ndutsetiawanAvatar border
TS
ndutsetiawan
Agatha Christie, Inspirasi Misteri Tak Akan Habis


Berbicara atau menulis kisah tokoh yang menginspirasi banyak orang, itu gampang-gampang susah.

Meskipun karena rasa kedekatan yang kental sebagai anak pribumi Jepara. Kisah nenek moyang yang bukan hanya menginspirasi anak turun bahkan menjadi sumber inspirasi dan kajian banyak orang di muka bumi. Karena kekurangan diri penulis, maka kisah Tiga Wanita Perkasa dari Jepara ternyata tidak lolos review di event Kaskus kali ini.

Baiklah, hal itu tidak akan membuat patah arang penulis.

Maka, hari ini, di antara sejuk AC yang meniupi kuduk penulis, membuat suasana jadi penuh misteri dan rasa ingin tahu yang kental. Dengan nekat sedikit ancang-ancang, penulis mengangkat kisah Ratu Misteri sebagai tokoh inspiratif bagi penulis yaitu : Agatha Cristie.


diolah dari wikipedia.com


Agatha Christie adalah penulis novel misteri yang paling terkenal di dunia. Terlahir di Inggris dengan nama Agatha Miller atau Dame Agatha Mary Clarissa Christie pada tanggal 15 September 1890. Menikah dua kali, dengan Kolonel Archibald Christie mempunyai anak satu yaitu Rosalind Hicks. Kemudian menikah dengan arkeolog Sir Max Mallowan.

Agatha meninggal pada tanggal 12 Januari 1976. Namun karya yang paling laku sepanjang masa. Novel-novelnya terjual lebih dari satu milyar eksemplar dalam bahasa Inggris dan satu milyar lagi dalam 45 bahasa asing ( data tahun 2003 ).

Ia menerbitkan hampir 80 novel lebih yang mengangkat tokoh Hercule Poirot dan Miss Marple.

Latar belakang pekerjaannya sebagai apoteker dan mengikuti perjalanan suami keduanya, banyak memberikan pengaruh atas karya-karyanya.

Kisah misteri atau kisah kriminal yang mengambil plot pembunuhan akibat diracun, juga setting cerita Timur Tengah, seperti novel Pembunuhan di Sungai Nil.

*

Banyak novel Agatha yang sudah aku baca. Juga dengan novel yang difilmkan seperti Pembunuhan di atas Orient Express, Pembunuhan di Sungai Nil dan Kereta 4.50 dari Paddington.

Novelnya sudah aku baca, filmnya sudah aku tonton juga.

Hanya, aku merasa kurang sreg dengan tokoh Hercule Poirot, lelaki tua pendek rapuh dari Belgia yang selalu bangga dengan kumis hitamnya yang besar melintang, tidak bisa ditampilkan sesuai penggambaran tokoh di novelnya.

Aku, sebenaenya paham dan memaklumi, untuk karya dari novel diangkat ke film memang membutuhkan banyak penyesuaian, belum lagi motif bisnis yang harus dihitung cermat.

Lepas dari semua itu, aku sangat mengagumi karya Agatha ini.

Hampir dari semua novel yang aku baca, pasti aku selalu gagal menebak siapa pembunuh atau penjahat sesungguhnya.

Mungkin, karena kurang cerdas, atau memang BEGITU LIHAInya, Agatha membuat alur cerita yang menarik dan membangkitkan rasa penasaran pembacanya.
Sehingga selama dalam pwrjalanan membaca, pembaca secara tidak sadar berusaha menggabung-gabungkan semua kejadian, membaca secara detail, adegan-adegan mana yang merupakan petunjuk penting yang mengarahkan kepada penjahat atau pembunuhnya.

Dan, hasilnya, pembaca seperti aku pribadi selalu salah oleh kesimpulan atau tebakan sendiri.

Karena begitu manis dan halusnya Agatha berhasil membawa imajinasi pembaca ke arah yang semakin jauh dari tersangka sesungguhnya.

*

Membaca novelnya, dari pengalaman sebelumnya menyesakan dada, aku sudah membulatkan tekad untuk tidak terpengaruh lagi. Dari awal selalu sudah bersiap-siap jangan sampai terpengaruh oleh " sesatan kesengajaan" dari penulis. Sudah pasang kuda-kuda, tapi hasilnya tetap saja aku terkecoh. Seperti novel yang sangat berkesan yaitu Sepuluh Anak Negroini.

Dari awal pembunuhan, aku sudah terjebak untuk menarik kesimpulan yang salah. Satu demi satu, tokoh itu menemui kematian penuh misteri.
Yang sangat kurang ajar( gemes sekali )
Pembunuh sesungguhnya adalah tokoh yang sudah dimatikan dari awal.

*

Aku ingin sekali membuat cerita seperti ini. Penuh misteri, penuh teka-teki. Membuat pembaca selalu penasaran dan kemudian kecewa ketika tebakannya salah.

Kemampuan bercerita Agatha adalah sudah tingkat dewa bagiku. Apa pun yang ditulis. Apa pun alibi, apa pun penjelasan dan motif di akhir cerita selalu logis dan masuk akal.

Tinggal aku merasa terkecoh untuk sekali lagi.

Kehebatan Agatha menginspirasiku untuk menulis meski dengan genre yang sangat jauh berbeda.
Aku menyukai cerita silat, maka novel yang kubuat adalah berupa cerita silat.

Gaya alur misteri Agatha aku tuangkan di dua novel cerita silatku yaitu:
Pendekar Jari Sakti

dokpri
.


dan


Mestika Cakar Naga


dokpri



Aku mengikuti gaya Agatha meskipun secara 1% saja kehebatannya tidak mampu aku adopsi dengan baik.

Aku menulis dua novel silat itu, seakan merasa masih dangkal memberikan sentuhan misteri dan teka-tekinya. Entah bagi para pembaca novelku, apakah merasakan hal yang sama denganku?

Aku masih belum merasa puas, jauh panggang dari api!


Tapi sekali lagi tidak mengapa, aku akan selalu belajar terus. Dan aku mempunyai keinginan lagi membuat novel silat dari ide Sepuluh Anak Negroyang favorit itu.

Novel silatku nanti, aku beri judul :
Undangan Maut

saja.

Semoga, semua keinginanku terlaksana, bukan muluk ingin seperti Agatha Christie, namun setidaknya, calon pembacaku bisa membanting-banting HPnya karena salah menebak penjahatnya seperti aku dulu.


Hayo, yang mempunyai pengalaman seperti aku, mengaku!

Atau kamu ternyata lebih cerdas dari akuemoticon-Turut Berdukaemoticon-Cape d...emoticon-Mewekemoticon-Mewek
Selamat siang

JAGAT ALIT
Diubah oleh ndutsetiawan 06-05-2020 20:52
sebelahblog
infinitesoul
nona212
nona212 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.1K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan