Hai Gansis, apa kabar? Bagi kalian yang mempunyai passiondi bidang sastra tentu tak asing, bukan, dengan sosok Helvy Tiana Rosa? Wanita kelahiran Medan, 2 April 1970 ini adalah satu dari sekian banyak sastrawan wanita yang paling berpengaruh saat ini.

sumber gambar

Kakak kandung dari Asma Nadia (baca: sastrawan wanita juga) ini banyak sekali meraih penghargaan baik di dalam maupun di luar negeri, di antaranya adalah termasuk ke dalam The 500  Most Influential Moslems in The World, Royal Islamics Studies Center, Jordan, 2009-2011. Selain itu juga pernah dinobatkan sebagai Ikon Perempuan Indonesiaversi majalah Gatra, 2007.

sumber gambar

Ane sendiri mengenal beliau berikut karya-karyanya dari majalah Annida, majalah remaja islami yang sempat booming di tahun 1997 hingga tahun 2000-an. Di mana beliau menjabat sebagai pimpinan redaksi.

koleksi pribadi

Majalah ini mempunyai kesan tersendiri bagi ane. Karena dari salah satu rubriknyalah ane mengenal bagaimana cara menulis karya fiksi. Dari membaca cerpen-cerpen Annida ini, minat ane untuk menulis tumbuh, bahkan sampai ikut bergabung dengan komunitas Forum Lingkar Pena.

Forum Lingkar Pena sendiri didirikan oleh Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Maimon Herawati, dkk pada tahun 1997. Sebuah forum kepenulisan yang beranggotakan ribuan orang dari berbagai kalangan dari seluruh pelosok nusantara. Bahkan FLP berkembang hingga ke mancanegara. Mereka ini bukanlah penulis "yang sudah jadi"/sastrawan, tapi hanyalah calon-calon penulis.

sumber gambar

Pada perkembangannya, dari komunitas ini banyak melahirkan penulis-penulis baru--mayoritas perempuan--yang kemudian aktif menulis di berbagai media, bahkan banyak yang telah menerbitkan buku sendiri. Begitu fenomenalnya FLP saat itu sehingga Helvy dan FLP dijuluki sebagai "Lokomotif Penulis Muda Indonesia"oleh koran Tempo. Dan berbagai kalangan sepakat mengakui bahwa komunitas ini telah memberikan sumbangsih bagi dunia kesusastraan Indonesia.

Satu lagi kekaguman ane pada sosok Helvy Tiana Rosa, yaitu saat karya-karyanya diakui oleh plagiator. Namun, tak pernah menyurutkan semangatnya dalam berkarya. Karya-karyanya semakin cetar, baik itu puisi, cerpen, novel. Bahkan dua bukunya yang berjudul Tanah Perempuan dan Juraga Haji terpilih sebagai Karya Sastra Unggulan dari Badan Nasional Pendidikan (BNSP). Beliau juga pernah mendapat penghargaan Satyalencana Karya Satya dari Bapak Presiden pada tahun 2016.

Kini, beliau juga merambah dunia perfilman dengan memproduseri film Ketika Mas Gagah Pergi yang merupakan salah satu cerpen terbaiknya. Ada juga yang terbaru yakni film Hayya.

sumber gambar

Bagaimana, Gansis, luar biasa bukan semangat dan kontribusi beliau dalam dunia sastra modern? Semoga saja dengan mengenal profil Helvy Tiana Rosa lebih dekat, semangat menulis kita pun ikut membara. Asah terus penamu. Pantang surut dalam berkarya.

Malang, 2 Maret 2020

Penulis: Ina Sendry

Sumber: Opini Pribadi, linklink