dianasywaraAvatar border
TS
dianasywara
Istri yang (tak) Sempurna
Penulis : DiaNasywAra
#RepostFromKBM
=============================

Adam memandangi pasangan itu dari balik kemudi. Ayu--wanita yang disia-siakan selama ini--siapa sangka bisa menjadi begitu cantik, bersinar dengan binar bahagia yang tak pernah meredup dari sumringah senyumannya.

Mengikuti jejak pandangan kepada siapa tatapan itu dipanahkan, seorang lelaki dengan pendar cinta yang sama berdiri di sana.

Hati adam bergetar. Betapa rasa yang dia peluk belum juga luntur, meski menahun. Penyesalan dan cemburu selalu setia mengikuti, kemana pun kakinya melangkah. Hati dan perasaannya hancur.

***

"Hari ini juga, akan kuceraikan kamu!" bentak Adam.

"Mas sadar dengan apa yang Mas Adam ucapkan?"

"Iya, memang ini yang terbaik!"

"Terbaik untuk siapa?! Untuk wanita itu? Aku tahu, Mas Adam berubah karena dia!" Gemetar suara Ayu menahan gelegak kesedihan yang bercampur dengan emosi.

"Tahu apa kamu! Jangan melemparkan kesalahan pada alasan lain. Memang kita sudah tidak cocok. Dari awal begitu!"

"Istighfar, Mas. Sekali Mas Adam mengucapkan kata-kata cerai itu, haram tubuhku untuk kau sentuh!"

"Siapa yang peduli. Memang itu tujuanku." Adam meninggalkan Ayu.

Wanita sederhana yang telah memberinya satu putra itu terlihat pias, tampak menyedihkan. Namun, hati Adam sudah tak tersentuh. Baginya, perpisahan adalah hal yang paling dia inginkan.

Ayu terduduk, menepuk dadanya yang sesak. Hilang sudah kesempatan untuk memperbaiki rumah tangga yang telah mereka jalani selama sepuluh tahun. Adam, lelaki yang menjadi imamnya memilih wanita lain.

***

Palu hakim diketuk, sebagai tanda terpecahnya ikatan suci dua anak manusia. Menyisakan tangis untuk yang berduka, dan tawa bagi yang mengingini.

Berjarak beberapa ratus meter dari pengadilan agama, seorang wanita tersenyum puas. Obsesinya untuk memiliki Adam seutuhnya selangkah lagi akan terwujud. Tidak sia-sia dia menampakkan diri sebagai wanita yang sempurna. Dia selalu melengkapi apa yang dikeluhkan Adam terhadap istrinya, agar terlihat sempurna di mata lelaki itu.

Dari kejauhan, Adam berjalan mantap melangkah ke arahnya. Ketika melihat seorang anak lelaki berlari dan memeluk kaki Adam, Wanita itu bergeser ke balik pohon. Meskipun samar, dia bisa menangkap tangisnya.

"Ayah, jangan tinggalin Reno," isak anak lelaki itu. Sepertinya dia mengerti apa yang terjadi.

Adam berjongkok mengusap kepala Reno. Seorang anak lelaki, hadiah dari Tuhan yang telah menemani hari-harinya selama tujuh tahun.

"Ayah tidak pergi, kita cuma pisah rumah saja."

"Ayah ... masih ayah Reno, khan?" tanyanya dengan sorot mata memohon.

"Sampai kapan pun Reno tetap anak ayah, bukankah kita keluarga?" ucap Adam, merengkuh anaknya ke dalam pelukan.

"Keluarga itu saling menemani, bukan meninggalkan."

Terhenyak, Adam memandangi putranya.

"Ayah akan selalu ada, jika Reno butuh," bujuknya.

"Janji?"

"Janji! Tuh, Ibu sudah menunggu. Sana ke Ibu!" perintah Adam.

Dengan lesu, Reno berjalan ke tempat ibunya menunggu.

"Mas Adam, nanti kamu bisa ajak Reno bermalam di rumah kita, setelah kita menikah nanti." Wanita itu menghampiri Adam.

"Kamu nggak keberatan, Sayang?"

"Mana mungkin aku keberatan, anakmu kan anakku juga, Mas!" seru wanita itu, sambil mengelap keringat yang jatuh di kening Adam.

"Kamu memang wanita terbaik yang pernah kutemui," ucap Adam sambil mengecup kening perempuannya.

***

Siapa sangka, wanita sempurna yang diimpikan Adam jauh dari kenyataan. Hanya butuh enam bulan, sifat asli wanita yang sempat mengalihkan dunianya itu terlihat, sedikit demi sedikit.

Dia merindukan perhatian Ayu mantan istrinya, yang selama ini dia yakini sebagai penuntut. Dia merindukan masakan-masakan Ayu yang dulu dia pikirnya hanya makanan rumahan yang terlalu sederhana. Dia sangat merindukannya, bahkan harum sambel kemangi itu masih tercium hingga sekarang. Dia juga sangat merindukan bagaimana pakaian kerja telah licin disetrika di pagi hari, pun sepatu yang disemir mengkilap. Pun celotehan-celotehannya, yang selalu dianggap sebagai perempuan yang cerewet.

Semua yang dia dapati sekarang sangat berbeda. Wanita yang menjadi istrinya itu lebih sibuk dengan dunianya. Bak sosialita, bergaul dengan wanita sepantaran. Tak ada waktu untuk memperhatikan tetek-bengek suaminya.

Adam menyesal, cuma bisa bertahan selama tiga tahun untuk berusaha mengerti. Dan ketika dia memilih untuk meninggalkan wanita itu, dia mendapati bahwa Ayu telah dipersunting oleh lelaki yang jauh lebih mapan dibanding dirinya.

Dia mengutuk diri, menghabiskan sisa hidup dengan sesal yang tak pernah habis. Sesal yang mengikis habis perasaan bahagia, karena kemanapun dia melangkah, dan bersama siapa pun itu, tak pernah lagi didapatinya seorang wanita yang seperti Ayu.

- End-

Makassar, 13 Februari 2020
Diubah oleh dianasywara 23-02-2020 01:30
NadarNadz
nona212
tien212700
tien212700 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.6K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan