TS
darmawati040
[Love Letter 4] Dari Gadis Hangat Untuk Hati yang Dingin
Spoiler for Instagram Dhara.ara:
Langit saat ini sedang menangis. Entah kenapa, guyurannya kerap menerangkanmu dalam ingatanku. Inikah sebabnya banyak orang berkata, hujan itu identik dengan rindu? Ada pula yang mendramatisirnya lebih dari itu. Akan tetapi, bagaimanapun pendapat mereka, bagiku, hujan adalah kamu.
Oh ya, ini surat cinta pertama yang kutulis di bulan Februari. Surat cinta untukmu yang jauh dan entah sedang bahagia atau terluka. Yang kutahu, sikapmu padaku masih sama dinginnya. Hm, hujan kian deras saja, nih. Tidak hanya di luar rumah, tapi juga di kedua mataku. Ah, kenapa aku menangis? Karena mengingatmu? I don't know!
By the way, how are you, Dear? I hope you're always okay. And, did you know? My heart still hugs you. No matter how painful it may be to be ignored. Hey, tidakkah menurutmu ini menyakitkan? Tapi sudahlah, bukankah rasa sakit bagian dari nikmat? Ya, anggap saja begitu.
Tak terhitung berapa lama aku dan kamu tak lagi saling bertukar cerita. Tidak lagi saling meramaikan notifikasi di masing-masing acount media sosial kita. Juga tidak saling tahu siapa sosok yang menjadi alasan aku, kamu, tertawa. Benar begitu?
Pernah sekali, dua kali, hingga berulang kali. Aku mengirimimu pesan singkat melalui Whatsapp. Sayangnya, yang kudapat hanya centang dua berwarna biru. Setelahnya, foto profilmu menjadi gambar kosong. Wah, sebegitu ingin menjauhnya dirimu dariku.
Hey, Dear ...
Diam-diam aku masih mengekorimu, loh. Ya, diam-diam saja. Karena, jika aku tampak, kamu pasti akan lebih menjauhkan diri sejauh-jauhnya. Sebenarnya, kamu tidak perlu melakukan itu. Tidak perlu sembunyi atau menghilang dari pandanganku.
Dengan tidak menjadikanku bagian dari pendengar keluh kesah, tangis tawa, serta berderet-deret kisah hidup yang kamu alami saja, sudah cukup membuatku merasa berjarak ribuan kilo denganmu.
Namun, meski begitu. Meski jarak aku dan kamu sejauh yang kusebutkan di atas, tetap saja, kamu tertinggal di sini. Di relum terdalamku. Ah, bukan! Tepatnya, akulah yang tetap memenjarakan bayangmu di sini. Mungkin, menurutmu ini sedikit gila. Tapi tak apa, itulah kenyataannya. Sepenting dan seistimewa itu dirimu bagiku.
Sedikit cerita,
Suatu ketika, aku mendapatimu tengah tertawa dengan mereka yang tidak kutahu siapa. Aku hanya berdiri menatapmu dari jarak jauh. Menikmati ceria wajahmu di saat sedang gembira. Aku jadi ingin bertanya, apakah kamu benar bahagia, tanpaku?
Jika, iya. Itu bukan hal buruk, juga tidak sepenuhnya baik. Why? Karena, salah satu dari kita tentu meneteskan tangis begitu deras. Selain itu, ia juga harus bersusah payah mengemas rindu yang memenuhi dadanya, tanpa tahu harus dilepaskan di mana.
Mencintaimu memang tidak selalu menyenangkan. Tetapi, tidak memiliki perasaan cinta juga pasti sangat membosankan. Thank you, Dear. Kamu telah memberi pelangi dalam hidupku. Walau lebih dominan hitam dan abu-abu. Hkhk š
Dear, jika nanti kamu lelah dan tak dipedulikan dunia, datanglah. Aku akan tetap menjadi teman paling hangat untuk hidup dan mimpi besar kecilmu. Semoga selalu dalam lindungan-Nya, ya. Salam cinta serta rindu dariku.
Oh ya, aku punya pesan penting untukmu. Tolong dibaca dengan senyum paling indah. š
Quote:
Jalan pulang itu masih sama. Hanya saja, terlihat sedikit lebih indah usai diguyur hujan. Genangan-genangan kecil di aspal, memantulkan cahaya lampu malam yang menenangkan. Jika penasaran, sesekali, pulang dan temui saja aku. Tetapi, supaya kamu tidak terlalu memikirkan seperti apa indah jalannya, akan kutunjukan sekarang.
Spoiler for Dokpri:
Bagaimana? Keren, kan? Hm, sejujurnya, sampai saat ini, aku masih ingin menjadi sosok yang memberimu tenang. Juga masih ingin menjadi orang paling menyenangkan di hidupmu yang terkadang bertemu kelam.
Ok, sekian surat cinta yang di dalamnya terselip uneg-uneg. Aku harap tidak membuat suasana hatimu yang tenang jadi berantakan. š
Bima, 09 Februari 2020
tien212700 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
2.3K
38
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan