kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
[CURHAT] Diminta Mantan untuk Menikahinya karena Dia Hamil
Perkenalkan namaku Danny. Aku seorang pria dewasa berusia 31 tahun. Di usiaku yang dibilang dewasa dan sudah siap berkeluarga, aku masih hidup seorang diri sebagai pria single alias pria Jomblo. Setiap hari rasanya melelahkan setiap kali bertemu dengan tetangga yang selalu bertanya dengan nada seolah mengejar-ngejarku. "Kapan Dann nikah?, Kapan nyusul si Rudy sahabatmu itu, kok pacarnya gak pernah kesini lagi, eh itu kakak kamu udah mau masuk SD anaknya lho.."

Dan masih banyak sekali pertanyaan dari sekian banyak relasi ku. Mereka seolah-olah akan mendapatkan hadiah ketika aku menikah. Rasanya risih dan merasa terusik. Tetapi aku menyadari bahwa mereka bersikap seperti itu karena mereka perhatian padaku. Aku sadar bahwa menikah adalah titik hidup baru yang menyenangkan. Kita tidak lagi sendirian, tidak lagi memikirkan problem sendiri, tidak lagi masak sendiri, nyuci baju sendiri, makan sendiri. Pokoknya seperti lirik lagu dangdut klasik itu lah. Semua akan dikerjakan bersama dengan orang terkasih. Saat kita sakit juga ada istri yang merawat, saat butuh curhat, ada istri yang siap mendengarkan dan bisa diajak untuk bicara mencari jalan penyelesaian.

Dari sekian banyak kebahagiaan dari pernikahan, pastinya ada tanggung jawab yang harus ditanggung. Apalagi bagi laki-laki seperti aku. Tidak mudah dan perlu persiapan matang. Semua itu dilakukan agar pernikahan berjalan bahagia, tidak terjadi masalah ditengah-tengah kehidupan rumah tangga, dan amit amit supaya tidak terjadi perceraian. Aku secara pribadi mulai memikirkan hal tersebut. Aku mempersiapkan diriku dengan bekerja keras dan mengatur keuangan agar bisa mempersiapkan kondisi terbaik kelak saat aku berumah tangga, dan juga uang untuk acara pernikahan sekaligus uang mahar. 

Aku bekerja sebagai akunting di sebuah perusahaan di Jawa Tengah. Di usiaku yang menginjak usia 31 tahun, aku sudah mulai menyicil untuk merenovasi rumahku, dan juga mengisi perabotan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, dsb. Aku merenovasi rumah lama yang nenekku wariskan kepadaku, karena akulah cucu satu-satunya. Ibuku dan ayahku tinggal di rumah mereka yang berada tidak terlalu jauh dari rumah nenek. Jadi menurutku suatu rejeki dari Allah atas anugrah ini. Sehingga aku bisa menyiapkan tempat tinggal bagi istriku, dan tidak jauh juga dari orangtuaku. Karena sebagai pria harus bisa bertanggung jawab kepada istri dan anak, tetapi juga kepada orangtua. Itu ajaran agama dan orang tua ku yang aku tanamkan sampai saat ini.

Dari sekian banyak progress yang ada, ada satu hal yang terpenting, yaitu harus ada istri. NAH.... Inilah masalahnya. Memasuki tahun 2020, aku berpisah dengan calon istriku. Tepat saat malam hari di tanggal 21 Desember 2019, setelah aku dan pacarku makan bersama di sebuah cafe kecil di kota Semarang. Ia berkata dengan berkaca-kaca, bahwa ia tidak bisa melanjutkan hubungan dengan ku.
Seketika aku kaget, terdiam dan tidak menyangka kejadian itu terjadi padaku. Kejadian dimana wanita yang aku cintai dan sudah kuyakini untuk menjadi istriku memilih untuk meninggalkanku. 

"Mas Danny, ada sesuatu yang harus aku sampaikan.", ucapnya. "Iya dek, ada apa?". "Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Ayah dan ibu tidak setuju atas hubungan kita. Mereka ingin aku fokus bekerja dulu, karena usiaku yang masih 25 tahun, dan mereka kawatir ketika aku berkeluarga, akan menjadi bumerang untuk aku dan orangtua ku", jelasnya. Suatu pernyataan yang aneh dan tidak disangka. Jujur aku tidak percaya kalau alasan dia meminta putus karena orangtuanya.

Ayah dan ibunya sudah tahu betul aku bagaimana, dan mereka tahu aku sudah sangat serius terhadap anaknya. Mana ada orangtua melarang anaknya dinikahi oleh pria serius yang sudah mempersiapkan semuanya untuk kebahagiaan anaknya sendiri. "Tidak mungkin dek, jujur aja, ini bukan karena orangtuamu, tapi kamu sendiri yang mau putus sebenarnya", tegasku. Ia tetap mengelak dan menjelaskan alasan yang berbelit-belit. Dan singkat cerita, aku putuskan mengikuti kemauan nya untuk berpisah. 

Semenjak itu, Nana memblokir kontakku. Oya, aku lupa memperkenalkannya. Namanya Nana... Nana ini seorang karyawan produksi di pabrik garment, usianya 25 tahun. Ia lulusan D2 bahasa Jepang, sedangkan aku S1 Ilmu akuntansi. Awal mula bertemu dengan Nana, saat itu aku sedang interview di suatu perusahaan, dan bertemu dengannya. Kuminta saja kontaknya dan kami semakin dekat. 

Setelah putus selama 3 bulan, tepatnya minggu pertama bulan Maret 2020 lalu. Ada nomor whatsapp yang mengirimkan pesan ke nomorku. Nomor baru, tetapi foto profilnya tidak asing. Ya, dia adalah Nana. Wajah cantik, berhijab pink warna kesukaannya, dan senyum nya yang selalu menjadi bayangan manis di setiap detik hidupku. Sangat berlebihan kan? iya memang aku sangat mencintainya. Sudah 3 tahun kami berjalan pacaran, tetapi putus hanya karena alasan tidak jelas. Ia pun menyapaku dan menanyakan kabarku. 

Aku yang saat itu belum mendapatkan pengganti dan masih belum bisa move on, langsung gerak cepat alias gercep membalas pesan gadis manis itu. Dia mengajakku bertemu malam itu. "Baiklah.. nanti kita ke  aja, jam 7 malam ya", balas pesanku. Di hari sabtu yang cerah itu aku merasakan kembali rasa jatuh cinta kedua. Aku tahu, aku masih belum bisa move on. Pertemuan ini seperti pengobat rindu. Tetapi aku tidak bisa berharap lebih. Takutnya dia hanya akan memberikan undangan nikah.

Jam 6 petang, aku bersiap-siap dan mandi dengan bersih. Semua pekerjaan aku selesaikan sehingga saat aku pergi dengan Nana tidak ada halangan perihal pekerjaan. Mengingat itu adalah masa sebelum covid-19, jadi masih bisa bertemu dan nongkrong di cafe. Aku berangkat dengan motor matic ku, dan tak lupa ku bawa tas ku yang berisi vape, handphone, dompet dan juga powerbank. Jalanan rame lancar, dan aku sudah tak sabar bertemu dengannnya. 15 menit dari rumah, aku sudah sampai di cafe. Kulihat Nana berpakaian santai dengan hijab ungu yang rapi. ia duduk sambil meminum cokelat manis.

Singkat cerita, saat bertemu awalnya agak malu-malu. Tetapi setelah bercerita panjang lebar, kami kembali nyambung. Ditengah-tengah pembicaraan. Ia berkata begini:
"Mas, jujur aku menyesal kemarin sudah mutusin kamu. Aku mau jujur. Saat itu aku minta putus karena aku dekat sama Pramana. Ia adalah salah satu supervisor di tempatku. Jujur aku mulai suka dan jatuh cinta dengan Prama. Tetapi ternyata aku ditipu sama dia, mas. Dia hanya menikmati tubuhku saja. Setiap pacaran selalu ngajak berhubungan badan. Dan saat ini aku hamil 1 bulan. Dia malah kabur pulang ke kampungnya di Bali. Aku takut juga kalau ngomong sama ayah dan ibu. Aku takut."

Seketika aku terdiam. Aku sedih karena kekasihku ditipu. Aku merasa bangga karena hanya akulah pria terbaik untuknya. Tetapi yang jadi masalah sekarang adalah ada janin anak dari Nana dan Prama. "Waduh, bisa bisa aku ini yang disuruh tanggung jawab", ujarku. Benar seperti dugaanku. Ia memintaku untuk menikahinya dan biarkan anak ini jadi tanggung jawab Nana. Yang terpenting orang tua nya tidak marah, nama keluarga tetap baik, dan anak ini berstatus sebagai anak berorangtua.  Semua demi masa depan yang lebih baik. 

Ku akui saat itu aku meminta waktu untuk berpikir. Semenjak itu juga kami makin intens berkomunikasi layaknya pacaran kembali. Tapi ada kebimbangan dalam hatiku karena dia hamil anak Pramana. Tetapi aku masih cinta, dan sangat cinta pada Nana. Aku ingin menikahinya, menjadikannya istriku, dan hidup bahagia dengan nya. Aku benar-benar galau hingga saat ini. Tidak tahu harus bagaimana. Ku harap ada jalan keluar dan saran dari semua rekan-rekan  untuk ku mengambil keputusan yang bijak. Mengingat aku mencintai Nana, tetapi aku tidak siap dengan bayi yang dikandung Nana karena ia adalah bayi dari Pramana. 

Benar-benar galau

Quote:
Diubah oleh kutilkuda1202 28-06-2020 22:49
g.azar
gembogspeed
p.a.c.o.l
p.a.c.o.l dan 24 lainnya memberi reputasi
25
6.7K
148
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan