WardahRosAvatar border
TS
WardahRos
4 Kuliner Surabaya yang Bikin Kangen
Kuliner Nusantara


1.      Rawon

       Si Black Soup yang ngangenin. Bahan utamanya adalah daging sapi. Kuahnya berwarna hitam alami dari bumbu yang ditambahkan keluwak (kepayang). Yang tidak boleh ketinggalan adalah topping taoge pendek (kurang Endessh kalau belum ada si cebol itu).

        Yang ngangenin dari kuliner ini justru tidak bisa kalian dapati di warung-warung ataupun restoran terkenal.

       Bagi sebagian orang‒emak-emak terutama‒harga daging sapi terasa mahal. Maka untuk menjaga ketahanan pangan dan kesehatan keuangan rumah tangga, para emak menyiasati bahan daging sapi dipadukan dengan blonceng (kundur atau beligo), kadang pakai labu siam.

Spoiler for Blonceng atau beligo:

       Blonceng atau Beligo sudah sangat jarang di pasar tradisional, sehingga labu siam (orang Surabaya menyebutnya Manisa) lebih sering dipakai.

Spoiler for Manisa atau Labu siam:


       Nah, Rawon versi ekonomis inilah justru yang ngangenin. Karena khas dibuat oleh para Ibu, membuat para perantauan merindu kampung halaman. (Tsaaa bahasanya emoticon-Ngakak)
 
2.      Tahu Tek


       Kemarin ada yang tanya tentang kuliner ini. Benar Tahu Tek juga terkenal di Surabaya. Bahan utama adalah rebusan tauge, potongan tahu dan telur, juga lontong. Yang ngangenin itu suara “Tek tek tek!” yang dihasilkan oleh gunting yang dipakai untuk memotong bahan-bahannya. Jadi kalian tahu, ‘kan asalnya kenapa diberi nama Tahu Tek. Orang Surabaya memang se-simple itu. emoticon-Malu
 
3.      Tahu Campur

       Tahu memang sering dipakai dalam kuliner Surabaya. Tahu yang ini berpadu dengan daging sandung lamur, perkedel singkong, mi kuning, daun selada, tauge, tidak ketinggalan si lontong. Topping-nya kerupuk dan bawang goreng.

Spoiler for Daging sandung lamur:


       Yang ngangenin itu rasa kuahnya. Kebanyakan kuliner Surabaya itu pakai petis. Tiap restoran nanti cita rasanya berbeda-beda, tinggal menurut selera kalian saja yang paling cocok yang mana.

       Pengalaman yang nyebelin. Ada sebagian kecil pedagang itu memakai daging torpedo (alat reproduksi pejantan). Nah, di Islam (sebagian ulama) torpedo ini haram. Lagi pula banyak juga penikmat kuliner ini yang laki-laki enggan memakannya, karena seperti jeruk makan jeruk, iiih saru emoticon-Malu.

Kalau ketemu daging seperti itu, langsung selera menurun drastis. Bagi sebagian orang mungkin menyukainya, tapi saya pribadi tidak suka.
      
 
 
4.      Sego Sambel


       Sebenarnya nama lain sego sambel adalah Penyet. Istilah ini justru populer belakangan, sekitar tahun 2000-an. Sego berarti nasi, sambel adalah sambal. Nasi sambal ini yang jadi primadona adalah sambalnya. Bisa bermacam-macam menurut ciri khas tiap warung.  Tinggal lauknya yang mengikuti selera pemesan.

       Namun, untuk istilah sehari-hari orang Surabaya lebih terbiasa menggunakan kata Penyetan, tinggal digandeng dengan lauk yang diminta. Misalnya: penyet lele, penyet ayam, dan sebagainya.

       Fakta mengejutkan tentang sambal

Tahu tidak kalau jaman penjajahan dulu harga budak belian itu ditentukan oleh seberapa enak sambal bikinannya? Selain sambal, nasi goreng juga menu favorit para bule Belanda (orang Surabaya sebut mereka Londo).


Sumber: opini pribadi dan wikipedia.org
Diubah oleh WardahRos 31-01-2020 12:50
nurulnadlifa
han766
nona212
nona212 dan 52 lainnya memberi reputasi
53
8.8K
152
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan