TS
adepras76
KUMPULAN PUISI DAN PROSA
Kumpulan Puisi dan Prosa
Karya : A. Prasetyo
Duhai senja ... betulkah engkau yang tak pernah sombong?
Meski jauh dan sulit untuk direngkuh
Namun tak pernah angkuh atau bermuram muka
Menyapa pada siapa pun makhluk yang ada di bumi Tuhan
Duhai senja ... adalah engkau yang tak pernah pilih kasih?
Tak ada mahluk yang kau larang 'tuk nikmati indahmu
Meski hanya sebatas semburat jingga yang hadir hanya sekejap
Membuat netra tak mampu untuk mengerjap
Duhai senja ... tahukah engkau jika diri ini merindu
Saat lembayungmu tak lagi menyapa bumi, karena entah
Bosankah atau marahkah engkau?
Pada kami yang tak pandai untuk bersyukur atas karunia-Nya
Duhai senja ... saat kau hadir kembali, ingatkanlah kami
Bahwa kau ada bukan untuk sekadar dinikmati
Namun juga harus disyukuri
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
**
Bumi Siwalan, 270719
A. Prasetyo
Aku, kamu dan juga mereka
Sesama lakon yang tercipta nyata, tak fana
Latar, watak, alur dan naskah cerita
Pun, durasi yang mesti diperankannya
Tersenyumlah saat tiba bahagia
Usah lah ragu menangis, jika sedih mendekap sukma
Merenunglah untuk mencoba mengurai makna
Namun, tetaplah bersyukur untuk semua rasa
Diri tersadar ada dosa dalam tutur dan kata
Terbersit khilaf dalam setiap hembusan nafas
Terselip iri saat bergaul dan bercanda
Tersirat dengki yang kadang berujung culas
Hingga tiba saat usai sebuah cerita
Tanpa blurb atau sekadar sinopsis yang menyerta
Yakinlah, tak ada kisah yang tanpa makna
Senantiasa ada ibroh pada insan yang mau mencerna
**
Bumi Siwalan, 230619
Oleh : A. Prasetyo
Tatapan-tatapan sinis
Dari mereka yang berwajah berpura manis
Dengan ucap seakan seorang moralis
Berbingkai etika yang telah terkikis
Bak penjajah berbalut devide et impera
Tak peduli bahwa sejatinya kita bersaudara
Terus menerjang meski tanpa peluru
Merangsak menderu walau tak berbau mesiu
Di manakah duhai tuan berada
Saat bangsa ini kembali terluka
Oleh segelintir ulah manusia
Yang mengatasnamakan kepentingan rakyat semata
Duhai tuan, tak perlu darah kembali mengalir
Jangan biarkan netra munculkan bulir
Kita bangsa se tanah air
Lembutkan nurani dan juga pikir
Sungguh tak perlu lagi angkat senjata
Karena hanya akan menambah duka
Pasrahkan, saatnya bersama kita berkarya
Percayalah ada Allah yang tahu segalanya
**
Batavia, 220519
Oleh : A. Prasetyo
Dedaunan layu membisu
Jemari terkoyak tanah meretak
**
Dalam duduk bersila, 251019
Oleh : A. Prasetyo
Awan bergayut usai berarak
Katak enggan beranak
**
BG_Teknika, 281019
A. PRASETYO
NIKMATI SENJA
Karya : A. Prasetyo
Duhai senja ... betulkah engkau yang tak pernah sombong?
Meski jauh dan sulit untuk direngkuh
Namun tak pernah angkuh atau bermuram muka
Menyapa pada siapa pun makhluk yang ada di bumi Tuhan
Duhai senja ... adalah engkau yang tak pernah pilih kasih?
Tak ada mahluk yang kau larang 'tuk nikmati indahmu
Meski hanya sebatas semburat jingga yang hadir hanya sekejap
Membuat netra tak mampu untuk mengerjap
Duhai senja ... tahukah engkau jika diri ini merindu
Saat lembayungmu tak lagi menyapa bumi, karena entah
Bosankah atau marahkah engkau?
Pada kami yang tak pandai untuk bersyukur atas karunia-Nya
Duhai senja ... saat kau hadir kembali, ingatkanlah kami
Bahwa kau ada bukan untuk sekadar dinikmati
Namun juga harus disyukuri
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
**
Bumi Siwalan, 270719
MAKNA SEBUAH CERITA
A. Prasetyo
Aku, kamu dan juga mereka
Sesama lakon yang tercipta nyata, tak fana
Latar, watak, alur dan naskah cerita
Pun, durasi yang mesti diperankannya
Tersenyumlah saat tiba bahagia
Usah lah ragu menangis, jika sedih mendekap sukma
Merenunglah untuk mencoba mengurai makna
Namun, tetaplah bersyukur untuk semua rasa
Diri tersadar ada dosa dalam tutur dan kata
Terbersit khilaf dalam setiap hembusan nafas
Terselip iri saat bergaul dan bercanda
Tersirat dengki yang kadang berujung culas
Hingga tiba saat usai sebuah cerita
Tanpa blurb atau sekadar sinopsis yang menyerta
Yakinlah, tak ada kisah yang tanpa makna
Senantiasa ada ibroh pada insan yang mau mencerna
**
Bumi Siwalan, 230619
JANGAN BIARKAN INDONESIA KEMBALI MENANGIS
Oleh : A. Prasetyo
Tatapan-tatapan sinis
Dari mereka yang berwajah berpura manis
Dengan ucap seakan seorang moralis
Berbingkai etika yang telah terkikis
Bak penjajah berbalut devide et impera
Tak peduli bahwa sejatinya kita bersaudara
Terus menerjang meski tanpa peluru
Merangsak menderu walau tak berbau mesiu
Di manakah duhai tuan berada
Saat bangsa ini kembali terluka
Oleh segelintir ulah manusia
Yang mengatasnamakan kepentingan rakyat semata
Duhai tuan, tak perlu darah kembali mengalir
Jangan biarkan netra munculkan bulir
Kita bangsa se tanah air
Lembutkan nurani dan juga pikir
Sungguh tak perlu lagi angkat senjata
Karena hanya akan menambah duka
Pasrahkan, saatnya bersama kita berkarya
Percayalah ada Allah yang tahu segalanya
**
Batavia, 220519
BUMIKU MENGERING
Oleh : A. Prasetyo
Dedaunan layu membisu
Jemari terkoyak tanah meretak
**
Dalam duduk bersila, 251019
MENANTI HUJAN TIBA
Oleh : A. Prasetyo
Awan bergayut usai berarak
Katak enggan beranak
**
BG_Teknika, 281019
nona212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.6K
5
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan