Dua minggu merupakan liburan yang sangat panjang, bagi mereka yang sudah terbiasa beraktivitas.


Ketakutan telah merasuki otak ini, mau beli sesuatu jadi khawatir, beberapa pertanyaan menghampiri otak saya.


Ingin menghibur diri menonton acara kesukaan, mengikuti perkembangan berita artis, tetap saja yang dibahas masih masalah corona.


Bukan ingin mengabaikan berita tersebut, tetapi ingin melupakan sejenak, musuh besar bagi seluruh rakyat Indonesia maupun dunia.


Padahal banyak sosialisasi mengenai penyakit covid 19 ini, penyebaran virusnya bukan melalui udara, tetapi dari percikan air yang keluar dari mulut atau hidung ketika pengidap penyakit corona bersin.

Menurut World Health Organization (WHO), cara virus corona COVID-19 menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk.

Tetesan itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.

"Itu sebabnya penting untuk menjaga jarak 1 meter lebih dari orang yang sakit. Hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan virus corona COVID-19 bisa menular melalui udara," jelas WHO seperti dikutip dari situsnya, Selasa (17/3/2020).
Langkah pemerintah demi meluasnya penderita penyakit ini sudah tepat, dengan melakukan social distancingselama dua minggu, bahkan berita terbaru yang saya dengar, adanya lockdown, bagi warga yang ingin memasuki daerah tertentu.



Dampak social distancingini, yang paling menyenangkan saya, dapat memakan masakan mertua, jarang-jarang gansis dapat memakan masakan mertua, karena selama ini dia sibuk mengajar, dari pagi sampai sore, bahkan hari Minggu pun dia mengikuti pengajian, jadi memang jarang masak, biasa beli matang.


Selain bisa memakan masakannya, anak bisa bermain bersama neneknya lebih banyak dibanding sebelum social distancing ini, yang biasanya sibuk mengajar dari pagi sampai sore kini bisa bermain dengan sang cucu, menambah ikatan batin antara nenek dan cucu.


Membatasi mobilitas masyarakat untuk membatasi penyebaran virus corona, bukan hanya di tempat-tempat wisata, di tempat ibadah, bahkan RPTRA tempat anak bermain pun ikut dibatasi.


Anak jadi ngambek, karena ibunya tidak memenuhi ajakannya. Memang sudah menjadi rutinitas setiap pagi selalu kesana, meski hanya sekadar untuk melihat ondel-ondel yang dipajang,


Melihat anak bt, sang ibu berpikir keras apa yang harus dilakukan demi menyenangkan hati sang anak.


Berhubung, sekolah-sekolah juga diliburkan, akhirnya saya mengajak anak bermain di area sekolah milik keluarga, yang hanya berjarak kurang lebih 100 meter, sekolah menjadi tempat bermain dadakan, dari yang bermain bola, sampai bermain belajar-belajaran.


#Mumpungdirumah jiwa iseng meronta, lihat banyak anak-anak pada bermain, ingin mengganti outfit mereka, yang biasa menjadi outfit ala bintang kpop.


Efek kebanyakan menonton drakor dan bintang K-Pop, saya terinspirasi, untuk menjadi fashion stylist dadakan.


Style ala bintang K-Pop, memakai topi, kacamata hitam, sepatu sport, dan yang tak terlupa membawa tas.


Sudah mirip belum?

Agan dan sista boleh mencoba menjadi fashion stylistdadakan, #mumpungdirumah dan anak-anak libur, kapan lagi bisa isengin mereka kalau tidak sedang liburan.


Selama daerah kita belum termasuk red zone, tidak salah bila kita masih bisa keluar untuk membeli sesuatu, atau hanya sekadar bermain dengan keluarga.


Semoga wabah ini cepat berlalu, dan kita semua selalu dilindungi dari penyakit ini. Aamiin.