mayyarossaAvatar border
TS
mayyarossa
[COC Regional: Kebudayaan] Hanya Di Jogja, Siswa Sekolah Pakai Kebaya Dan Bawa Keris



Tadi pagi waktu ane ke pasar, banyak sekali di jalan ane lihat pengguna jalan memakai pakaian adat Jogjakarta, yaitu kebaya untuk putri, dan surjan atau lurik untuk putra. Kebaya dan surjan yang digunakan adalah gagrak/ gaya Jogja. Wah, ada apa nih ya? Yuk kita simak bareng.

Selamat datang di trit ane, @Mayyarossa, sang bunga penyejuk jiwa. Penyaji trit informatif dan inspiratif.

KAMIS PAHING


Ya, hari ini adalah Kamis Pahing, hari di mana para siswa beserta guru, dan karyawan, wajib menggunakan busana adat Jogja. Demikian juga dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) seperti pegawai kantor pemerintahan Kota Jogjakarta misalnya. Jangan heran, bila di hari Kamis Pahing ini, kita akan temui petugas di kelurahan dan kecamatan memakai kebaya.


Kamis Pahing merupakan salah satu hari dalam penanggalan Jawa. Dalam penanggalan Jawa, hitungan hari dan neptu tidak didasarkan bulan, tapi "selapan" atau 35 hari. Untuk hitungan hari, sama dengan penanggalan hijriah, ada tujuh hari. Untuk neptu sendiri, ada lima, yaitu Pahing, Pon, Wage, Kliwon, serta Legi.



Siswa SMPN 14 Jogja tampak senang menggunakan baju adat, dokpri

Tradisi memakai baju adat Jogja ini pada awalnya hanya dipakai pada hari ulang tahun Kota Jogjakarta, yaitu pada 7 Oktober. Beberapa tahun kemudian (2014) setiap Kamis Pahing diputuskan memakai baju serupa.



HUT Kota Jogja di SD N Bhayangkara, dokpri

Eits, bukan sembarang aturan yak pemakaian baju gagrak Jogja ini. Pemakaian busana adat ini tertulis dalam Perwal Kota Yoyakarta yang ditandatangani pada bulan Maret 2014. Peraturan ini mulai disosialisasikan April 2014 dan mulai diterapkan 8 Mei 2014.

Wah, gercep banget ya Pemkot Jogjakarta ya GanSist? Perwal ini sudah dikaji sejak awal tahun 2014 GanSist, jadi udah mateng.


Dalam perwal ini juga disebutkan, bahwa pakaian adat gagrak Jogja yang digunakan adalah surjan lurik dan jarik bagi laki-laki, dan untuk perempuan adalah kebaya polos dan jarik. Pakaian ini dilengkapi dengan keris untuk laki-laki, sanggul untuk perempuan, dan juga selop.

Surjan yang dipakai tidak boleh bermotif bunga-bunga, karena motif bunga untuk keluarga keraton.

Untuk kain jarik juga demikian, tidak boleh mengenakan kain jarik bermotif parang besar, karena hanya untuk keluarga keraton juga. Untuk jarik ini pun ada aturan tentang wiru/lipatannya GanSist. Wiru ini biasanya berjumlah ganjil, mulai dari 3, 5,7, dan seterusnya. Untuk perempuan dibuat selebar dua jari dan menghadap ke kiri, sedangkan untuk laki-laki, wiru dibuat selebar tiga jari dan menghadap ke kanan. Demikian juga pemakaian arah lerek motif jarik juga ada sendiri.


Wah, untuk berpakaian saja, ternyata ada aturannya ya, GanSist?

Hal ini dilakukan untuk melestarikan budaya daerah, kata Bapak Haryadi Suyuti, walikota Jogjakarta. Budaya tradisional adalah tanggung jawab seluruh masyarakat, lanjutnya. Diharapkan, masyarakat bisa tahu bagaimana cara berpakaian adat yang benar. Yah, kalau orang bilang, "Wong Jawa aja nganti ilang Jawane."


Tak banyak yang tahu, mengapa dari sekian banyak hari dan neptu, hari Kamis Pahing yang dipilih sebagai hari berpakaian adat di Jogja. Sebenarnya, Kamis Pahing merupakan hari bersejarah bagi warga kota Jogja. Wah, ada apakah di hari Kamis Pahing ini ya?

Kamis Pahing adalah weton/hari lahir Kota Yogyakarta, dalam hal ini, hari Kamis Pahing merujuk pada hari berpindahnya pemerintahan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dari Pesanggrahan Ambarketawang ke keraton yang sekarang ini.

Nah, kalau dulu, untuk Kartinian biasanya sewa baju adat, untuk warga kota Jogja nih, sebaiknya beli atau bikin deh. Baju adat untuk anak sekolah bakalan dipakai tiga puluh lima hari sekali, kalau sewa .... Boros! Sebagai informasi, harga kebaya atau surjan yang standar kisaran lima puluh ribu rupiah saja, demikian juga dengan jariknya. Jarik pun bisa memilih, bisa yang jarik asli (kain panjang), atau jarik jadi. Kemarin ane beli satu stel baju adat hanya 80.000 saja GanSist, dan itu udah dipake sampai tiga tahun!
Nah, untuk anak sekolah, biasanya mereka memadu kebaya dengan rok panjang. Dan bila dirasa ribet, mereka tak mengenakan selop, tapi sepatu kets! Nah, ini adalah bukti bahwa baju adat bisa sipadukan dengan sesuatu yang modern dan tetap terlihat keren, 'kan?



Baju ini, satu stel hanya 80.000 rupiah loh



Wah, niat bener pemerintah kota Jogjakarta ya, Gansist. Demi mempertahankan budaya, mereka ikhlas beribet ria menggunakan pakaian adat Jogjakarta. Kalau kata bapak walikota sih, "Jangan dilihat dari ribetnya, jangan dijadikan beban."



Yah, apa pun perbuatan, bila dilakukan dengan senang hati, pasti ngga akan jadi beban, ya ngga GanSist?

Nah, buat GanSist yang ada di Jogja, semangat mempertahankan tradisi dan budaya, ya. Buat Gansist yang ada di luar Jogja, bagaimana cara mempertahankan budaya di daerah kalian? Boleh loh sharing di sini. Dan kalau kalian mau lihat anak sekolah pake kebaya, yuk datang ke Jogja di hari Kamis Pahing! Sijamin Jogja akan bertabur kebaya dan surjan!


Sekian trit dari ane, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan.

Sumber:
1. Opini pribadi
2. Dokumentasi pribadi
3di sini
4. di sini

Jogja, Kamis Pahing, surya kaping enem, wulan kaping kalih, 2020

Dari ane yang sebenernya ingin ikutan Kamis Pahingan, tapi udah gak sekolah dan bukan pe en es😭😭😭.
Diubah oleh mayyarossa 13-03-2020 12:56
sebutik.online
anvalz
mentarisfr
mentarisfr dan 19 lainnya memberi reputasi
20
3.3K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan