skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Lawang Sewu, Megahnya Sejarah Hegemoni Masa Lalu
dok.pribadi

Setelah mengekplorasi kota Jogja dengan segala keindahannya, perjalanan kali ini saya mengambil rute Jogja-Magelang menuju ke ibukota Jawa Tengah, yakni kota Semarang.

Melewati tol Bawen yang panoramanya elok nan mengasyikkan, membuka perjalanan ke tengah kota Semarang yang menyimpan gambaran sejarah masa lalu.

Perjalanan terarah mengikuti google mapmenuju Lawang Sewu yang ikonik, terbentang megah di Jalan Pemuda yang lalu lintasnya padat. Sedikit perlu waktu untuk menemukan tempat parkir yang sesuai. Halaman ruko setelah Gedung Lawang Sewu bisa dijadikan alternatif untuk memarkir kendaraan karena padatnya pengunjung pada masa libur.

dok.pribadi

Rasa penasaran atas cerita sejarah yang berpadu dengan sisi lain misteri tak terungkap, membuat saya ingin berkunjung ke bangunan yang telah direstorasi dengan indah ini.

Tiket masuk yang dikenakan pada pengunjung dewasa adalah 10.000 rupiah, anak-anak dan pelajar 5000 rupiah. Jam kunjungan mulai pukul 07.00 hingga 21.00. Petualangan melintasi ruang waktu sejarah begitu terasa saat menginjakkan kaki memasuki bangunan legendaris yang tak pernah sepi pengunjung.

Berawal dari fungsinya sebagai kantor pusat kereta api Hindia-Belanda yang dikenal dengan nama Indische Spoorweg Maatschappij(NIS), bangunan ini pertama kali difungsikan pada 1 Juli 1907.

dok.pribadi

Bangunan ini memiliki banyak pintu dan jendela. Letaknya yang berderet, membuatnya mendapatkan julukan sebagai "Lawang Sewu" atau pintu seribu, padahal aslinya jumlahnya tidak mencapai angka tersebut tapi untuk memudahkan penyebutannya orang-orang menyebutnya dengan angka seribu atau "sewu". Maaf, saya tidak sempat menghitung jumlahnya secara pasti, karena keterbatasan waktu dan ada tempat yang ditutup untuk pengunjung. Pintu-pintu yang berderet pararel di hampir setiap ruangnya, memberikan nuansa yang unik. Meski pada awalnya memang digunakan untuk memudahkan proses koordinasi antar staf saja.

dok.pribadi

Menyimpan sejarah panjang perkereta apian Indonesia di setiap sudutnya, kita bisa menjelajah perpustakaan dan melihat detail ilustrasi stasiun dan kereta api masa lalu hingga saat ini. Jauh berbeda dengan museum Kereta Api di Ambarawa yang menampilkan secara langsung model model kereta api uap yang pernah digunakan terdahulu, di Lawang Sewu kita akan diajak berimajinasi tentang sebuah hegemoni yang melahirkan karya indah yang bisa bertahan hingga detik ini dan menyimpan untaian sejarah panjang Hindia Belanda hingga beralih ke pendudukan Jepang yang dramatis.

Lantai marmer yang menghampar membuat suasana terasa dingin, meski awalnya ada aroma pengap saat menyusuri lorong dan beberapa ruangan yang ada. Menapaki tangga utama menuju lantai dua, kita akan dibuat terpesona dengan kaca mozaik berwarna-warni yang menyajikan gambaran gadis berbaju merah di sebelah kiri dan gadis berbaju biru di sebelah kanan dengan lingkaran uap ditengahnya.

dok.pribadi

Point of viewyang ikonik ini tak ayal lagi diserbu oleh para pengunjung untuk bergantian mengabadikan moment kunjungan mereka ke Lawang Sewu. Khusus untuk lantai dua pada bangunan ini, saat ini resmi ditutup untuk dimasuki oleh pengunjung. Jadi, ada baiknya kita mentaati apa yang dilarang di sana.

Salah satu ruangan yg ditutup. Di dalam, ada beberapa kembang disajikan dimeja. Aroma mistik tercium kental/dok.pribadi

Konon, menurut beberapa cerita yang pernah saya dengar, ada banyak kejadian pengunjung yang tiba-tiba kesurupan. Benar atau tidaknya kisah itu, namun ada baiknya kita mentaati peraturan. Lebih baik untuk tidak nekad main terobos portal yang sudah dirantai. Jangan sampai kita merusak aset-aset berharga yang sudah berusaha di restorasi dengan hati-hati. Sebab, ada banyak bangunan kuno yang menyimpan banyak sejarah, justru dirusak oleh berbagai aksi vandalisme dari tangan-tangan yang tak bertanggungjawab.

dok.pribadi

Tapi jangan berkecil hati, kita tetap bisa naik ke lantai dua pada bangunan di sampingnya tanpa khawatir dikejar penjaga. Karena lantainya dibuka bebas untuk pengunjung.

Bangunan di lantai dua ini berupa ruangan dengan kusen pintu tengah pararel dari ruang ke ruang, dan daun pintu lipat di pinggiran lorongnya. Angin semilir terasa sejuk saat menyapukan pandangan ke sekitar tempat ini, sangat klasik. Mau berfoto selfie, wefieatau prewedding juga dipersilahkan.

dok.pribadi

***
Cerita mulut ke mulut yang santer terdengar mengacu pada ruang bawah tanah yang dikabarkan "angker". Entah bagaimana kebenarannya, saya sendiri juga tidak pernah tahu. Yang jelas saat ini ruang bawah tanah juga sudah resmi ditutup untuk pengunjung.

Ambil logika positifnya saja, bisa jadi ruangan terendam air yang pada awalnya difungsikan sebagai pendingin alami bangunan itu pada saat ini mungkin tidak layak dikunjungi karena pengap, minim oksigen dan licin yang bisa mengakibatkan cedera. Well, think positive.

dok.pribadi

Untuk yang ingin melepas penat dan mengisi perut, disediakan tempat makan dengan menu yang bisa anda pilih plus bonus menikmati suasana vintageyang membuat kita melewati batas masa dan flash back seolah berada di masa itu.
Beberapa kereta api lama juga tampak mengisi halaman. Spot asik yang dikejar anak-anak untuk berfoto dan berlompatan.

dok.pribadi

Fasilitas mushola juga tersedia disini, tak perlu khawatir terlewat waktu beribadah saat berkunjung ketempat ini. Kita bisa rehat sebentar dan melanjutkan petualangan lagi.

***
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Karena kita belajar dari sejarah untuk tidak mengulang kesalahan dan melanjutkan perjuangan untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Jangan pernah lupakan sejarah!

Penasaran dengan jumlah pintu di Lawang Sewu? Silakan datang dan coba hitung sendiri.😜


Sampai jumpa di Lawang Sewu😉...


©Skydavee 2019
Diubah oleh skydavee 25-02-2019 05:07
3
3.1K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan