presisi.coAvatar border
TS
presisi.co
Kisah Perjuangan Kartini Masa Kini Melawan Pandemi

Peringatan Hari Kartini tahun ini dapat dipastikan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya kita cenderung melihat para kartini masa kini berdandan mengenakan kebaya dan melenggok diatas karpet merah. Namun cerita itu akan jauh berbeda dengan kisah seorang perempuan bernama Luri Estyani Syarifudin.

Perempuan yang lahir pada 5 Desember 1991 itu adalah satu-satunya perempuan yang bertugas di tim khusus petugas evakuasi pasien Covid-19.

“Saya melakukan kegiatan ini karena panggilan hati. Saya cuma pengen jadi orang yang lebih baik dari hari kemarin. Selama badan saya masih mampu untuk membantu orang lain, akan saya gunakan untuk bantu mereka,” kata Luri, sapaan karibnya.

Meski tidak ada pemaknaan khusus terkait peringatan Hari Kartini di tahun ini, namun Luri menyebut tidak semua orang terpanggil hatinya untuk saling membantu antar sesama, utamanya ditengah pandemi ini.

“Jadi kalau terinspirasi, semua bisa menjadi inspirasi. Siapapun itu bisa menjadi inspirasi. Tapi, panggilan hati itu gak semua orang punya,” kata Luri, sembari tersenyum.

Terkait perannya sebagai anggota tim evakuasi pasien Covid-19 diakuinya tentu menimbulkan rasa khawatir tersendiri. Namun, kekhawatiran dan kecemasan akan teratasi saat berserah diri pada tuhan.

“Kita sudah berikhtiar semampu kita. Protokol kesehatan dilakukan secara ketat. Selebihnya, serahkan pada tuhan,” terangnya.


Ditengah peningkatan kasus corona di Samarinda, Luri dan para petugas lainnya bahkan rela memutuskan untuk tidak pulang sementara waktu, berkumpul bersama keluarga di rumah. Tingginya interaksi saat mengevakuasi pasien adalah alasan utama.

“Sudah sembilan hari saya tidak pulang ke rumah. Meski pulang juga tetap siaga 24 jam, handphone harus selalu nyala, lagipula kita juga sayang keluarga sehingga takut mereka tertular (Covid-19),” ungkapnya.

Meski memiliki kemungkinan tinggi terpapar pandemi, namun Luri dengan keteguhan hatinya memilih akan menjalani tugasnya hingga tuntas.

“Jika misalnya saya terjangkit, bahkan sampai meninggal dunia, saya serahkan kepada tuhan,” kata putri dari pasangan Dino Syarifudin dan Hadijah ini.

Untuk diketahui, saat ini peredaran Covid-19 di Kota Samarinda mulai memasuki puncak penyebarannya.

Tetap berada di jalan yang penuh resiko bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Namun Luri, telah mempertimbangkan hal tersebut secara matang sebagai jalan pengabdian diri sembari berharap agar pandemi ini segera berakhir.


Sumber Berita :
https://presisi.co/read/2020/04/21/8...lawan-pandemi

4iinch
infinitesoul
sebelahblog
sebelahblog dan 20 lainnya memberi reputasi
21
504
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan