Welcome back to my thread with me BD (read bidi) Bistome Diyoni, Kaskuser yang gaje dan amatir tentunya. Wekawekaweka.

Kematian adalah suatu peristiwa yang pasti terjadi pada setiap makhluk bernyawa. Dan tentunya untuk para sanak saudara adalah sebuah momentum yang teramat menyedihkan dan tak terlupakan apalagi orang yang disayang.

Jasad orang yang meninggal biasanya dikebumikan, yang mana jenazah diletakkan didalam tanah sedalam dua meter, dan tentunya berada dilokasi khusus yang disebut dengan Taman Makam atau kuburan, iya 'kan?

Namun, percayakah Agan dan Sista jika orang-orang mati tersebut adalah objek dari sebuah destinasi wisata? Jika tidak percaya mari kita gaskeun otw ke daerah timur Indonesia, yakni Papua.

Papua merupakan provinsi terbesar di Indonesia yang kaya akan tambang emas dan keindahan alam yang luar biasa. Jangan lupakan pula keberagaman budaya yang ada.

Menilik ke Wamena, sebuah kota yang ada di Kabupaten Jayawijaya, Propinsi Papua. Wamena adalah kota yang memiliki destinasi wisata alam yang patut dikunjungi. Selain wisata alam, Wamena juga memiliki wisata mumi.

Ya! MUMI! Dibenak Ane, yang namanya mumi adalah mayat manusia yang dililit kain putih dan dibaringkan dalam peti mati, terus apa kerennya kok sampai jadi destinasi wisata? Ada yang sama dengan Ane? Fix, kita sama-sama ngga tau tentang Papua.

Mumifikasi adalah proses pengawetan tubuh manusia dengan cara menghilangkan kelembaban dalam tubuh. Mumifikasi juga sudah ada sejak 3.000 tahun SM.

Mumifikasi yang dilakukan oleh masyarakat Mesir Kuno adalah dengan cara menutupi jasad manusia yang telah mati dengan garam dan campuran rempah-rempah. Lain halnya dengan mumifikasi di Papua. Di Papua proses mumifikasi dilakukan dengan pengasapan jasad manusia yang akan dimumi. Dan bedanya lagi dengan mumi di Mesir adalah penempatannya. Jika di Mesir dengan posisi dibaringkan, maka mumi di Papua yang akan kita lihat jika berwisata kesana adalah mumi dengan posisi duduk.

Berikut ini adala wisata mumi yang ada di Wamena, makin penasaran? Hayuk kita cek!

Mumi Araboda



Mumi Araboda terletak di Kampung Bauntagima, Distrik Assologaima, Kabupaten Jayawijaya atau 20 Kilometer sebelah barat Wamena kota.

Mumi ini telah dikonservasi pada tahun 2017 dan tersimpan baik di kotak penyimpanan. Mumi Araboda memiliki nama lain yaitu Alongkah Huby dan juga dirawat dengan baik oleh klen Huby.

Para wisatawan yang berkunjung ke lokasi penyimpanan Mumi (Honai khusus penyimpanan Mumi) maka harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 50.000,00 bisa juga lebih. Jika ingin menyaksikan pertunjukan tarian tradisional atau atraksi memasak dengan bakar batu maka pengunjung harus bernegosiasi dengan keluarga yang merawat mumi perhal tarif yang harus dibayarkan. Untuk berfoto dengan mumi juga harus didalam Honai khusus karena mumi ini tidak boleh dikeluarkan untuk menjaga keutuhannya karena mumi itu rapuh.

Mumi Aikima



Mumi ini terletak di Desa Aikima, Distrik Pisugi atau kurang lebih 14 km dari Wamena. Umur mumi ini diperkirakan 250 tahun. Hal ini bisa diketahui dengan cara melihat jumlah kalung yang ada di leher mumi, karena setiap lima tahun sekali diadakan upacara penambaha kalung untuk mumi-mumi itu.

Sama halnya dengan mumi Araboda, pada mumi Aikimi ketima wisatawan ingin mengambil gambar juga akan merogoh kocek yang lumayan dalam.


Mumi Jiwika



Mumi ini berusia 350 tahun. Terletak di Desa Jiwika, Distrik Kurulu, atau 120,5 km disebelah utara Wamena. Biaya masuk ke lokasi wisata mumi Jiwika ini kisaran Rp. 80.000,00 per pengunjung. Selain wisata mumi, dilokasi wisata ini juga menawarkan pertunjukan tarian tradisional suku Mebel, atraksi memasak dengan bakar batu, rumah adat, dan souvernir berupa ketajinan tangan.



Jadi kalau berkunjung ke Wamena, maukah mampir ke wisata mumi ini? Atau malah takut? Happy traveling Agan Sista! Siapkan kocekmu. Setelah pandemi berakhir berkunjunglah sesukamu. Patuhi protokol pemerintah dulu ya #stayathome



Inilah thread Ane tentang Papua. Jika ada kesalahan mohon koreksinya dan terima kasih sudah membaca.



Sumber-sumber :