ManusiaUltraAvatar border
TS
ManusiaUltra
Viral Gambar Awan Mirip Lafal Allah Saat Supermoon, Berikut Penjelasannya...


KOMPAS.com - Media sosial Tanah Air diramaikan dengan sebuah foto yang menunjukkan adanya awan yang disebut menyerupai lafaz Allah saat bukan purnama.

Dari keterangan yang disampaikan banyak netizen pada kolom komentar salah satu unggahan di Instagram, disebutkan fenomena itu diketahui terjadi pada Jumat (8/5/2020) sekitar pukul 20.00 WIB dari berbagai kota.

Waktu itu bertepatan dengan jatuhnya pertengahan bulan Ramadhan kali ini. Sehingga banyak juga netizen yang memaknainya sebagai pertanda baik. Salah satu postingan juga diunggah di akun Instagram artis Teuku Wisnu.



Sebelumnya dalam beberapa kesempatan, penampakan awan yang diasosiasikan dengan berbagai bentuk sudah sering terjadi. Misalnya menyerupai tokoh wayang, wajah seseorang, tangan, dan sebagainya, kerap ramai diperbincangkan masyarakat.

Mengenai kondisi tersebut, peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Erma Yulihastin memberikan penjelasannya secara ilmiah.

Erma tidak menampik memang terkadang bentuk awan menyerupai suatu benda yang dikenal oleh manusia, sehingga dipersepsikan sedemikian rupa.

Gabungan berbagai jenis awan

Namun, dia menyebut bentuk awan yang unik itu merupakan gabungan dari berbagai jenis awan yang ada di lapisan atmosfer Bumi.

"Ya memang benar sih bentuk-bentuk itu kenapa bisa direpresentasikan macam-macam, karena memang awan itu sendiri merupakan gabungan dari berbagai tipe, sehingga dia bisa menciptakan kombinasi-kombinasi secara visual yang mirip dengan es krim, unicorn dsb," jelas Erma saat dihubungi Sabtu (9/5/2020).

Dia pun mengakui, hal yang sama, mengasosiasikan bentuk awan juga digunakan oleh para ilmuwan untuk mengidentifikasi jenis dari awan tersebut.

Misalnya ada awan yang disebut memiliki bentuk seperti kapas, bunga kol, biri-biri, topi, dan lain sebagainya.

"Memang dia berubah-ubah bentuk di atmosfer, karena atmosfer perubahannya cepat. Ya bisa saja bentuknya seperti yang dipersepsi banyak orang. Walaupun itu subyektif," kata Erma.

Erma mengatakan melihat makna atau arti di balik keberadaan awan itu tidak didasarkan pada bentuk yang diwujudkan, namun lebih kepada dengan mengetahui jenis apakah awan tersebut.

Karena berbeda jenis awan memiliki arti yang berbeda pula berdasarkan ilmu pengetahuan.

Berikut ini jenis-jenis awan yang diketahui dan telah teridentifikasi serta penjelasan yang bisa dipelajari.

Berdasarkan ketinggian

Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi 3 jenis yakni awan tinggi, awan menengah, dan awan rendah.

Nah, apa saja jenis-jenis awan tersebut. berikut ini penjelasannya.

- Awan tinggi
Awan tinggi berada di ketinggian antara 4-13 kilometer dari permukaan Bumi. Ketinggian itu juga menjadi ketinggian biasanya pesawat komersil mengudara.

Ciri-cirinya memiliki warna yang sangat putih karena banyaknya kandungan partikel atau kristal es di dalamnya.

"Intinya adalah awan tinggi itu kaya dengan es, tapi bukan air. Artinya dia bukan awan yang siap menjadi hujan, tetapi awan-awan es," ujar Erma.

Ada 3 jenis awan yang masuk dalam kelompok awan tinggi:

1. Cirrus

Awan ini tidak menghalangi sinar matahari, artinya sinar matahari bisa tembus, karena awan transparan.

"Nah bentuknya itu ringan seperti serabut-serabut kelapa, itu kalau yang Cirrus. Di kita jarang, adanya awan ini di musim kemarau. Kemarau kan minim awannya, kita bisa lihat di langit, pertanda dari musim kemarau itu awan-awannya sudah bentuk Cirrocumulus dan Cirrus," kaya Erma.

Dengan melihat awan tinggi, Erma menyebut kita bisa mengidentifikasi apa yang akan terjadi dengan cuaca. Bisa juga diartikan sebagai petunjuk akan adanya perubaha cuaca dalam waktu 24 jam.

2. Cirrostratus

Ciri-ciri awan ini meyerupai lembaran yang rata menutupi atmosfer, tetapi warnanya biru.

3. Cirrocumulus

Yang ketiga, adalah Cirrocumulus yang menyerupai kapas yang bergerombol atau juga menyerupai biri-biri dalam jumlah banyak, persebarannya juga rata.

"Kalau Cirrocumulus bisa menandakan ada badai tropis di wilayah yang tropis. Walaupun kalau ada Cirrocumulus berarti cuacanya masih cerah," sebut Erma.

Keberadaan awan jenis ini perlu diwaspadai, karena menjadi penanda akan adanya badai dalam waktu 12-24 jam ke depan. Namun, ini kebanyakan terjadi di negara yang memiliki 4 musim, tidak untuk Indonesia.

Awan menengah

Yang kedua adalah awan menengah yang memiliki ketinggian antara 2-4 kilometer.

Ciri-ciri dari awan ini adalah tidak tembus cahaya, artinya cahaya tidak mampu melalui awan ini.

Akibatnya, awan akan mudah teridentifikasi karena adanya perubahan gelap-terang di tubuhnya.

"Jadi kalau kita lihat ada awan yang terang-gelap terang-gelap dan sifatnya awannya ini merata, itu bisa kita katakan dia itu awan menengah," ujar Erma.

Ada 2 jenis awan menengah:

1. Altostratus

Ciri-cirinya memiliki warna kecoklatan, agak gelap, agak abu-abu.

"Kalau abu-abu, kemudian rata, terang-gelap terang-gelap, itu mengindikasikan ada badai yang bisa terjadi sebentar lagi," ungkapnya.

2. Altocumulus

Jenis kedua adalah Altocumulus yang menyerupai gerombolan kapas, halus, dan merupakan perpaduan yang kontras antara terang dan gelap.

"Itu juga memungkinkan terjadinya badai. Jadi awan menengah ini dua-duanya dapat mengindikasikan terjadinya badai, apabila terlihat pada pagi hari, kemungkinan sore hari ada badai," terang Erma.

Awan Rendah

Jenis ketiga dari awan yang diklasifikasikan berdasarkan ketinggiannya adalah awan rendah yang memiliki ketinggian di bawah 2 kilometer.

Ada 3 jenis awan yang termasuk dalam klasifikasi awan rendah:

1. Stratus

Stratus memiliki bentuk seperti kabut. Keberadaannya mudah ditemui apabila pagi hari.

"Jadi kalau pagi-pagi sudah kita enggak bisa lihat matahari karena tertutup kabut, itu berarti awan Stratus. Itu menandakan akan terjadi hujan gerimis pada siang harinya," jelas dia.

2. Stratocumulus

Jenis ini memiliki bentuk menyerupai kapas-kapas yang melayang tipis di atmosfer dan tidak mengindikasikan apapn. Jadi bisa dibilang awan ini aman jika terlihat.

3. Nimbostatus

Terakhir di kelompok awan rendah adalah Nimbostratus. Awan ini penting untuk diwaspadai karena bisa menandakan akan terjadi hujan angin.

Ciri-cirinya berwarna abu-abu gelap, merata, bagian bawahnya nampak seperti mendung yang sangat menggantung.

"Kalau kita pagi-pagi sudah seperti itu, sebentar lagi pasti akan terjadi hujan dan angin, karena awan seperti itu jelas punya kandungan banyak air hujan, kaya dengan angin. Itu bahaya, harus lekas mengambil payung dan sebagainya," ucapnya.

Awan Vertikal

Selain dari ketinggiannya, ada pula awan yang diklasifikasikan karena memiliki bentuk vertikal.

Awan jenis ini terdiri dari 2 jenis, yakni Cumulus dan Cumulonimbus, disebut Erma menjadi jenis awan yang paling menakutkan.

1. Cumulus

Bentuknya seperti bunga-bunga kol yang tumbuh terpisah-pisah, melayang-layang, dan tidak menjadi satu.

"Kalau Cumulus ini tampak di pagi hari, maka indikasinya cuacanya cerah. Tetapi kita juga perlu memperhatikan pertumbuhan awan itu. Kalau pertumbuhannya cepat, itu hati-hati, karena akan menimbukan badai yang besar dan luas pada siang atau sore harinya," kata dia.

2. Cumulonimbus

Ciri-ciri awan ini bisa terdapat di ketinggian 1,5-20 kilometer. Bentuknya menyerupai pohon beringin, bagian bawahnya lurus seperti batang pohon, sementara atasnya melebar dan meluas ke samping.

Awan ini merupakan hasil dari Cumulus yang terus bertumbuh.

"Jadi Cumulonimbus bisa diindikasikan cuaca ekstrem akan terjadi. Hujan deras, petir, guruh, angin kencang, bahkan mungkin hujannya bisa menimbulkan hail atau hujan es," papar Erma.

"Cumulonimbus ini memang awan yang sangat ditakuti dan memang sangat bahaya, tapi sering terjadi di wilayah kita. Paling sering terjadi kalau di musim hujan," lanjutnya.

Berdasarkan bentuk
Jika dilihat dari bentuknya, awan juga dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yakni:

1. Awan Cumulus (bertumpuk-tumpuk),

2. Awan Stratus (panjang serta bergaris-garis)

3. Awan Nimbus (bentuknya seperti hujan).

Awan tidak biasa (Unusual Clouds)
Yanf terakhir adalah awan-awan yang tidak bisa dikelompokkan berdasarkan bentuknya, yakni awan yang memiliki bentuk tidak biasa atau unusual clouds.

"Inilah mungkin, menurut saya yang bisa memicu visualisasi-visualisasi di atmosfer yang aneh dan menakjubkan," sebut Erma.

Setidaknya terdapat 9 jenis awan tidak biasa yang sudah bisa diidentifikasi oleh para ahli, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Awan Lenticular

Bentuknya berupa lingkaran-lingkaran menyerupai lensa kamera, atau mirip dengan bentuk spiral.

Bisa jadi akan ada badai, karena berarti kan dia ada rotasi atau sirkulasi di situ. Ada pergerakan, berputar. Biasanya dia dihasilkan dari Cape Cloud dari puncak-puncak gunung," jelas Erma.

Keberadaan awan ini di puncak gunung misalnya, sesungguhnya mengindikasikan adanya badai gunung yang akan bertiup ke arah wilayah di bawahnya.

2. Awan Fractus

Bentuknya seperti patah-patah dan tipis-tipis. Awan ini biasanya merupakan gabungan antara awan Stratus dan Cumulus.

3. Awan Congestus

Awan ini memiliki bentuk menyerupai bunga kol yang sesungguhnya.

4. Awan Undulatus

Selanjutnya adalah awan Undulatus. Awan ini menyerupai gelombang, menggaris dan biasanya menyambung seperti bentuk gelombang di laut.

"Itu sebenarnya merepresentasikan gelombang di atmosfer juga. Jadi artinya, kalau misalnya dia nyambung enggak pisah, artinya atmosfernya dalam kondisi yang stabil dan memungkinkan gelombang itu bisa terlihat secara visual," kata Erma.

5. Awan Mammatus

Awan ini menyerupai (kelenjar) mammae secara biologis dan tersebar rata.

"Itu menunjukkan awan yang dibentuk dari berbagai jenisgabungan, mix. Ada Cirrus, ada Altocumulus, ada Stratus, itu bisa jadi Mammatus. Rata banget," jelas dia.

Namun, jenis awan ini jarang terjadi di Indonesia.

Yang sering nampak di wilayah atmosfer kita adalah awan-awan jenis Cumulus, Cumulonimbus, Stratus, dan Nimbostratus.


6. Awan Pileus

"Itu seperti cape dia, bawahnya es krim, jadi kayak segitiganya (contong)," sebut Erma singkat.

7. Awan Castellanus

"Dia dari bahasa latin, castle. Jadi dia mirip dengan kastil, small castles," sebut dia.

Jadi, jika ada bentuk-bentuk dari awan yang diperspektifkan menyerupai suatu obyek tertentu, Erma menyebutnya bisa jadi ini salah satu pengaruh dari awan yang tidak biasa ini.

"Kenapa kemudian dia akhirnya bisa direpresentasikan sebagai orang yang sujud, atau lafal Allah, dan sebagainya, yang dikait-kaitkan dengan mistik. Ya, sebenarnya hanya kombinasi aja dari berbagai bentuk dan formasi jadi menimbulkan visualisasi seperti itu," jelas dia.

kompas.com



Bebas, kok.
farhan.faf
Cahayahalimah
fatqurr
fatqurr dan 26 lainnya memberi reputasi
27
2.5K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan