Memasuki bulan Ramadhan, banyak tradisi yang dilakukan oleh berbagai negara di belahan dunia yang penduduknya mayoritas muslim. Salah satu tradisi itu adalah membangunkan orang untuk makan sahur. Tradisi itu biasanya dilakukan memakai alat. Misalnya saja seperti beduk, rebana, kentongan, dan alat musik tradisional.

Di Indonesia sendiri, tradisi ini sudah ada sejak zaman dulu. Beduk Sahur atau Ngarak Beduk adalah sebutan untuk tradisi membangunkan umat Islam untuk sahur menggunakan beduk. Tradisi ini dimulai oleh masyarakat Betawi sejak ratusan tahun yang lalu. Mereka menabuh beduk karena pada saat itu Jakarta masih berupa hutan dan rawa-rawa yang sulit ditembus suara manusia.


sumber gambar


Di masing-masing propinsi di negara ini juga memiliki tradisi yang berbeda. Di Sulawesi, tradisi beduk sahur dinamakan Dengo-dengo, sedangkan di Jawa Barat disebut Ubrug-ubrug. Ini adalah tradisi sahur yang paling umum dilakukan di Indonesia.

Di daerah lain juga ada tradisi sahur yang unik, lho. Seperti Patrol Canmacanan dari Situbondo, Klotekan dari Yogyakarta, dan Buroq dari Brebes. Pada umumnya tradisi tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan daerah masing-masing.


sumber gambar



sumber gambar



sumber gambar



sumber gambar


Tidak hanya di wilayah-wilayah yang sudah ane sebutkan di atas, GanSis. Di kota ane tercinta, juga tak ketinggalan, loh. Tradisi membangunkan orang untuk sahur di sini pun sudah ada sejak dulu. Kalau zaman ane kecil dulu, memakai kentongan bambu dan alat seadanya. Ada yang memakai galon kosong dan kecrekan yang terbuat dari tutup botol yang diratakan, lalu dipasang pada sebuah kayu.


sumber gambar



sumber gambar



dokpri


Jadi, para remaja di lingkungan ane berkeliling sambil memukul alat-alat tadi sambil berteriak 'sahuuur ... sahuuur'.


sumber gambar


Tradisi itu masih berlaku sampai sekarang. Ada pula yang membangunkan orang sahur lewat pengeras suara yang ada di masjid atau mushola. Selain tradisi membangunkan orang untuk sahur seperti yang sudah ane sebutkan di atas, ada juga cara yang sedikit unik, GanSis. Sering ane mendengar sekitar jam setengah 3 dini hari. Apakah itu?
Cekidot!


sumber gambar


Musik tradisional di atas, sering dimainkan oleh para pengamen, baik itu yang berkeliling maupun yang 'ngelapak'. Di kota ane, musik tradisional yang lebih dikenal dengan nama tek-tek atau kentongan ini, seingat ane mulai booming sekitar tahun 2008. Ane masih ingat, waktu itu anak ane masih balita. Dia minta mengikuti ke mana pun orang-orang yang menabuh alat-alat itu mengamen. Karena memang waktu itu belum ada pengamen yang memainkan musik dengan alat sedemikuan rupa. Jadi istilahnya ya 'gumun' (heran). Ditambah lagi penyanyinya memakai kostum seperti di pewayangan. Cantik pokoknya. Tapi untuk sekarang ini, penyanyinya sudah jarang yang mau memakai kostum seperti itu, bahkan jarang pula yang penyanyinya cewek.

Buat GanSis yang belum tahu dan penasaran seperti apa musik tek-tek/kentongan, bisa cek pada video di bawah ini.



Bagaimana, GanSis? Menarik, kan? Memang memainkan alat tersebut harus orang yang sudah ahli, sebab untuk menghasilkan suatu lagu yang selaras, butuh kesesuaian nada yang seirama. Dan untuk bisa melakukan hal itu, butuh latihan yang matang.

Itulah cara unik tradisi membangunkan orang untuk makan sahur di kota ane. Selain bermanfaat supaya orang tidak kesiangan, cara tersebut juga bisa untuk melestarikan alat musik tradisional.

Kalau tradisi membangunkan orang untuk makan sahur di kota GanSis, seperti apa? Pasti tidak kalah unik dengan kota ane. Silakan bisa GanSis bagikan di kolom komentar, ya.

Oke, itu saja bisa ane bagikan pada thread kali ini. Semoga saja bisa menginspirasi Agan dan Sista untuk menciptakan cara unik membangunkan orang untuk makan sahur.


Penulis : @anna1812
Referensi : opini pribadi plus silakan klik