i.am.legend.
TS
i.am.legend.
Pemerintah Batalkan Rencana Ekspor Ratusan Ribu APD ke Korsel


Pemerintah Batalkan Rencana Ekspor Ratusan Ribu APD ke Korsel

Pemerintah membatalkan rencana ekspor sekitar ratusan ribu alat pelindung diri (APD) ke Korea Selatan. APD tersebut disalurkan untuk kebutuhan para petugas medis dalam negeri untuk menangani pasien virus corona atau Covid-19. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Muhammad Khayam mengkonfirmasi mengenai pembatalan ekspor tersebut. Dia menyebut, APD tersebut diproduksi dan diekspor oleh salah satu perusahaan yang beroperasi di kawasan berikat di Pulau Jawa.

"Benar akan ekspor, tapi batal dan diteruskan ke delam negeri karena lebih membutuhkan," kata Khayam kepada katadata.co.id, Selasa (24/3).

Khayam mengatakan, ekspor tersebut memang sudah direncanakan lama, jauh sebelum permintaan masker dan APD di dalam negeri meningkat signifikan karena pandemi corona. Dia menyatakan, saat ini ada sekitar 25 produsen masker dan 23 produsen APD di Indonesia. Sebelum isu wabah corona membesar, produsen tersebut memang lebih banyak menggantungkan penjualannya ke pasar ekspor lantaran penjualannya di pasar dalam negeri sangat kecil. Ketika isu corona merebak dan permintaan masker dan APD di Indonesia naik drastis, kapasitas produksi pembuat masker tersebut tak siap menampung lonjakan permintaan.

"Oleh karena itu, kami sedang membahas bagaimana pabrik tekstil ikut mengkonversi kapasitasnya untuk memenuhi demand saat ini. Ini sedang kami hitung kebutuhan dan kemampuan industrinya," ujar Khayam. Penghitungan ini menurutnya mencakup sejumlah hal dari sisi bahan baku hingga pembahasan mengenai standar kelayakan kesehatan produk. "Ini yang sedang kita cari alternatif, termasuk mengkaji kemungkinan mengenai relaksasi," kata dia. Kemenperin menyerahkan APD yang batal diekspor itu kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).BNPB lalu mendistribusikan 40 ribu APD ke pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan kardus berlogo perusahaan APD merek Korea Selatan namun bertuliskan Made in Indonesia. Kepala BNPB yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengajak Kemenperin untuk mendorong industri dalam negeri memproduksi APD, masker, hand sanitizer dan kebutuhan lain dalam menghadapi pandemi corona.

Doni mengatakan bila industri dikerahkan maka tak perlu ada impor berbagai produk tersebut. "Semua industri yang berpotensi untuk mendukung penanganan Covid-19 ini akan dioptimalkan," kata Doni. Dia memperhitungkan, Indonesia membutuhkan jutaan APD jika pandemi corona berlangsung dalam waktu lama. Untuk itu, pasokan di dalam negeri harus dipastikan cukup. Hingga hari ini, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 telah menyalurkan 105 ribu unit APD yang merupakan produksi dalam negeri. Beberapa produsen rencana mengekspor APD tersebut ke berbagai negara, namun pemerintah mencegahnya dan meminta mereka memprioiritaskan kebutuhan domestik.

Sementara itu, para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan kesanggupan memproduksi masker dan APD. Namun, produksi masker dan APD saat ini terganjal kebijakan safeguard dan bea masuk terhadap bahan baku impor. Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan berharap ketentuan safeguard dan bea masuk bahan baku impor tak berlaku untuk produksi masker dan APD. Sehingga produsen tekstil dapat memasok kebutuhan masker dan APD dalam negeri dengan kualitas baik dan harga yang lebih terjangkau.
sumber

********

Clear ya. Jangan cuma baca judulnya. Baca baik-baik beritanya. Setelah itu share berita ini ke semua kenalan agar mereka paham apa yang terjadi.

Untuk pembuatan masker dan APD, ada beberapa bahan utama yang masih harus impor dari luar karena produksi dalam negeri hanya sanggup memasok 10% dari kebutuhan. Itupun masih terganjal regulasi bea masuk khusus. Makanya sekarang tengah dikaji solusi tepat agar produksi masker dan APD di Indonesia bisa segera dikebut tanpa ada halangan dari peraturan impor barang.

Presiden sendiri telah memerintahkan agar seluruh pabrik atau produsen APD dan masker di Indonesia menghentikan dahulu ekspor ke luar negeri mengingat kebutuhan dalam negeri juga meningkat pesat dan butuh pemenuhan dengan segera.

Wajar jika kelangkaan masker dan APD di Indonesia begitu terasa, sebab ketika kebutuhan masker dan APD di Indonesia belum banyak karena Covid-19 belum menyerang Indonesia, semua produksi dalam negeri sudah full kapasitas buat memenuhi permintaan yang melonjak drastis dari luar negeri.

Adapun jika harus memproduksi diatas produksi maksimal harus dapat ijin dari pihak terkait, baik itu dari Memperindag maupun Menkes. Ini yang jadi kendala. Semua saling terkait, tidak bisa asal produksi.

Produsen-produsen bahan kain seperti Sritex juga menyatakan siap atas perintah Presiden untuk segera memproduksi APD dan masker dengan jumlah jutaan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang begitu mendesak, asal bahan utama seperti polymer bisa mudah masuk Indonesia saat ini. Kalau tidak, maka mereka hanya akan memproduksi APD dan masker dibawah standar medis.

Kedepan, seluruh produksi masker dan APD dijadwalkan mulai memproduksi besar-besaran bagi kebutuhan dalam negeri.

Semoga kabar baik ini menjadi penyemangat mereka yang menjadi pejuang utama di garda depan demi menyelamatkan hidup orang lain. Tak ada lagi RS yang mengeluh kekurangan APD. Tak ada lagi perawat yang menangis karena tak mendapat APD yang layak. Tak ada lagi perawat yang memakai kantong plastik untuk menggantikan APD yang langka.

Semoga wabah ini segera cepat berlalu.
Aamiin....

*******
Laporan Pandangan Mata

Baru tadi TS ke Puskesmas Kecamatan di wilayah TS. Ngobrol sama dokter sambil periksa. TS kaget mereka pakai jas hujan Elmon**, padahal Pemerintah pusat udah ngasih jatah Pemprov DKI Jakarta itu 40.000 APD, Rapid Test, dan masker.

Jawaban dokternya :

APD banyak yang belum kebagian katanya. Mungkin dibagiinnya ke RS RS.

Padahal ada RS yang dikelola pemerintah pusat, ada RS Darurat yang dikelola pemerintah pusat, dan itu beda jatahnya dengan RS yang dikelola Pemprov DKI Jakarta. Lantas kemana APD-APD itu?

Masker gak ada sama sekali buat masyarakat Jakarta. Kemana masker-masker jatah masyarakat yang disalurkan ke Pemprov DKI Jakarta?

Ditanya soal Test massal Rapid Test di Jaksel sesuai berita, dokternya juga gak tau sama sekali itu dimana. Soalnya gak dengar kabar sama sekali.
Lantas dimana diadakan Rapid Test massal itu?

Amburadul.
Kalau Rapid Test hanya dilakukan pada ODP atau PDP, lantas bagaimana orang yang kira-kira ada gejala? Bahkan Puskesmas Kecamatan aja gak punya alatnya.


Hei Anies!!!!
Bagaimana ini Boss???????

Diubah oleh i.am.legend. 25-03-2020 05:08
anasabilasebelahblog4iinch
4iinch dan 15 lainnya memberi reputasi
16
4K
79
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan