i.am.legend.
TS
i.am.legend.
Akhirnya Ahok Buka Suara Disebut Bakal Diangkat Jadi Menteri BUMN


Akhirnya Ahok Buka Suara Disebut Bakal Diangkat Jadi Menteri BUMN

SuaraJatim.id - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok buka suara disebut bakal diangkat Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi menteri BUMN. Daftar menteri reshuffle Jokowi beredar.

Jokowi sempat marah dan mengancam akan melakukan reshuffle di kabinet karena sejumlah menteri dianggap tidak bekerja maksimal dalam menangani masalah ekonomi dan kesehatan dari imbas pandemi Corona (Covid-19).

Berkaitan dengan itu, beredar bocoran nama-nama tokoh yang dikabarkan masuk dalam kabinet pemerintahan Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin.

Dari pesan yang viral di aplikasi perpesanan, WhatsApp, nama-nama tersebut di antaranya adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diisukan menjadi Menteri BUMN menggantikan Erick Thohir yang dikabarkan digeser menjadi Menteri Perdagangan.

Terkait hal itu, Ahok yang kini menjabat Komisaris Utama Pertamina itu mengaku tak mengetahui adanya kabar dirinya masuk ke jajaranya kabinet menteri Jokowi-Maruf.

"Tidak tahu," kata Ahok saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis (2/7/2020).

Ahok juga mengaku tidak ada pembahasan dari pemerintah mengenai dirinya akan menjadi Menteri BUMN.

"Tidak pernah," singkat Ahok.


"Tidak pernah," singkat Ahok.

Diketahui, beredar pesan berantai yang berisi bocoran reshuffle kabinet Jokowi-Maruf. Berikut nama-nama orang yang dimasukan dari bocoran isu reshuffle itu:

Bocoran reshuffle kabinet Jokowi

Isi kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin Resuffle:


1. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: Jenderal (Purn) Polisi Budi Gunawan
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian:
Airlangga Hartarto
3. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
4. Manusia dan Kebudayaan: Muhajir Effendy
5. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut Binsar Panjaitan
6. Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto
7. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
8. Menteri Dalam Negeri: Tito Karnavian
9. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Marsudi
10. Menteri Agama: Fachrul Razi
11. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Prof
Dr. Mahfud MD
12. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati
13. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Prof. Dr.
KH Haedar Nasir
14. Menteri Kesehatan: Prof. Dr. Daeng Muhammad Faqih
15. Menteri Sosial: Prof. Dr. Soetrisno Bachir
16. Menteri Ketenagakerjaan: Ida Fauziah
17. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita
18. Menteri Perdagangan: Erik Tohir
19. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Arifin Tasrif
20. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
21. Menteri Perhubungan: Marsekal Hadi Tjahyanto
22. Menteri Komunikasi dan Informatika: Johnny G. Plate
23. Menteri Pertanian: Rachmat Gobel
24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
25. Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo
26. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Hasto Kristiyanto
27. Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kehutanan: Sofjan Jalil
28. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa
29. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Tjahjo Kumolo
30. Menteri BUMN: Basuki Tjahya Purnama
31. Menteri Koperasi dan UKM: Agus Herimurti Yudhoyono

32. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Triawan Munaf
33. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak: Gusti Ayu Bintang Darmavati
34. Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional: Bambang Brodjonegoro
35. Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali
36. Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko
Sekretaris Kabinet: Pramono Anung
37. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal: Bahlil Lahadalia
38. Jaksa Agung: ST Burhanuddin
39. Kepala BIN: Letjen TNI Donny Munardo
40. Panglima TNI: Jenderal TNI Andhika Perkasa
sumber

***********

Mulai ramai. TS berpikir, andai TS mengirim chat melalui WA kepada Juru Bicara Presiden pun, sangat mustahil dia akan mau menjawab isu ini. Betul kan Bang Fadjroel?

Menarik. Satu kata ini bukan hanya bisa diartikan sebagai kiasan menjadi perhatian khusus, tapi juga diartikan secara tersurat akan menjadi bahan serangan pihak yang berseberangan dengan pemerintah.

Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama, diakui atau tidak, sampai sekarang masih menjadi magnet yang kuat bagi banyak pihak. Apalagi bagi mereka yang suka membawa-bawa agama dalam ranah apapun juga.

Jika bagi kelompok mereka, kata maaf, hukuman penjara, sudah cukup untuk melunturkan segala dosa, tapi tidak bagi BTP. Kesalahan lidahnya harus terus diingat sampai kapanpun. Bahkan kalau bisa sampai anak cucu mereka. Lidah BTP, bagi kelompok mereka itu lebih berdosa dibandingkan membunuh seorang Hakim Agung. Lebih berdosa dibandingkan merusak lingkungan hidup hingga menenggelamkan sebuah wilayah yang luas kedalam lautan lumpur. Lebih hina dibandingkan memakan uang rakyat. Lebih nista dibandingkan rencana mengubah landasan negara menjadi hukum agama. Tak ada ampun!

Mereka lebih suka memberi cermin kepada orang lain daripada memakai cermin itu sendiri bagi diri mereka. Mereka lebih suka menunjuk dengan satu jari tangan kepada orang lain daripada berpikir bahwa empat jari lainnya justru menunjuk diri mereka sendiri. Mereka merasa sebagai Tuhan daripada Tuhan itu sendiri. Mereka teramat sombong karena melebihi kuasanya Tuhan. Padahal Tuhan yang mereka sembah itu Maha Pangasih, Maha Penyayang, Maha Pemaaf.

Diakui atau tidak, kemampuan manajemen BTP dinilai sangat mumpuni. Adalah sebuah kesalahan andai dia hanya ditempatkan dalam satu posisi yang tidak punya kuasa untuk membuat kebijakan secara langsung bagi rakyat. Seekor harimau tak akan berfungsi apa-apa jika ditempatkan pada sebuah kandang yang terpisah dari kumpulan pemangsa lainnya. Dia harus dilepas berhadapan langsung dengan para pemangsa. Dan desas-desus akan ditempatkannya BTP pada pos Kementerian, sebenarnya sudah pas. Ikan harus dilepas di air, bukan di daratan. Seekor burung harus dilepas agar mengangkasa, bukan justru diceburkan kedalam air. Akan tetapi, dimanapun BTP akan ditempatkan, penolakan pasti akan selalu ada, meskipun dia ditempatkan pada lemari besi yang tak bersentuhan langsung dengan rakyat.

Butuh sebuah keberanian yang besar dan perhitungan yang matang andai BTP benar-benar ingin ditempatkan dalam posisi jabatan Menteri. Ini bukan ajang coba-coba seperti memilih minyak telon buat anak bayi. Ini adalah pertaruhan. Disana, telah berdiri segerombolan srigala putih yang tak peduli social distancing, apalagi penguasa daerahnya telah mengijinkan adanya demo. Mereka juga punya penyandang dana yang siap menggelontorkan uang berapapun juga dari brankasnya agar isu agama dan komunis terus membayangi pemerintahan ini, sampai tujuan mereka terpenuhi. Sanggupkah Jokowi bertahan?

Menurut TS, lebih baik BTP ditempatkan sebagai Dirut sebuah BUMN yang langsung bisa mengeksekusi sebuah kebijakan yang bersentuhan langsung dengan rakyat. Biar rakyat yang menilai. Ada beberapa BUMN yang selama ini ditenggarai sarat dengan korupsi, tak berpihak pada rakyat, hanya terfokus pada mencari keuntungan dengan jalan apapun juga. Itu yang harus dibenahi. Jika nantinya BTP membuat kebijakan yang bagus bagi rakyat tapi digeser oleh Menteri BUMN, maka bisa dipastikan rakyat akan bereaksi. Tak perlu melihat mereka yang selalu menentang apa yang BTP lakukan atau akan lakukan. Jika ada sebuah kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat, tentunya mereka para srigala putih ini juga akan ikut menikmatinya.

Jadi, siapkah Jokowi?

Dan mengenai orang-orang dan pos kementerian yang dibold pada berita diatas, akan dilanjutkan di post #1 dibawah ini.
Diubah oleh i.am.legend. 03-07-2020 03:26
suteragordynabau.tien212700
tien212700 dan 64 lainnya memberi reputasi
61
16.5K
259
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan