Jargon "Kebersihan Sebagian dari Iman" ternyata bukan omong kosong. Sebenarnya dari zaman wabah pes yang disebabkan tikus, kusta hingga lepra kebersihan selalu di tekankan untuk semua umat manusia.

Sumber dari segala sumber penyakit adalah kotoran, kenapa sih ada larangan makan bangkai hewan jenis tertentu nah sekali lagi ane tekankan fungsinya hanya untuk menghindari dari bahaya penyakit. Tapi manusia seakan membully larangan-larangan tersebut bahkan di jadikan joke yang dianggap lucu.



Kenapa darah di larang untuk di konsumsi, untuk apa binatang di sembelih? Pertanyaan itu jawabannya sama untuk menghindari dari berbagai macam virus dan bakteri yang berada di dalam tubuh hewan, terkadang ada saja yang bilang kan dimasak sekian derajat celcius virus mati, bakteri mati wong kalau dulu kita pakai kayu bakar kan ga paham berapa derajat dari panasnya api. Zaman sekarang memang ada pengukur suhu, tapi banyak orang malas menerapkannya ketika masak udah keliatan mateng langsung di makan. Jadi apa salahnya kita selalu berhati-hati dalam kebersihan.





Kenapa di eropa covid-19 cepat menyebar? Sedikit cerita bahwa orang eropa itu malas mandi sudah turunan dari nenek moyang mereka. Maka jangan heran perfume mahal pun banyak tercipta disana, untuk menangani bau badan ya tinggal semprot-semprotpun beres. Cuci tangan, atau yang berkaitan dengan air seakan tidak di anggap penting.

Bahkan buang air besar dan kecilpun mereka tidak pernah menggunakan air, seakan-akan gaya hidup seperti itu adalah gaya hidup modern dan sehat. Padahal faktanya disitulah banyak terdapat sumber penyakit.



Hutan di tebang berganti dengan gedung tinggi adalah sumber penyakit baru bila terjadi yang namanya banjir, dimana sampah-sampah pun berteman dengan manusia hingga memberikan efek diare.

Kotoran-kotoran di udara pun sengaja di cemarkan oleh manusia dengan alasan revolusi Industri, maka bumi pun membuat antybodi dengan virus yang bernama covid-19.





Manusia di paksa untuk di kembalikan ke fitrahnya, dimana dahulu berpakaian tertutup khas orang-orang suci dianggap kuno, bercadar pun dianggap ninja tapi kini semua orang menutupi badannya dengan plastik serupa lontong. Masker pun sebagai kewajiban layaknya seorang yang bercadar. Kenapa manusia tak berfikir bahwa semua kini berbalik?

Hal yang di cemooh kini malah di ikuti, cuci tangan, tidak bersentuhan tangan, hingga memangkas jarak satu meter dengan orang terdekat. Wanita-wanita karir di paksa untuk lebih banyak dirumah bersama sikecil, manusia di paksa untuk merenung dan berdiam diri layaknya dahulu banyak orang suci yang bertapa kegoa-goa. Menghindari keramaian untuk sejenak merenung tujuan hidup di dunia.



Bagi kaum yang berfikir ini adalah waktu untuk memperbaiki diri, bagi yang merasa sombong ini adalah waktu untuk jumawa dengan panik buying memborong makanan yang ada dengan hartanya, hingga akhirnya mencari untung ketika masyarakat panik dengan harga jual tinggi.

Terlihatlah sifat manusia, siapa yang ikhlas, siapa yang dagelan, siapa yang pasrah, siapa yang berusaha. Covid-19 adalah simulator ketika bencana hebat menyapu dunia.

Dan nampaknya bumi sudah mempersiapkan diri, saat ini bumi hanya sedang demam hingga polusi yang mengotori tubuhnya akibat ulah manusia pun kini dapat teratasi tapi bagaimana kalau bumi terkena penyakit kronis? Bumi akan menshut down dirinya dan di refreshkan kembali. Bila itu terjadi apa yang dilakukan oleh manusia?





Maka manusia akan kembali ke fitrahnya, membersihkan diri dan mensucikan diri dengan memperbanyak mengingat akan yang namanya "Mati". Saya c4punk see u next thread.