianus--berselingkuh dan memiliki tiga anak bersama Cleopatra. Oktavianus yang begitu geram menyatakan Antonius sebagai pengkhianat dan menyatakan perang pada Cleopatra.

Akibatnya, meletuslah Perang Actium, perang besar yang menandai berakhirnya Republik Romawi dan beralih pada Kekaisaran Romawi yang dipimpin langsung oleh Oktavianus.

Pada perang Actium, Antonius dan Cleopatra kalah telak yang kemudian menyebabkan mereka kabur ke Mesir. Mereka pun bunuh diri dan sejarah tentang mereka berhenti sejak saat itu.

Simpang siur kematian Cleopatra dan Antonius serta keberadaan makam mereka masih menjadi misteri hingga saat ini.

Patung Queen Boudica

Ratu Boudica merupakan pejuang wanita yang sangat dikenang di Inggris. Yang mana ratu dari suku Iceri itu, dengan gagah berani memimpin perlawanan menyerang Imperium Roma yang menjajah Inggris.

Kemarahan Boudica tersulut ketika bangsa Roma menjarah istana, memperbudak kepala suku, dan melecehkan wanita di sana termasuk dua putri Ratu Boudica. Akhirnya, dengan penuh amarah, Boudica membentuk pasukan yang tergabung dari tiga suku. Yaitu suku Iceri, Trinoventas, dan Cornovil.



Pasukan Ratu Boudica dengan membabi buta berhasil menguasai Kota Camulodunum (sekarang Colchester) dan Londinium (sekarang London). Tak puas sampai di situ, Boudica pun mengarahkan pasukannya untuk menyerang pusat orang Roma di Inggris, yaitu Kota Catuvellaumi (sekarang St. Albans). Sekali lagi, pasukan Boudica berhasil menguasai kota tersebut.

Gaius Suetonrius Paulinus, penguasa Catuvellaumi yang merasa malu karena kalah dari seorang wanita, ingin melakukan negosiasi damai dengan Ratu Boudica. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh sang ratu. Akhirnya, perang besar pun kembali berkobar.

Kali ini lain, kesalahan taktik telah menyebabkan pasukan Ratu Boudica kalah telak, di mana 80.000 pasukannya dibantai oleh pasukan Roma. Akibat kekalahan itu, sang ratu menjadi begitu terpukul dan jatuh sakit hingga meninggal dunia.

Sampai saat ini, keberadaan makam Ratu Boudica tidak diketahui rimbanya. Apakah dicuri oleh Imperium Roma atau disembunyikan orang anggota suku? Entahlah!

Terakhir adalah raja kejam dari Eropa, Attila. Beliau merupakan musuh besar bangsa Romawi Barat dan Timur. Attila pernah dengan membabibuta mengepung Konstantinopel, mengusir maharaja Valentinian III dari Ravenna, menaklukkan Roman Gaul, dah menghancurkan provinsi-provinsi utara Italia.

Oleh karena kekejamannya itu, Attila dikenal dengan sebutan "Murka Tuhan dari Hongaria".


Sumber : alamy

Walaupun dikenal sebagai raja yang kejam ketika perang, Attila malah mati dalam kondisi yang cukup konyol, yaitu mati ketika malam pertama. Saat itu, Attila menikah dengan seorang wanita muda bernama Ildico.



Menurut sejarah, Attila diduga mati karena tersedak muntahnya sendiri, sebab pada malam pesta pernikahan Attila minum begitu banyak. Namun, beberapa konspirasi menuduh Ildico-lah yang membunuh Attila. Akan tetapi tuduhan itu dinilai lemah, sebab Ildico tidak memiliki alasan yang jelas untuk membunuh suaminya itu.

Karena begitu berduka, pasukan Attila ingin mengubur rajanya di tempat yang tidak diketahui orang banyak, yaitu didasar sebuah sungai. Sebelumnya, sungai itu diempang, setelah airnya kering, Attila pun dimakamkan di dalamnya. Setelah itu, empangan air kembali dibuka dan air pun mengalir di atas makam itu. Konon katanya, pelayan yang mengubur Raja Attila juga dibunuh agar lokasi makam tidak bocor ke masyarakat luas.