inspirasicerdasAvatar border
TS
inspirasicerdas
SURVIVE DI TENGAH COVID-19
Oleh : Sri W

Covid-19 telah mengajarkan kita bagaimana menjaga kesehatan, kebersihan, jarak sosial, sanitasi tangan, menggunakan masker dan bentuk perlindungan diri lainnya termasuk menjaga imun tubuh agar tidak mudah diserang penyakit.

Tidak selamanya pemerintah menerapkan lockdown/karantina, karena aktivitas manusia dan roda perekonomian harus tetap berjalan. Saat pemerintah mempertimbangkan dilonggarkannya lockdown atau bahkan dibuka, semua akan kembali kepada diri kita dalam menghadapi virus ini, karena pemerintah tak akan mungkin menjaga rakyatnya 24 jam x 7 hari selama 365 hari.

Kesehatan dan keselamatan keluarga ada di tangan kita. Virus ini telah menetap di negara kita dan di seluruh dunia. Corona tidak akan hilang dalam sekejap, hingga ditemukannya vaksin. Dalam melakukan aktivitas pikirkan baik-baik, apa saja yang penting dikerjakan dan yang tidak boleh dilakukan. Semua berdasarkan skala prioritas. Protokol kesehatan pun harus selalu diingat agar tidak menjadi pembawa virus pada anggota keluarga.

Mulai sekarang kita harus belajar hidup bersama dengannya, bukan berarti kita kalah dan menyerah. Hanya prilaku kita yang mulai menyesuaikan dengan keadaan sekarang. Mengubah pola hidup kita dengan mengadopsi gaya hidup yang berusia ratusan tahun. Kembali mengkonsumsi makanan bergizi dan alami. Menerapkan hidup sehat. Lupakan makanan cepat saji, junk food, pizza, burger, minuman dingin, gorengan pedas, dll.

Untuk dunia pendidikan, instansi dan segala kegiatan yang memungkinkan berkumpul orang banyak, sebaiknya pemerintah mempertimbangkan agar segera beralih menggunakan sistem online. Bila sangat diperlukan bertemu langsung, yang harus diingat bahwa semua tempat yang ingin kita datangi akan disemprot cairan disinfektan sebelum duduk dan sesudah kita pergi. Bertatap muka atau bahkan saling berpaling muka dengan jarak satu meter, tidak bersalaman, dan tetap kenakan masker.

Saat ingin memegang sesuatu, pastikan hand sanitizer telah lebih dahulu menyentuh tangan kita, sebelum dan sesudahnya. Semua yang dilakukan sekarang, menentukan bagaimana kita ke depan. Bertahan dalam pendemi hingga benar-benar hilang atau kalah dengan protokol penguburan ketat dan tidak diiringi sanak saudara.

Bila kita memutar ulang sejarah masa silam. Wabah penyakit yang mematikan juga pernah terjadi di zamannya Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab, Tepatnya pada bulan Rabiul Awwal tahun kedelapan hijriyah. Wabah terjadi di wilayah Saragh, sebuah daerah di Lembah Tabuk dekat Syam. Umar sempat berdebat dengan Abu Ubaidah, Gubernur Syam soal wabah penyakit dan takdir.

Pada mulanya sang Amirul Mukminin berencana melakukan kunjungan ke Syam yang ketika itu sudah bergabung dengan kekuasaan Islam. Sampai di Saragh, dia bertemu dengan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah yang menjabat Gubernur Syam. Abu Ubaidah memberitahu Umar bahwa wilayah Syam sedang terjadi wabah penyakit. Mendapat kabar tersebut Umar memutuskan berhenti di Saragh.

Setelah melewati perundingan panjang dengan tokoh senior Muhajirin, Anshar dan sesepuh Quraisy yang dulu hijrah pada peristiwa penaklukkan Makkah, akhirnya Umar sepakat untuk kembali ke Madinah. "Aku akan berangkat besok pagi (ke Madinah) mengendarai tungganganku, maka kalian pun berangkat besok pagi mengendarai tunggangan kalian," kata Umar.

Abu Ubaidah bin Al-Jarrah tak sepakat dengan keputusan Umar tersebut. "Apakah Engkau ingin lari dari takdir wahai Amirul Mukminin?" kata Abu Ubaidah.

"Ya, kita akan lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lainnya," Jawab Umar bin Khattab berusaha meyakinkan pilihannya kepada Abu Ubaidah. Hingga kemudian datanglah Abdurrahman bin Auf yang menjelaskan bahwa apa yang akan dilakukan Umar, persis dengan sabda Rasulullah SAW:

"Apabila kalian mendengar ada suatu wabah di suatu daerah, maka janganlah kalian mendatanginya. Sebaliknya kalau wabah tersebut berjangkit di suatu daerah sedangkan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar melarikan diri darinya."

Abu Ubaidah memilih tetap tinggal di Syam, hingga akhirnya dia terkena wabah dan meninggal dunia. Muaz bin Jabal yang menggantikan Abu Ubaidah sebagai Gubernur Syam juga meninggal dunia terkena wabah.

Setelah Amr bin Ash menjabat gubernur, dia mulai mencoba menganalisa penyebab munculnya wabah tersebut. Kemudian melakukan isolasi, dengan memisahkan orang yang sakit dan sehat.
Berkat tindakannya ini, akhirnya wabah penyakit di Syam pun perlahan-lahan mulai hilang.

Dalam mencegah penyebaran virus Corona agar tidak makin meluas, metode isolasi atau karantina yang dilakukan di zaman sahabat Nabi sangat di anjurkan, yaitu tidak mendatangi atau keluar dari wilayah yang diserang wabah. Salah satunya adalah tidak mudik lebaran nanti.

Bila tahun sebelumnya kita bisa merayakan hari raya bersama keluarga dengan bahagia, tahun ini untuk sementara kita tunda mudik. Walau tidak bertemu fisik, komunikasi kita akan tetap asyik melalui WhatsApp dan video call.
Semoga dari semua kejadian ini, kita bisa banyak belajar untuk memperbaiki gaya dan meningkatkan kualitas hidup.

Untuk para korban yang meninggal karena pandemi ini, masyarakat pada umumnya dan nakes khususnya, saya turut berduka cita. Buat keluarga yang ditinggalkan, semoga selalu diberi kesabaran dalam menerima takdir Allah. InsyaAllah di balik musibah selalu ada hikmah dan kabar gembira dari Allah sebagai pelipur lara karena kehilangan.

Sebagaimana yang disampaikan lewat hadist Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam:
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914).

JAGA KESEHATAN DIRI DAN KELUARGA
TETAP DI RUMAH SAJA
TUNDA MUDIK
SELALU BERDOA
TETAP SURVIVE DI TENGAH PANDEMI
0
437
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan