kelayan00Avatar border
TS
kelayan00
Kumpulan Puisi, Cinta Datang Cinta Pergi

Cintamu yang Terabaikan

Dulu, daun kelapa jadi lambang cinta
Dengan semilirnya sanggup membius berjuta manusia
Perantau pulang, kelapa yang dirindukan
Santan melambai mengajak ke peraduan
Apa yang tertinggal?

Dulu, bulan sangat dirindukan
Doa untuk sebuah pasangan
Bulan merah telah marah
Cinta dan tipu muslihat berdarah-darah

Dari kejauhan bulan memanggil pulang
Perantau lapar, lalu tengadah pada bulan
"Sayang, jangan hiraukan kata orang. Aku belum berubah sama sekali," bisiknya lirih suatu malam
Apa yang hilang?

Dulu, melati amat dicintai
Mungilnya dalam senyuman menitipkan pesan
Setia hanya satu kata
Melati tak pernah berdusta
Apalagi menikung di balik ranjang

Ronce melati tetap tak bisa disembunyikan
Lambang kasih sayang selama bulan tetap benderang
Selepas perayaan, melai terbuang bersama lenyapnya keindahan
Apa yang berubah?

Dulu, kedipan mata menggantikan kata
Untuk sebuah pesan
Berjuta makna, kedipan menyampaikan cerita berulang
Untuk cinta, rindu, dan cemburu
Kedipan tak lagi indah menggoda

Nakal, vulgar, tipu daya kedipan hancurkan segala tatanan
Kemesraan hilang bersama pagi datang
Kasih sayang lenyap sebelum terpotong berkerat-kerat
Apa yang salah?

Ia hanyalah cinta yang terabaikan
Lupa siang bergantian
Lupa malam penghabisan
Hingga noda tertinggal

Kasih yang hilang
Rasa yang berubah
Dan, semua adalah salah

Banjarmasin, 13 Agustus 2019


©©©©©©=====©©©©©


Kepergianmu Membawa Separo Jiwaku

Ketika siang, aku asyik bercanda dengan belalang. Lupa makan, lupa panas datang menyapa. Lupa keringat mengucur deras. Tak ada yang terhempas.

Ketika senja datang, tak pernah terbayangkan malam aku akan sendirian. Saat itu suarau lagu isaratkan akan ada persembahan. Sebuah sajian malam, penutup kata. Cerita mesra, tentang indahnya bercanda.

Benar, malam telah datang. Terang lampu bukan menyilaukan mata. Tak ada apa-apa. Gelap gulita. Tidak ada kau di sana. Hanya baju, sajadah dan mukena.

Kitab suci yang biasa jadi teman malammu tergelatak merintih tertimbun tumpukan baju. Aku tau, entah mataku yang buta. Atau ada darah menyumbat kelopaknya.

Jika mungkin, malam ini akan aku tarik kembali gelapnya. Hanya pelukan erat dapat kulakukan memanggilmu datang. Kembalikan jiwa yang hilang. Berkelindan menutupi hidup yang kian gersang.

Banjarmasin, 13 Agustus 2019


©©©©©©=====©©©©©©



Batu Nisan

Ia berbaris bersama teman-temannya
Dahulu sering menyapa
Memberikan salam tanda cinta
Tak ada resah sama sekali

Pada tangannya berkata baik memberikan apa adanya
Hanya diam, kadang senyum sekedar menyampaikan sambutan
Tatapan matanya menyanyikan lagu cinta
Memilih, memilah bukan pekerjaan
Semua kebagian rata

Aku ada di sana, menyaksikan setiap gerak geriknya
Tak ada cela
Hanya ada bahagia
Hanya ada ikhlas di dalam dadanya
Dan anggun mempesona

Dalam bait syair suci mengalun di bibir merahnya
Siang malam tak sepi memberi makna
Sekejap dan hilang sebelum sempat sadar karenanya

Kini ia telah pergi
Meninggalkan syair-syair sunyi
Batu nisan telah jadi saksi
Dahulu mampu mengusir sepi
Kau pergi dan tak pernah kembali

Banjarmasin, 13 Agustus 2019

----- +++++ ------



KENANGAN SISA

Senja pergi tinggalkan noda
Bukan padanya
Tapi padaku yang selalau mengukir kata
Lupa perhatian
Ada seseorang yang menantikan
Penuh pengharapan

Malam gelap
Ia berhidmat
Siang terang
Ia berjuang
Membawa senyum dibalik derita
Penyakit, yang entah apa namanya

Senyuman indah
Sedikit kata serapah
Bahkan tak pernah terlintas di kepalanya
Apalagi terucap dari bibir mungilnya

Aku harus bagaimana?
Ketika ia telah tiada
Ketika hanya pusara
Saksi kehadirannya
Teringgal kenangan indah begitu malam tiba

Banjarmasin, 9 Oktober 2019


Diubah oleh kelayan00 09-10-2019 05:56
sriwijayapuisis
husnamutia
RiBasH
RiBasH dan 9 lainnya memberi reputasi
8
5.7K
118
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan