dwyzello
TS
dwyzello
Jangan Panik! Berikut Penanganan Pertama Apabila Anak Mengalami Kejang Demam Di Rumah

Source : google search


Halo para Gansist yang menyandang predikat sebagai orang tua!
Semoga puasa agan dan sista bisa diberikan kemudahan dan kelancaran sampai akhir Ramadhan ya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.


Kali ini, saya akan mencoba berbagi seputar pengalaman pribadi, saat anak saya mengalami kejang demam yang tak pernah saya sangka sebelumnya.



Source : google search


Apakah itu kejang demam?
Berdasarkan informasi dari situs alodokter.com, Kejang demam atau penyakit step adalah kejang pada anak yang dipicu oleh demam, bukan kelainan di otak. Kejang demam biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.


Jadi, kejang demam ini berbeda dengan gejala epilepsi ya Gansist. Kejang demam terjadi saat anak sedang mengalami demam tinggi dan daya tubuh sang anak sedang turun. Toleransi setiap anak pada kenaikan suhu tubuh itu berbeda - beda, kebanyakan pada range 39 - 40 derajat celcius. Namun, ada sebagian anak meskipun masih dalam suhu 37 derajat celcius, sudah mengalami kejang demam. Kesimpulannya, setiap anak memiliki batas suhu toleransi masing - masing yang harus dipantau oleh para orang tua untuk mencegah terjadinya kejang demam ini.


Hal yang patut diwaspadai adalah jika anak mengalami kejang yang tidak disertai dengan demam, wajib hukumnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke rumah sakit, karena hal tersebut merupakan tanda awal anak mengalami penyakit epilepsi.


Kok bisa mengalami kejang sih?
Jadi, saat suhu tubuh si kecil meningkat, hal tersebut membuat oksigen dalam tubuh akan cepat menguap dan membuat si kecil kesulitan bernafas. Akibatnya, asupan oksigen ke dalam otak akan terhambat sehingga mengakibatkan kinerja otak terganggu dan terjadilah kejang demam ini. Mirip - mirip seperti konsleting listrik, seperti itulah kurang lebihnya menurut penjelasan dokter yang menangani anak saya kala itu.


Bagaimana sih awal mula anak saya mengalami kejang demam?
Bermula saat anak saya mengalami demam tanpa gejala batuk dan pilek. Saat itu ananda masih berusia sekitar 13 bulan.
Saat itu saya berpikir bahwa si kecil demam karena hendak tumbuh gigi, sehingga saya hanya melakukan treatment seperti yang biasa saya lakukan saat ia sedang demam. Seperti menggempurnya dengan ASI, skin to skin, mengompres bagian lipatan tubuh dengan air hangat dan memberikan obat penurun panas per enam jam sekali.


Namun, saat sekitar pukul dua malam anak saya tiba - tiba terbangun dan terlihat sangat tak nyaman. Saya pun segera meminumkannya kembali dengan obat penurun panas. Baru beberapa menit obat terminum, tiba - tiba tubuhnya kejang. Saat itu, saya benar - benar sangat panik karena itulah pertama kali bagi saya, tatkala melihat si kecil mengalami kejang. Setelah didiagnosa oleh dokter, ternyata anak saya mengalami campak bayi (roseola infantum) yang ditandai dengan munculnya bercak - bercak merah yang tidak gatal, setelah demamnya turun.



●●●●●



Berikut ciri - ciri kejang demam berdasarkan yang saya amati dari kejadian anak saya adalah


• Tubuh anak kaku sekali, disertai sentakan    - sentakan kecil di tubuhnya.

• Matanya melirik ke atas, sampai bola matanya hampir tak terlihat.

• Bagian bibir terlihat membiru.

• Saat pertama kali kejang, mulutnya hanya ternganga, namun saat kejang berulang kedua kalinya, ananda sampai menggigit lidahnya dengan sangat kuat.

• Sedang dalam kondisi tidak sadar.

• Berlangsung singkat kurang lebih 10 sampai 15 detik atau bisa lebih lama dari itu.


●●●●●



Dan berikut ciri - ciri si kecil setelah mengalami kejang demam, antara lain :

• Menangis seketika sesaat setelah sadar.

• Anak akan terlihat sangat mengantuk.

• Terlihat lelah dan lemas.

• Langsung tertidur.


●●●●●



Panik? Sudah pasti. Apalagi ini adalah pertama kalinya si kecil menjalami kejang demam. Saat itu saya dan suami pun segera mencari klinik terdekat agar anak saya segera mendapatkan penanganan secepatnya.


Ternyata, belum sempat mendapatkan penanganan lanjutan, anak saya mengalami kejang demam berulang pada suhu 39 derajat celcius. Dari situlah, saya akhirnya mendapatkan acuan suhu toleransi bagi anak saya. Di kemudian hari jika anak saya demam, sebisa mungkin saya harus menjaga suhu tubuhnya agar tidak sampai mencapai 39 derajat celcius.




●●●●●



Lalu, apa yang harus kita lakukan apabila anak mengalami kejang demam saat berada di rumah?

Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan apabila ananda mengalami kejang demam saat berada di rumah (Berdasarkan yang saya amati dari penanganan dokter di rumah sakit):


• Ambil nafas dalam - dalam, usahakan untuk tidak panik.

• Pindahkan anak ke tempat yang lapang dan aman (jauh dari barang - barang berbahaya atau barang - barang yang dapat menghalangi jalan nafasnya)

• Longgarkan pakaiannya terutama di area leher bila perlu lepas semua pakaiannya.

• Ini yang paling penting, miringkan tubuh anak agar air liur atau apabila ia muntah, tidak masuk dan menghalangi jalan nafas anak.

• Jangan masukkan apapun ke dalam mulut anak selagi kejang, entah air minum, susu ataupun itu, karena hal tersebut akan malah berakibat fatal.

• Jika lidah tergigit, jangan memasukkan logam seperti sendok atau semacamnya, karena hal tersebut justru bisa membuat area mulut si kecil terluka. Atau jika memang takut lidah si anak kenapa - kenapa, lilit kain bersih lalu bantalkan di lidahnya, pastikan agar tidak menghalangi jalan nafasnya.

• Siapkan obat penurun panas yang diberikan lewat anus atau dubur, (Biasanya tersedia di apotek dan jangan lupa konsultasikan terlebih dahulu ke dokter)

• Tetap dampingi si kecil, tenangkan si kecil dan bawa ananda ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.


●●●●●



Gansist! Ternyata masalah kejang demam ini, tak lepas dari fakta dan mitos yang menyertainya. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar kejang demam yang terkadang sering disalah artikan oleh orang tua.

Benarkah kejang demam itu terjadi karena keturunan?

Jawab : Fakta, menurut informasi yang saya dapatkan dari dokter, presentase kejang demam akan lebih tinggi terjadi, karena bakat yang diturunkan oleh orang tua si kecil.
Ketika saya kecil dulu, saya kerapkali mengalami kejang saat saya demam. Dan hal tersebut selalu terjadi sampai saya menginjak usia 5 tahun. Hal itulah yang menjadi dasar mengapa anak saya juga mengalami kejang demam. Jadi, untuk Gansist yang memiliki riwayat kejang demam, harus siap sedia dan waspada memantau si kecil apabila sedang demam tinggi.


Anak yang telah mengamami kejang demam, apakah tidak boleh dimandikan saat sakit?

Jawaban : Mitos. Justru saat anak sakit, mandi adalah hal wajib yang harus tetap dilakukan agar tubuhnya bersih dari kuman. Dengan syarat, mandi di waktu yang tepat dan menggunakan air hangat. Air hangat inilah yang mampu menurunkan suhu tubuh anak layaknya sedang dikompres. Sehingga, hal ini selalu saya terapkan dengan merendam anak saya di dalam air hangat tatkala ia demam, saat ia sulit atau tak mau dikompres.


Benarkah kopi bisa mencegah kejang demam?

Jawaban : Mitos.
Sebenarnya, hal satu ini masih diterapkan oleh ibu - ibu tempoe dulu. Dimana mereka memberikan kopi kepada si kecil dengan dalih dapat mencegahnya dari kejang demam. Pun sebagian besar teman - teman saya merekomendasikan kopi saat tahu anak saya mengalami kejang demam.
Padahal, faktanya tidak ada hubungannya antara minum kopi dengan kejang demam.


Kopi mengandung bahan (xanthin-alkaloida). Bahan ini merupakan bagian dari kafein yang bersifat mengaktifkan sistem saraf pusat atau otak. Sehingga dapat mengakibatkan hal - hal berikut ini :

1. Menyebabkan keadaan hiperaktif pada anak.

2. Menghambat penyerapan zat besi.

3. Menyebabkan asam lambung meningkat.

4. Menyebabkan anak menjadi gelisah, jantung berdebar - debar.

5. Dapat menimbulkan ketagihan karena kafein bersifat adiktif.


Jadi kapan anak boleh minum kopi? Jawabannya Jika anak sudah berumur kurang lebih 12 tahun ya mom!


Benarkah kejang demam membuat anak menjadi bodoh?

Jawaban : Mitos. Kejang demam tidak berpengaruh terhadap kecerdasan anak based on info dari penjelasan link berikut ini.

Begitupun yang juga saya rasakan, meskipun saat kecil saya sering mengalami kejang demam berulang, hal tersebut tidak membuat saya kesulitan belajar di masa dewasa. Namun, kejang demam juga harus diusahakan agar tidak terjadi berulang kali. Karena meskipun kemungkinan putus atau rusaknya syaraf otak kecil, jika terus - menerus terjadi, bisa berakibat fatal bagi tumbuh kembang si kecil.


●●●●●



Nah gansist! Itulah tadi beberapa hal yang bisa saya bagikan berdasarkan pengalaman saya sebagai orang tua.


Semoga bermanfaat, stay safe and healthy.

Happy Fasting.
Diubah oleh dwyzello 07-05-2020 08:47
Yunie87nona212tien212700
tien212700 dan 48 lainnya memberi reputasi
49
2.7K
50
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan